BUNGA BANGSAKU

The World Explorer

Mendulang Emas Dari Becak

Anda tahu becak? Angkutan manual tradisional Indonesia.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang berkembang, sampai saat ini mungkin di kota besar becak mulai di hilangkan. Tapi tidak di kota ku.

Aku tinggal di Kaliwungu-Kendal Jawa Tengah. Becak adalah angkutan tradisional yang sampai saat ini masih banyak orang yang menggunakannya. Karena jika angkot didaerahku hanya ada di siang hari, sedangkan malam hari adalah hanya ada dua angkutan, ojek dan becak.

Betapa beratnya jadi tukang becak, dengan maksimal tiga orang penumpang ia harus mengayun kedua pedalnya sejauh puluhan kilometer. Keringat dan panas teriknya matahari ia terima demi hidup keluarganya. Anaknya yang sekolah dengan biaya makin mahal, harga beras dan harga kebutuhan pokok lainnya yang semakin mahal, menambah panjang penderitaan dalam hidupnya. Tak jarang ia harus menginap di jalanan sambil menunggu penumpang.

Suatu pilihan hidup yang tidak bisa ditolak, menolaknya berarti keluarganya tidak makan. Menerimanya dengan lapang dada walaupun tubuhnya makin lama makin renta. Dalam lubuk hatinya ia berdoa selalu agar anaknya jangan jadi tukang becak, tapi jadi orang yang berbudi luhur dan dapat memberi nafkah kepadanya jika ia tidak mampu lagi untuk bekerja dan mengayun kedua pedal emasnya.

Bersyukurlah anda jika anda mungkin terlahir jadi anak orang kaya, tidak perlu berkeringat untuk meraih sesuatu.

Dalam keringat yang bercucuran ia berharap pada takdir untuk berubah dari keadaanya. Tapi ini Indonesia, siapa yang perduli pada tukang becak, dikota besar dimusnahkan, becak yang harganya 1 jutaan itu diangkut dengan kasar layaknya penjahat. Lalu dibakar dan dimusnahkan, tukang becak yang dalam pikirannya hanya memberi makan anak istrinya ditangkap seperti pencuri. Apakah mereka (satpol pp) tidak merasa bahwa mereka diberi gaji dari tukang becak yang bayar pajak tanah pada negara?

Sedangkan koruptor dan penjahat yang harusnya dihukum berat hanya dilepaskan begitu saja, bahkan penjara dijadikan hotel bagi mereka.

Kami butuh makan pak? untuk makan kami susah, ingin bekerja di pabrik tidak punya ijasah, yang punya ijasah pun harus membayar jutaan rupiah untuk dapat bekerja, entah di perusahaan swasta ataupun instansi pemerintah, apalagi jadi pns yang harus membayar puluhan juta.

Kami rakyat kecil, di otak kami hanya ingin kami bisa makan, tidak muluk-muluk, tidak seperti anda yang mungkin mengeruk jutaan uang negara untuk kekayaan pribadi anda.

Kalau anda wakil kami disana, usahakan kami bisa cari makan dengan mudah, harga kebutuhan pokok tidak mahal, dan harga biaya sekolah serta rumah sakit juga tidak mahal.

Tulisan ini adalah untuk bapakku, aku diberi makan dari jerih payahnya mengayun becak, aku sekolah dibiayai dari becaknya, kalau dihitung-hitung, uang untuk menyekolahkan aku dan memberi makan keluarga bisa untuk membeli emas bergram-gram.

0 komentar:

Pengikut