BUNGA BANGSAKU

The World Explorer

Mayat Berjalan di Tanah Toraja




Saya pernah mendengar tentang budaya Tanah Toraja, terutama tentang mayat berjalan. Kemudian saya menemukan blog yang membuat merinding bulu kuduk. Berikut ini ku kutip dari blog : onezimus.wordpress.com. Dan gambar nenek mumi tersebut ku dapat dari forum kaskus.

"Sebagai orang Toraja asli, saya sangat sering ditanya oleh teman2 tentang uniknya kebudayaan Tana toraja khususnya tentang fenomena mayat berjalan. saya sendiri lahir dan tumbuh besar di Tana Toraja sehingga saya mengetahui tentang adat & kebudayaan di Tana Toraja walaupun tidak menguasai secara keseluruhan tentang asal usul dan segala macam tetek bengek adat Toraja.

Cerita mayat berjalan sudah ada sejak dahulu kala. ratusan tahun yang lalu konon terjadi perang saudara di Tana toraja yakni orang Toraja Barat berperang melawan orang Toraja Timur. dalam peperangan tersebut orang Toraja Barat kalah telak karena sebagian besar dari mereka tewas, tetapi pada saat akan pulang ke kampung mereka seluruh mayat orang Toraja Barat berjalan, sedangkan orang Toraja Timur walaupun hanya sedikit yang tewas tetapi mereka menggotong mayat saudara mereka yang mati, karena kejadian tersebut maka peperangan tersebut dianggap seri. pada keturunan selanjutnya orang-orang Toraja sering menguburkan mayatnya dengan cara mayat tersebut berjalan sendiri ke liang kuburnya.

Fenomena “Mayat berjalan” itu saya sendiri pernah menyaksikannya secara langsung. kejadian tersebut terjadi sekitar tahun 1992 (saya baru kelas 3 SD). pada saat itu di desa saya ada seorang bernama Pongbarrak yang ibunya meninggal. seperti adat orang Toraja sang mayat tidak langsung dikuburkan tetapi masih harus melalui prosesi adat penguburan (rambu solo’). saat itu setelah dimandikan mayat sang ibu diletakkan di tempat tidur dalam sebuah kamar khusus sebelum dimasukkan kedalam peti jenasah. pada malam ketiga seluruh keluarga berkumpul untuk membicarakan bagaimana prosesi pemakaman yang akan dilaksanakan nanti. saat itu saya duduk di teras rumah maklum anak-anak jadi suka mondar mandir. namun setelah rapat selesai (sekitar jam 10 malam), tiba-tiba ada kegaduhan dalam rumah dimana beberapa ibu-ibu berteriak -teriak. karena penasaran saya berusaha melongok ke dalam rumah dan astaga sang mayat berjalan keluar dari dalam kamar, kontan saja saya dan teman2 saya berteriak histeris dan berlari menuruni tangga. saya berlari dan mendapatkan ayah saya sambil histeris ketakutan. setelah itu saya langsung dibawa pulang kerumah oleh ayah dan saya tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya. Keesokan harinya kejadian tersebut rupanya cukup heboh diperbincangkan oleh warga dan informasi yang saya dengar bahwa Pongbarrak yang melakukan hal tersebut. konon dia iseng aja untuk membuat lelucon pada malam itu.

Pada zaman sekarang sudah sangat jarang orang Toraja yang mempraktekkan hal tersebut walaupun masih banyak generasi yang memiliki ilmu seperti itu. akan tetapi mereka masih sering mempraktekkannya pada binatang seperti ayam atau kerbau yang diadu dalam keadaan leher terputus. Binatang seperti kerbau yang sudah dipotong kepalanya dan dikuliti habispun, masih bisa dibuat berdiri dan berlari kencang, mengamuk kesana sini!

Gelegar Krakatau Terdengar sampai Anyer


Setelah gunung merapi mereda, kini Anak Gunung Krakatau mulai beraktivitas dahsyat. Tiap hari mengeluarkan suara letusan.

Letusan Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda yang berjarak lebih dari 42 kilometer dari pesisir Pantai Anyer, Kabupaten Serang, Banten, mengejutkan warga sekitar.

"Letusannya terdengar sejak pukul 22.00 WIB, Jumat malam, dan sampai Sabtu dini hari. Letusannya masih terdengar," kata seorang warga Anyer, Kabupaten Serang, Eva Marbun, Sabtu (25/12/2010) dini hari.

Dia menjelaskan bahwa letusan keras Gunung Anak Krakatau sudah lima kali jika dihitung. "Letusannya bagi warga Anyer sudah hal biasa. Tetapi sebagian warga masih ada yang ketakutan," ujarnya.

Hal senada dikatakan Mirwan Affandi. Pemuda yang baru lulus dari sekolah menengah atas ini mengakui bahwa suara letusan Gunung Anak Krakatau (GAK) terdengar jelas jika malam hari.

"Letusannya jelas dan tak jarang letusan diikuti oleh dentuman yang menggetarkan kaca rumah warga," katanya.

Bagi Mirwan, suara letusan yang keluar dari gunung yang pernah meletus dan mengakibatkan tsunami pada tahun 1800-an itu merupakan keindahan dan anugerah.

"Semuanya kembali saya serahkan kepada Allah SWT. Suara letusan GAK tidak membuat saya dan keluarga di rumah merasa takut karena ini merupakan fenomena alam, yang harus diambil hikmahnya," katanya.

Sementara itu, warga Cinangka, Eva Gorda, menjelaskan bahwa selain suara letusan kerap terdengar, debu GAK hampir setiap hari mengotori teras rumahnya. "Setiap hari debunya menempel di teras dan atap rumah," katanya.

Data dari Pos Pemantau GAK di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, sepanjang aktivitas kegempaan meningkat dari level I ke II atau waspada sejak tanggal 28 Oktober 2010, suara letusan kerap terdengar disertai dentuman.

"Letusan, dentuman, dan getaran yang ditimbulkan GAK terdengar dan dirasakan sampai pos pemantau. Bahkan, ketinggian asap gunung tersebut pernah mencapai 1.700 meter," kata Kepala Pos Pemantau GAK Anton S Pambudi.

Sumber:kompas

Musim Panas Yang Bersalju


Aku heran nih. Sekarang musim apa? kemarau atau penghujan ya? Musim kemarau kok banyak hujan, kalau musim hujan kok panasnya seperti kemarau. Ternyata hal ini juga terjadi di luar negeri.

Cuaca ekstrem terburuk dan langka terjadi di Australia hari Senin (20/12/2010). Salju tiba-tiba turun menutupi sebagian benua yang seharusnya sedang mengalami musim panas itu. Desember yang cerah dan panas diselimuti salju dan memberi suasana Natal yang putih seperti di Eropa.

Saat ini posisi matahari sedang berada di selatan garis khatulistiwa. Benua Australia seharusnya masih mengalami musim panas. Begitu pula pulau-pulau paling selatan di wilayah Indonesia yang letaknya berdekatan dengan Australia, seperti Timor, Sabu, Rote, dan Sumba.

Meski demikian, musim panas Desember ini di Australia telah ditingkahi oleh perubahan cuaca yang ekstrem dengan turunnya salju dan hujan teramat lebat. Salju turun lebat di pantai timur Negara Bagian New South Wales dan Victoria sehingga banyak resor wisata—seharusnya panas pada akhir tahun—justru ditimbuni salju setebal 10 sentimeter (cm).

Banyak warga bingung dan setengah tidak percaya melihat salju turun pada musim panas, sebuah perubahan cuaca yang tiba-tiba. Hujan salju pada Desember adalah peristiwa alam yang tak lazim. ”Ini putih, semuanya putih,” kata Michelle Lovius, General Manager Hotel Kosciuszko Chalet di Charlotte Pass.

Lovius mengatakan, hal pertama yang terjadi pada Senin pagi adalah semuanya hening dan damai setelah salju turun dengan lebatnya. Sejak awal Desember, wilayah pegunungan New South Wales sedang mengalami puncak mekarnya bunga-bunga liar. ”Kami berharap hal itu (cuaca dingin) tetap bertahan selama lima hari agar kami bisa merayakan Natal yang putih,” katanya.

Istilah Natal yang putih (White Christmas) dalam tradisi Kristen hanya dikenal di Eropa atau negara di Kutub Utara, bukan di selatan seperti di Australia. Pada Desember, termasuk pada setiap hari Natal, 25 Desember, salju turun dengan lebatnya di Eropa dan Kutub Utara. Hujan salju di musim panas di Australia adalah hal yang aneh, sebuah pergeseran cuaca yang ekstrem.

Lebih jauh ke selatan Negara Bagian Victoria, kondisinya juga parah. Maureen Gearon, juru bicara Victorian Snow Report, melaporkan, Gunung Hotham diselimuti salju setebal 10 cm dan Gunung Buller tertutup lebih dari 5 cm. ”Semuanya tertutup salju, sebuah akhir tahun yang indah. Warga memakai topi Santa Claus di kepala mereka dan berfoto di salju,” kata Gearon kepada kantor berita AAP Australia.

Anjloknya suhu udara juga terjadi di Sydney, yakni menjadi hanya 13 derajat celsius, dari sebelumnya di atas 23 derajat celsius. Di bagian barat kota malah suhu telah turun menjadi hanya 9,8 derajat celsius. Angin yang mengandung uap air bertiup dengan kecepatan 100 kilometer per jam menyapu garis pantai.

Kondisi yang kontras juga terjadi di pantai barat. Banjir terburuk dalam 50 tahun terakhir mengisolasi kota Carnarvon, sekitar 900 km di utara Perth. Helikopter polisi terpaksa dikerahkan untuk menyelamatkan 19 orang dari atap sebuah bar karena banjir meninggi.

Ahli cuaca pun tercengang menyaksikan turunnya salju dan cuaca dingin, perubahan cuaca yang drastis. ”Ini kejadian tidak biasa, sekalipun itu di New South Wales dan Victoria yang berdekatan dengan samudra selatan,” kata Ahli Klimatologi Biro Meteorologi, Grant Beard.

Eropa belum pulih Badai salju dan suhu udara membeku di bawah nol masih terus melanda Eropa. Kekacauan transportasi terjadi besar-besaran di seluruh moda transportasi, baik laut, udara, maupun darat, termasuk angkutan berbasis rel. Kondisi ini telah berujung pada kematian puluhan orang.

Di Polandia saja sebanyak 29 orang meninggal. Mereka tewas membeku pada tanggal 19 dan 20 Desember lalu di tengah temperatur dingin, yang bahkan mencapai 20 derajat celsius di bawah titik nol, yang terjadi di beberapa tempat.

Di Austria tiga orang tewas membeku saat mencoba pulang ke rumah mereka pada malam hari. Di Finlandia sedikitnya empat orang tewas dalam kecelakaan lalu lintas saat badai salju melanda. Badai salju ini juga melumpuhkan transportasi di hampir semua kota di Eropa. Layanan kereta api dan penerbangan dihentikan. Demikian seperti dilansir harian Telegraph, Senin. (AP/AFP/REUTERS/CAL)

Samudra Baru Tengah Membelah Afrika


Para geolog yang melakukan penelitian di wilayah Afar, Etiopia, mengatakan bahwa 10 juta tahun lagi samudra baru akan terbentuk. Samudra itu akan memecah Afrika menjadi dua bagian.

Proses terbentuknya samudra baru sebenarnya telah dimulai dari tahun 2005 lalu. Saat itu, retakan sepanjang 60 kilometer terbentuk di Etiopia. Dalam jangka waktu 10 hari saja retakan sudah melebar hingga 8 meter. Perkembangan retakan ini cukup mengejutkan karena secara teori, dalam kondisi normal, retakan selebar itu baru bisa tercapai dalam 230 tahun.

Retakan tersebut disebabkan oleh dorongan batuan lunak dan panas dari perut bumi. Menurut para ilmuwan, adanya dorongan dari dalam menyebabkan permukaan bumi retak. Dalam kurun waktu 5 tahun belakangan diketahui bahwa retakan terus melebar.

Sejauh ini, erupsi yang terjadi di bawah tanah masih terus berlangsung. Akibatnya, pada akhirnya wilayah Etiopia dan Somalia akan terpisah dari Benua Afrika. Ketika dua wilayah terpisah, akan terbentuk selat yang kemudian berkembang menjadi laut dan pada akhirnya samudra.

"Hasil retakan akan memisah semakin jauh. Bagian selatan Etiopia dan Somalia akan terpisah, menciptakan pulau baru. Dan, kita akan memiliki Afrika kecil dan pulau besar lainnya yang terapung di Samudra Hindia," kata James Hammond, seismolog Universitas Bristol yang meneliti Afar.

Dr Tim Wright dari Universitas Oxford di Inggris mengatakan, "Ini hal yang sangat luar biasa." Sebelumnya, ketika menemukannya pada tahun 2005, ia mengatakan, "Retakan ini akan terhubung dengan Laut Merah sehingga bisa terisi air dan membentuk samudra."

Sumber:BBC

Misteri Penciptaan Alam Semesta


Beberapa waktu lalu dua ahli astronomi, yakni Roger Penrose dari Universitas Oxford dan Vahe Gurzadyan dari Yerevan State University di Armenia, mengemukakan teori baru alam semesta, yang pernah ditulis dalam artikel Kompas.com "Alam Semesta Sudah Ada Sebelum Big Bang".

Berdasarkan temuan adanya lingkaran konsentris kosmos, dalam teorinya kedua ilmuwan itu mengungkapkan bahwa alam semesta tercipta lewat sebuah siklus aeon. Setiap siklus diakhiri dengan sebuah big bang yang juga menjadi tanda berawalnya siklus baru.

Singkatnya, sebelum masa kita hidup sekarang, telah terdapat masa yang lalu. Masa lalu tersebut diakhiri oleh big bang yang dikenal sekarang, yang merupakan big bang terakhir sejauh ini. Nantinya, masa kita akan berakhir juga dengan sebuah big bang lagi.

Nah, masih berhubungan dengan teori baru itu, kini ada ilmuwan lain yang mengemukakan hal yang berkaitan dengan temuan Penrose dan Gurzadyan. Ilmuwan itu mengemukakan hal tersebut berdasarkan model alam semesta yang disebut eternal inflation atau inflasi abadi.

Dalam cara pandang tersebut, alam semesta yang kita tahu adalah sebuah gelembung yang ada dalam semesta yang lebih besar. Semesta tersebut juga diisi dengan gelembung-gelembung lain, di mana mereka memiliki hukum-hukum fisika yang mungkin berbeda dengan yang diketahui.

Menurut para ilmuwan itu, gelembung yang ada mungkin memiliki masa lalu yang penuh kekerasan. Mereka berdesakan dan meninggalkan "memar kosmos" sebagai hasil ketika satu sama lain bertabrakan. Jika hal itu benar, memar kosmos tersebut pasti bisa dilihat.

Stephen Feeney dari University College London, si ilmuwan yang dimaksud, menemukan bukti memar kosmos yang tampil dalam bentuk lingkaran dalam latar gelombang mikrokosmos. Ia menemukan empat lingkaran, bukti bahwa semesta kita telah bertabrakan paling tidak empat kali pada masa lalu.

Bagaimanapun, temuan itu adalah bukti pertama adanya semesta sebelum big bang. Beberapa ilmuwan menanggapi bahwa temuan ini bisa saja merupakan tipuan mata. Seperti yang diakui Feeney, "Lebih mudah melihat data statistik daripada mengamati data di CMB."

Ilmuwan mengatakan, satu-satunya cara untuk mengetahui kebenaran pendapat tersebut adalah menemukan data yang lebih baik. Jika beruntung, Planck Spacecraft yang kini tengah diperbantukan untuk mengamati latar lingkaran mikrokosmos dengan resolusi lebih tinggi bisa mengirimkan data itu.

Planck diharapkan bisa mengirimkan data yang dimaksud atau menemukan misteri yang lebih hebat lagi. Sementara para kosmolog nantinya akan mengolah dan menginterpretasikan data itu, kita bisa membaca hasil diskusinya.

sumber:kompas

Sementara para ilmuan mencari kebenaran penciptaan alam semesta....kita pusing mikir sesuap nasi...iya toh...

Serial Number Faststone Capture 6.5

Aktivitas blogging tak lepas dari capture screen. Nah, aku paling suka menggunakan fastone capture. Entah mengapa tiba tiba capture screen Fastone minta registrasi key.

Browsing di internet akhirnya ketemu juga nih.

Gunakan saja:

Name : web08_2010@yahoo.com
Registration code : APVMB-IDDIA-NCQCT-WCMUK

Aku pakai versi 6.7 dan berhasil juga.

Siapa tahu ini bermanfaat untuk anda...Salam blogger yah..

Misteri Siluman Evdo Smart

Puas pakai kartu Aha, tapi nggak enak di ongkos nih. 4000 rupiah per hari. Aktivasi paketnya harus login di websitenya. Nggak ada gratisannya. Kalau pas pingin akses situs yang rada rada mesum gitu langsung ada tulisan besar bahwa kita dilarang mengakses situs yang berbau pornografi....wah jadi malu juga.

Nyobain temen lama lagi yaitu Smart, akupun dibuat kaget...mak bedunduk...ujug ujug....Dulu sinyal nya di tempat kediamanku seperti siluman cdma 1x, kini beranak pinang ada sinyal evdo nya. Tapi jika si siluman evdo muncul, kecepatannya sungguh nggilani.....nggegirisi....membuatku heran dan takjub....wis pokoke ter heran heran lah...

Akupun coba donwload film rada mesum dikit....sebesar 18mb. Eh lha....nyampe 50 kbps. Tak cubit pipiku ternyata bukan mimpi di pagi hari. Tapi karena sinyal evdo nya siluman (kadang ilang dan muncul), akupun cari alat bantu nangkep sinyal...yaitu magic jar istriku yang rusak, kan ada logam besar sebesar panci. ternyata fungsi juga tuh alat. Kumasukkan modem evdo ku yang masih ngutang (jujur nih)ke dalam logam tersebut. Wah sinyal evdonya rada stabil....

Maklum, hobinya ngenet, modal pas pasan, utang banyak...yah seadanya. Yang penting aktivitas bloggingku lancar. Siapa tahu aku bisa beli mobil gara-gara blogging(ngimpi bos).

Berikut ini gambar yang ku tangkap dengan menggunakan fastone screen capture..Ku uji di dua website http://speedtest.net dan http://whatismyip.com.




Posisiku di are Kendal Jateng. Sebelah barat Kota Semarang.

Mencoba Koneksi Internet Kartu Perdana Aha Di Kendal

Sebenarnya aku sangat malas berkunjung ke Semarang, apalagi ke Matahari Plaza lantai 5. Sebab, aku tidak seperti orang kota sih, tampangku tampang pedesaan. Dengan berbekal rasa penasaranku pada iklan koneksi internet Aha di TV, jadi juga ke Semarang. Dengan ajak teman plus ngasih bensin 2 liter, akhirnya bisa kudapat juga perdana Aha yang super langka di daerah Kendal. Dengan Perdana Mahal Rp 15ribu berisi pulsa lima ribu, kubeli dan ku kantongi.

Tinggal cari modem cdma evdo nya, kucari se antero lantai 5 Matahari swalayan, modem dual frekuensi 800mhz dan 1900 mhz. Takut kalau kecewa kalau pakai paketan dari Aha. Akhirnya kudapat modem Telebit evdo dengan harga murah 375rbu.

Modem ini bisa semua frekwensi cdma kecuali ceria. Setelah kucoba dirumah, ternyata nggak bisa buat voice. Wah sial nih, susah. Akhirnya kucoba mengaktifkan perdana Ahanya. Makin susah, karena pakai sms saja nggak ada respon dari Aha, maupun dari 4444. Pusing....akhirnya aku pakai teman lama yaitu Smart untuk koneksi ke situsnya Aha untuk register dan aktivasinya.

Setelah register dan aktif, kucoba lagi pakai buat koneksi internet. Dan ternyata lumayan juga. Dengan sinyal bar 3-4 cdma 1x kudapat kecepatan sekitar 130kbps, dan ketika sinyal evdo muncul, aku dapat kecepatan 140 kbps.

Ternyata tak seperti yang ku harapkan ya. Hanya segitu di daerahku. Atau mungkin karena jauh dari BTS evdo ya? Wah yang jelas di area Kendal jangan harap koneksi super cepat dari operator seluler....jauh semua dari sinyal evdo, hsdpa, ataupun 3g.

Tapi kalau buat browsing dan sedikit downloding saja, Aha enak juga nih, nyampe 20kbps. Masih lebih cepat dari Smart ( posisi daerah ku ).

Yang aneh dari Aha nih, di paket perdana Aha aku baca "gratis akses internet seharian setelah mengisi pulsa minimal 25 ribu rupiah" kucoba mengisi pulsa 25rb...ternyata masih motong saldo. Busyet....entah kenapa jadi memotong saldo ya?

Wah, masih pakem dan manteb pakai Smart kalau urusan bonus gratisan. Isi pulsa 5orb...langsung dapat sms "internet gratis anda sampai tanggal sekian..."

Alangkah bagusnya kartu Aha itu kalau mudah registrasinya(aktivasinya), mudah cek saldonya, mudah dapetin gratisannya (langsung dapat sms konfirmasi gratisan ketika isi ulang pulsa nilai tertentu), hanya itu kekurangan yang aku dapatkan.


Speed Aha dengan Sinyal EVDO 4 bar, paket standart (time base)





Gambar speed Aha tanpa sinyal EVDO, paket Standart (Time Base)



Aku hanya curhat nih, dan sharing pengalaman. Jangan tuntut aku ya, kalau ada yang salah dari tulisanku ini.

Misteri Kematian Syeikh Siti Jenar Dan Ajarannya


Setuju atau tidak, kehadiran mistik Syekh Siti Jenar telah mewarnai kehidupan mistik Kejawen. Mistik ini memang unik dan banyak menimbulkan kontro versi. Terlebih lagi, ketika Syekh Siti Jenar berbicara tentang Tuhan dan kematian, mungkin dapat mengundang kebencian. Namun, sebagai sebuah wacana kultur mistik kejawen hal ini pun patut diketahui. Ada yang berpendapat bahwa ajarannya termasuk golongan keras, bukan lembut dan sejuk. Dia lebih banyak menyampaikan mistik tajam, bukan lembut.
Berbicara tentang Syekh Siti Jenar dalam konteks mistik memang sering diperdebatkan. Setidaknya, banyak pihak selalu meneror bahwa dia penganut ajaran sesat. Dia menyimpang dari petuah wali. Sementara itu, ada juga yang masih angkat topi terhadap paham mistik dia. Paling tidak, yang setuju ini akan berkilah bahwa Syekh Siti Jenar bukan penganut mistik yang sesat.

Memang, belakangan sempat muncul dua versi kematian Syekh Siti Jenar – yang mengimplikasikan dia berada di pihak yang salah atau benar. Pertama, di kalangan pesantren selalu ditekankan bahwa kematian Syekh Siti Jenar dihukum pancung. Alasan hukuman adalah ajaran dia yang dianggap menyesatkan masyarakat. Kedua, seperti yang pernah dikisahkan Abdul Munir Mulkan dalam bukunya Ajaran dan Jalan Kematian Syekh Siti Jenar (2002) dan Achmad Chodjim dalam bukunya Syekh Siti Jenar, Makna Kematian (2002) - dia mati karena memilih kematiannya sendiri. Proses semacam itu, senada pula dengan kematian pujangga besar Jawa R. Ng. Ranggawarsita – di satu pihak ada yang mengisahkan dia mati terbunuh dan di lain pihak di mati karena mimilih jalan kematiannya.

Bagi pemerhati mistik kejawen, yang penting bukan pada masalah ajaran Syekh Siti Jenar sesat atau tidak, melainkan perlu dipahami – mengapa Siti Jenar memandang dunia se-bagai “alam kematian”. Sedangkan para Wali Sanga tidak demikian halnya. Inilah tesis mistis Siti Jener yang luar biasa di zamannya. Karena, dia justru telah jenius memikirkan hidup sebagai hakikat. Dia super cerdas dan lebih berpikir tasawuf atau mistis ketimbang berpikir yang lugas.
Mari kita renungkan ajarannya tentang hidup dan kehidupan secara mistis. Dia berpendapat bahwa hidup yang selalu sedih, sengsara, kebingungan, dan sejenisnya adalah penjara. Ini bukan hidup di alam kehidupan, melainkan hidup di alam “kematian”. Manusia yang demikian sedang terpuruk dalam kematian hidup. Manusia yang terdegradasi nilai, yang curang, yang keras, yang korup, dan sebagainya adalah manusia yang telah mati menurut Siti Jenar. Jika demikian, berarti dunia ini telah dipenuhi berjuta-juta mayat yang kotor, bangaki yang amis, dan struktur kehidupan yang mati tak karuan pula. Tak sedikit mayat yang kejar-kejaran mengais rejeki yang haram. Tak sedikit pula mayat yang berebut kedudukan. Apakah asumsi mistis semacam ini sesat???

Dia berpendapat bahwa di era kematian ini, manusia terikat oleh pancaindera. Kondisi ini bukan eksistensi yang sesungguhnya. Hidup nyata baru akan ditemukan setelah mati. Di sana keadaan terang benderang, dan semua hal yang mengandung kebaruan. Manusia tak lagi harus didampingi siapa-siapa. Manusia akan hidup mandiri. Siti Jenar berpandangan bahwa hidup setelah mati lebih indah dan lebih segalanya. Karena itu, dia rindu kematian. Dia sangat rindu terhadap alam real ketika dia belum jatuh ke kematian. Dia ingin kembali dalam keadaan suci atau semula, ketika belum kotor.
Untuk itu, Siti Jenar mengajarkan bahwa hidup manusia akan mengalami proses mistis. Ajaran dia, tersimpul ke dalam lima pokok wejangan, yaitu :

1.Ajaran asal-usul kehidupan atau Sangkan Paraning Dumadi,
2.Ajaran tentang pintu kehidupan,
3.Ajaran tentang tempat manusia esok hari yang kekal dan abadi,
4.Ajaran alam kematian yang sedang dijalani manusia sekarang,
5.Ajarang tentang Yang Maha Luhur yang menjadikan bumi dan angkasa.

Kalau demikan, apakah ajaran dia memang gelap? Tidak. Dari lima jalan kehidupan yang dia ajarkan, jelas positif. Yang menjadi masalah, mengapa dia selalu mendapat “cap merah” ketika itu? Mengapa konteks ajaran demikian membuat wali sanga marah? Pasalnya, ajaran Syekh Siti Jenar yang demikian dianggap tak sejalan dengan ajaran wali.

Kiranya, semua itu yang keliru adalah penerapan mistik Siti Jenar yang disalah artikan. Tak sedikit memang orang yang menerima wejangan dia, lalu berbuat onar, bernuat jelek, bunuh diri, dan seterusnya. Pendek kata, tak sedikit di antara mereka yang segera ingin mati, karena hidup di kelak kemudian hari justru lebih sempurna. Kalau begitu, yang keliru adalah cara menjalani ajaran Siti Jenar, bukan ajaran itu sendiri. Cinta mati kan sebenarnya bagus, tetapi jika mereka segera ingin mati dengan jalan tak wajar, ini yang salah. Padahal, sejauh pemahaman saya, Siti Jenar tak mengajarkan orang harus bunuh diri, ini masalahnya.

Guru Mistik Sejati

Syekh Siti Jenar sesungguhnya tergolong guru midtik yang brilian. Dia guru mistik sejati yang tahu berbagai hal. Dia juga dikenal sebagai guru sekaligus wali yang menyebarkan Islam Jawa di tanah Jawa secara kontekstual. Dasar penyampaian ajarannya adalah realita, karenanya dalam berbagai hal ada yang disesuaikan dengan kondisi Jawa. Karena itu, ketika Ki Ageng Pengging tidak mau sowan ke Demak Bintara sebagai pembangkangan atas ajaran Siti Jenar, peristiwa ini masih perlu ditinjau lagi. Bukankah di dalam karya berjudul Syekh Siti Jenar itu, Ki Ageng Tingkir juga telah mengingatkan secara politis terhadap tindakan Ki Ageng Pengging??

Dalam kaitan itu, Ki Ageng Pengging memang menjadi manusia bebas. Ia hidup di bumi Tuhan, bukan bumi Demak. Paham semacan ini, kalau dipahami secara politis tentu akan keliru. Paham ini perlu diterjemahkan dari aspek mistis bahwa hakikat hidup memang kebebasan itu. Manusia bebas hidup di mana saja. Manusia bebas menentukan apa saja, sejauh dalam kerangka Tuhan. Kalau begitu apakah pandangan Ki Ageng Pengging atau Ki Kebokenanga itu salah? Tokoh yang semula tergores mistis dalam syair Semut Ireng lalu ada baris berbunyi : kebo bongkang nyabrang kali Bengawan (kerbau besar yaitu Kebokenangan yang menyeberang ke sebelah barat Majapahit), sebenarnya mulia. Dia pernah lari dari Majapahit, karena tak mau mengikuti ajaran yang disampaikan Sabdopalon dan Nayagenggong.

Itulah sebabnya, dengan mengikuti paham Siti Jenar, Ki Kebokenanga tidak taku menghadapi resiko hidup. Hidup bagi dia adalah pilihan. Kematian bagi dia bukan hal yang sengsara, andaikata harus menerima hukuman mati. Bahkan menurut dia, takdir baginya sulit ditunda. Bagi dia, yang selalu dikendalikan Yang Maha Kuasa. Biarpun utusan Demak datang, dia tidak takut menhadapi bahaya. Karena, di situlah dia berjuang untuk hidup. Dalam perjuangan itu, jika selesai tugas kejiwaannya akan segera kembali ke alam aning anung yaitu alam bahagia, tentram, abadi.
Yang menarik lagi dari pandangan dia adalah persoalan belajar (berbudaya). Jika hewan berdasarkan insting, manusia Jawa mengikuti guru. Dalam pandangan Islam Jawa, setidaknya ada empat macam guru :

1.Guru Ujud, yaitu seorang guru biasa, seperti guru di sekolah, guru mengaji, dsb.

2.Guru Pituduh, yaitu guru yang bertugas memberi petunjuk kepada murid-muridnya.

3.Guru Sejati, yaitu guru yang memahami hakikat hidup. Guru ini akan mengajarkan bagaimana menempuh jalan kematian, kesempurnaan, kelepasan.

4.Guru Purwa, yaitu guru yang tertinggi. Ia ibarat manifestasi Tuhan. Dia mengetahui kodrat dan iradatnya.

Tampaknya, Syekh Siti Jenar meletakkan dirinya pada guru sejati dan guru purwa. Hal ini tampak pada pembahasan tentang kematian dia. Masalah proses dan makna kematian, digambarkan dari aspek psikologi Islam Jawa. Proses kematian dan maknanya ditinjau dari aspek kehidupan kejiwaan (psikologi Jawa), manusia harus melepaskan nafs (napas), napas adalah batin (rasa) yang keluar masuk dalam raga. Nafs terdiri dari tujuh tataran kejiwaan, yaitu : jiwa al amarah, jiwa lawwa-mah, jiwa mulhamah, jiwa mutmainah, jiwa spiritual, jiwa lubbi-yyah (kosmik), dan jiwa rahsa (nirwana).

Jiwa al-amarah yang berfungsi mengoperasikan organ tubuh, tak sekedar membuat orang marah. Jiwa lawwamah, yaitu jiwa yang letaknya lebih dalam lagi, lebih halus, yang ketika orang tidur akan menciptakan mimpi yang menembus ruang dan waktu. Jiwa mulhamah yaitu batin manusia yang menyebabkan mereka dapat menerima petunjuk Tuhan. Jiwa mutmainah, yaitu batin manusia yang tenang. Jika ini diaktifkan manusia Jawa akan mampu melihat apa yang disebut clairvoyance, yaitu obyek atau peristiwa di luar fisik (metafisik). Namun, jiwa ini masih bersifat semu, misalkan kenikmatan seksual, misalkan suami impoten atau isteri figrid nyatanya tak diperoleh kenikmatan. Berarti masih lahiriah atau batin semu.

Jiwa spiritual, yaitu batin manusia yang mampu melakukan kontak dengan alam gaib. Dalam masyarakat Jawa, tradisi semacam ini dinamakan alam supena, alam mimpi yang mempengaruhi jiwa manusia mampu menerawang terhadap kejadian mendatang. Batin ini ke arah futuristik atau jangka (ramalan), orang Jawa menyebut ngerti sadurunge winarah. Artinya mengetahui yang bakal terjadi. Misalkan lagi, gerak pikiran (batin) merasa nikmat secara otomatis. Ketika kita harus menganggukkan kepala, menyembah, melambaikan tangan pada saat berhubungan dengan orang lain, adalah wacana batin spiritual. Jiwa lubbiyyah (kosmik), telah meninggalkan alam pikiran, masuk ke alam intuisi. Kehidupan tak dapat selalu melalui kesadaran panca indera. Misalkan saja ketika orang berdzikir atau pun meditasi, mereka merasa hilang, yang ada hanyalah halusinasi dan ilusi. Dari sini orang akan menerima wisik. Jiwa rahsa (nirwana), yaitu keadaan nafs yang melukiskan bahwa alam ini adalah alam langit, alam murni, penuh ketiadaan (sunyaruri).

Begitulah esensi apa yang disampaikan oleh Syekh Siti Jenar, yang kadang-kadang merasakan ketiadaan Tuhan, dan yang ada adalah ingsun (aku). Tapi pada baik lain, dia juga mengakui adanya Tuhan, misalkan kutipan berikut : Syekh Lemahbang darmastuteng karsa / sumarah ing Hyang dhawuhe. Kata Hyang yang merupakan bukti sinkretisme dengan ajaran Hindu, sebenarnya juga menunjukkan bahwa dia percaya kepada Tuhan. Ia pasrah total kepada Tuhan. Pada suatu saat, dia memang meremehkan sarengat dan pada bait lain juga menganggap sarengat itu penting dan seterusnya.

Tegasnya, ajaran Syekh Siti Jenar masih merupakan teka-teki. Kemungkinan adanya rekayasa kultural dan politisasi ajaran juga sangat mungkin. Maka, pemahaman menyeluruh ajaran dia memang perlu, guna menyelami hakikat Islam Jawa.
Tampaknya, bagi dia ajaran memang diramu dengan mistik kejawen. Jika ajaran ini dipahami sepenggal, maka orang awam akan menyatakan dia musyrik. Padahal, bagi dia hidup adalah proses untuk menemukan “ananeng, ananing, uninung, uninang”. Artinya, hidup untuk mencari kejernihan batin. Hidup untuk mencari dunung (tujuan). Tujuan hidup akan tercapai melalui sangkan paraning dumadi. Ini paham Islam Jawa yang selalu menjadi misterius.

Sumber:
Dikutip dari Buku Mistik Kejawen oleh Suwardi Endraswara.
http://alangalangkumitir.wordpress.com

Apapun maknanya hidup, harus dijalani. Apapun sebenarnya kehidupan ini, pasti kita akan melintasi. Dan apapun hakekat hidup itu, pasti kita semua kembali kepada Nya...

Tapi bukan berarti hidup itu harus berbuat jahat, bunuh diri, memperkosa, ataupun kejahatan lainnya. Tapi Kita harus punya pedoman....Pedomannya adalah kitab yang diturunkan dari Sang Pencipta...

Membuka Tabir Serat Centhini


Serat Centhini (dalam aksara Jawa: Serat Centhini), atau juga disebut Suluk Tambanglaras atau Suluk Tambangraras-Amongraga, merupakan salah satu karya sastra terbesar dalam kesusastraan Jawa Baru. Serat Centhini menghimpun segala macam ilmu pengetahuan dan kebudayaan Jawa, agar tak punah dan tetap lestari sepanjang waktu. Serat Centhini disampaikan dalam bentuk tembang, dan penulisannya dikelompokkan menurut jenis lagunya.

Menurut keterangan R.M.A. Sumahatmaka, seorang kerabat istana Mangkunegaran, Serat Centhini digubah atas kehendak Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom di Surakarta, seorang putra Kanjeng Susuhunan Pakubuwana IV, yaitu yang kemudian akan bertahta sebagai Sunan Pakubuwana V.

Sangkala Serat Centhini, yang nama lengkapnya adalah Suluk Tambangraras, berbunyi paksa suci sabda ji, atau tahun 1742 tahun Jawa atau tahun 1814 Masehi. Berarti masih dalam masa bertahtanya Sunan Pakubuwana IV, atau enam tahun menjelang dinobatkannya Sunan Pakubuwana V. Menurut catatan tentang naik tahtanya para raja, Pakubuwana IV mulai bertahta pada tahun 1741 (Jawa), sedangkan Pakubuwana V mulai bertahta pada tahun 1748 (Jawa).

Yang dijadikan sumber dari Serat Centhini adalah kitab Jatiswara, yang bersangkala jati tunggal swara raja, yang menunjukkan angka 1711 (tahun Jawa, berarti masih di zamannya Sunan Pakubuwana III). Tidak diketahui siapa yang mengarang kitab Jatiswara. Bila dianggap pengarangnya adalah R.Ng. Yasadipura I, maka akan terlihat meragukan karena terdapat banyak selisihnya dengan kitab Rama atau Cemporet.

Atas kehendak Sunan Pakubuwana V, gubahan Suluk Tambangraras atau Centhini ini dimanfaatkan untuk menghimpun segala macam pengetahuan lahir dan batin masyarakat Jawa pada masa itu, yang termasuk di dalamnya keyakinan dan penghayatan mereka terhadap agama. Pengerjaan dipimpin langsung oleh Pangeran Adipati Anom, dan yang mendapatkan tugas membantu mengerjakannya adalah tiga orang pujangga istana, yaitu:

1. Raden Ngabehi Ranggasutrasna
2. Raden Ngabehi Yasadipura II (sebelumnya bernama Raden Ngabehi Ranggawarsita I)
3. Raden Ngabehi Sastradipura

Sebelum dilakukan penggubahan, ketiga pujangga istana mendapat tugas-tugas yang khusus untuk mengumpulkan bahan-bahan pembuatan kitab. Ranggasutrasna bertugas menjelajahi pulau Jawa bagian timur, Yasadipura II bertugas menjelajahi Jawa bagian barat, serta Sastradipura bertugas menunaikan ibadah haji dan menyempurnakan pengetahuannya tentang agama Islam.

R. Ng. Ranggasutrasna yang menjelajah pulau Jawa bagian timur telah kembali terlebih dahulu, karenanya ia diperintahkan untuk segera memulai mengarang. Dalam prakata dijelaskan tentang kehendak sang putra mahkota, bersangkala Paksa suci sabda ji.

Setelah Ranggasutrasna menyelesaikan jilid satu, datanglah Yasadipura II dari Jawa bagian barat dan Sastradipura (sekarang juga bernama Kyai Haji Muhammad Ilhar) dari Mekkah. Jilid dua sampai empat dikerjakan bersama-sama oleh ketiga pujangga istana. Setiap masalah yang berhubungan dengan wilayah barat Jawa, timur Jawa, atau agama Islam, dikerjakan oleh ahlinya masing-masing.

Pangeran Adipati Anom kemudian mengerjakan sendiri jilid lima sampai sepuluh. Penyebab Pangeran Adipati Anom mengerjakan sendiri keenam jilid tersebut diperkirakan karena ia kecewa bahwa pengetahuan tentang masalah senggama kurang jelas ungkapannya, sehingga pengetahuan tentang masalah tersebut dianggap tidak sempurna.

Setelah dianggap cukup, maka Pangeran Adipati Anom menyerahkan kembali pengerjaan dua jilid terakhir (jilid sebelas dan duabelas) kepada ketiga pujangga istana tadi. Demikianlah akhirnya kitab Suluk Tambangraras atau Centhini tersebut selesai dan jumlah lagu keseluruhannya menjadi 725 lagu.

Serat Centhini disusun berdasarkan kisah perjalanan putra-putri Sunan Giri setelah dikalahkan oleh Pangeran Pekik dari Surabaya, ipar Sultan Agung dari Kerajaan Mataram. Kisah dimulai setelah tiga putra Sunan Giri berpencar meninggalkan tanah mereka untuk melakukan perkelanaan, karena kekuasaan Giri telah dihancurkan oleh Mataram. Mereka adalah Jayengresmi, Jayengraga/Jayengsari, dan seorang putri bernama Ken Rancangkapti.

Jayengresmi, dengan diikuti oleh dua santri bernama Gathak dan Gathuk, melakukan "perjalanan spiritual" ke sekitar keraton Majapahit, Blitar, Gamprang, hutan Lodhaya, Tuban, Bojonegoro, hutan Bagor, Gambirlaya, Gunung Padham, desa Dhandher, Kasanga, Sela, Gubug Merapi, Gunung Prawata, Demak, Gunung Muria, Pekalongan, Gunung Panegaran, Gunung Mandhalawangi, Tanah Pasundan, Bogor, bekas keraton Pajajaran, Gunung Salak, dan kemudian tiba di Karang.

Dalam perjalanan ini, Jayengresmi mengalami "pendewasaan spiritual", karena bertemu dengan sejumlah guru, tokoh-tokoh gaib dalam mitos Jawa kuno, dan sejumlah juru kunci makam-makam keramat di tanah Jawa. Dalam pertemuan dengan tokoh-tokoh itu, dia belajar mengenai segala macam pengetahuan dalam khazanah kebudayaan Jawa, mulai dari candi, makna suara burung gagak dan prenjak, khasiat burung pelatuk, petunjuk pembuatan kain lurik, pilihan waktu berhubungan seksual, perhitungan tanggal, hingga ke kisah Syekh Siti Jenar. Pengalaman dan peningkatan kebijaksanaannya ini membuatnya kemudian dikenal dengan sebutan Seh (Syekh) Amongraga. Dalam perjalanan tersebut, Syekh Amongraga berjumpa dengan Ni Ken Tambangraras yang menjadi istrinya, serta pembantunya Ni Centhini, yang juga turut serta mendengarkan wejangan-wejangannya.

Jayengsari dan Rancangkapti diiringi santri bernama Buras, berkelana ke Sidacerma, Pasuruan, Ranu Grati, Banyubiru, kaki Gunung Tengger, Malang, Baung, Singhasari, Sanggariti, Tumpang, Kidhal, Pasrepan, Tasari, Gunung Bromo, Ngadisari, Klakah, Kandhangan, Argopuro, Gunung Raung, Banyuwangi, Pekalongan, Gunung Perau, Dieng, sampai ke Sokayasa di kaki Gunung Bisma Banyumas.

Dalam perjalanan itu mereka berdua mendapatkan pengetahuan mengenai adat-istiadat tanah Jawa, syariat para nabi, kisah Sri Sadana, pengetahuan wudhu, salat, pengetahuan dzat Allah, sifat dan asma-Nya (sifat dua puluh), Hadist Markum, perhitungan slametan orang meninggal, serta perwatakan Pandawa dan Kurawa.

Setelah melalui perkelanaan yang memakan waktu bertahun-tahun, akhirnya ketiga keturunan Sunan Giri tersebut dapat bertemu kembali dan berkumpul bersama para keluarga dan kawulanya, meskipun hal itu tidak berlangsung terlalu lama karena Syekh Amongraga (Jayengresmi) kemudian melanjutkan perjalanan spiritualnya menuju tingkat yang lebih tinggi lagi, yaitu berpulang dari muka bumi.

Karya ini boleh dikatakan sebagai ensiklopedi mengenai "dunia dalam" masyarakat Jawa. Sebagaimana tercermin dalam bait-bait awal, serat ini ditulis memang dengan ambisi sebagai perangkum baboning pangawikan Jawi, induk pengetahuan Jawa. Serat ini meliputi beragam macam hal dalam alam pikiran masyarakat Jawa, seperti persoalan agama, kebatinan, kekebalan, dunia keris, karawitan dan tari, tata cara membangun rumah, pertanian, primbon (horoskop), makanan dan minuman, adat-istiadat, cerita-cerita kuno mengenai Tanah Jawa dan lain-lainnya.

Menurut Ulil Abshar Abdalla, terdapat resistensi terselubung dari masyarakat elitis (priyayi) keraton Jawa di suatu pihak, terhadap pendekatan Islam yang menitik-beratkan pada syariah sebagaimana yang dibawakan oleh pesantren dan Walisongo. Melihat jenis-jenis pengetahuan yang dipelajari oleh ketiga putra-putri Giri tersebut, tampak dengan jelas unsur-unsur Islam yang "ortodoks" bercampur-baur dengan mitos-mitos Tanah Jawa. Ajaran Islam mengenai sifat Allah yang dua puluh misalnya, diterima begitu saja tanpa harus membebani para pengguh ini untuk mempertentangkannya dengan mitos-mitos khazanah kebudayaan Jawa. Dua-duanya disandingkan begitu saja secara "sinkretik" seolah antara alam monoteisme-Islam dan paganisme/animisme Jawa tidak terdapat pertentangan yang merisaukan. Penolakan atau resistensi tampil dalam nada yang tidak menonjol dan sama sekali tidak mengesankan adanya "heroisme" dalam mempertahankan kebudayaan Jawa dari penetrasi luar.

Dr. Badri Yatim MA menyatakan bahwa keraton-keraton Jawa Islam yang merupakan penerus dari keraton Majapahit menghadapi tidak saja legitimasi politik, melainkan juga panggilan kultural untuk kontinuitas. Tanpa hal-hal tersebut, keraton-keraton baru itu tidak akan dapat diakui sebagai keraton pusat. Dengan demikian konsep-konsep wahyu kedaton, susuhunan, dan panatagama terus berlanjut menjadi dinamika tersendiri antara tradisi keraton yang sinkretis dan tradisi pesantren yang ortodoks.

Serat Centhini terus menerus dikutip dan dipelajari oleh masyarakat Jawa, Indonesia dan peneliti asing lainnya, sejak masa Ranggawarsita sampai dengan masa modern ini. Kepopulerannya yang terus-menerus berlanjut tersebut membuatnya telah mengalami beberapa kali penerbitan dan memiliki beberapa versi, diantaranya adalah versi keraton Mangkunegaran tersebut.

Sunan Pakubuwana VII, yang bertahta dari tahun 1757 sampai 1786, berkenan menghadiahkan Suluk Tambanglaras tersebut kepada pemerintah Belanda. Akan tetapi yang diberikan hanya mengambil dari jilid lima sampai sembilan, dengan menambah kata pengantar baru yang dikerjakan oleh R.Ng. Ranggawarsita III. Kitab tersebut bersangkala Tata resi amulang jalma, yang berarti 1775, dan dijadikan delapan jilid, diberi judul Serat Centhini, yang terdiri dari 280 lagu.

Penerbit PN Balai Pustaka pada tahun 1931 pernah pula menerbitkan ringkasan Serat Centhini, yang dibuat oleh R.M.A. Sumahatmaka, berdasarkan naskah milik Reksapustaka istana Mangkunegaran. Ringkasan tersebut telah dialihaksarakan dan diterjemahkan secara bebas dalam bentuk cerita, yang diharapkan pembuatnya dapat mudah dipahami oleh masyarakat yang lebih luas.

Penulisan kembali Centhini dalam bentuk prosa liris dilakukan oleh Elizabeth Inandiak. Bentuk ini dapat dianggap sebagai interpretasi personal karena terdapat perbedaan dengan bentuk kitab aslinya. Sunardian Wirodono mengubah Serat Centhini menjadi trilogi novel dalam bahasa Indonesia (Centhini, 40 Malam Mengintip Sang Pengantin; Centhini, Perjalanan Cinta; dan Cebolang, Petualang Jalang)

Sumber:wikipedia:

Berikut syair tembang dalam Serat Centhini:

Niyatingsun amiwiti,
tumetes ing mangsi kresna,
amuji maring Hyang Manon,
ingkang asih ing akèrat,
murah gumlar ing dunña,
angganjar kawelas ayun,
angapura mring kang dosa.

Myang muji mring Kangjeng Nabi,
Rasullollah kang mustapa,
utusanira Hyang Manon,
tuhu kekasihing sukma,
ratuning pra ambiya,
myang gustining para Rusul,
ratu agung tanpa sama.

Lawan sabdaning pra wali,
sadaya anuwun berkah,
anglanggengna kekasihé,
mugi Gusti kang kuwasa,
paringa rahmat tuwan,
angungkuli para Rusul,
Jeng Nabi Panutan kita.

Sawusing muji Hyang Widi,
miwah gusti Rasullollah,
lawan para wali kabèh,
arsa medharken carita,
wartaning pra ngulama,
Srat Centhini aranipun,
mangkana ingkang carita.

Bubukaning Srat Centhini,
kang winarna ing lepiyan,
sujanma adi kinaot,
adhudhukuh Wanamarta,
wijiling wong atapa,
tuhu yèn rembesing madu,
sanyata trahing kusuma.

Milané kinarya gurit,
padhukuhan Wanamarta,
wonten èstri ayu kaot,
putrané Gusti Panurta,
ayu ulah agama,
asru bektining Hyang Agung,
peparab Ni Tambangraras.

Ni Tambangraras lara anangis,
ngungkeb-ungkeb anèng pasaréyan,
anungkemi gugulingé,
bantal teles déning luh,
kakungira kaciptèng galih,
lir angawé katingal,
kadya amumundhut,
katon sapari-polahira,
Tambangraras sansaya lara
anangis, sesambaté mlas arsa.

Nengena ing Wanamarta,
wonten kang winarna malih,
kaprajan ing Penataran,
kakandhanganing wong mukti,
bandhung sentana sugih,
kalih sanak sami jalu,
padha bagus prawira,
pratignya ulah ing ngèlmi,
ingkang sepuh awasta Kudasrenggara.

Pepak ingkang kula wangsa,
pan sadaya jalu,
kalawan èstri,
ingkang lenggah munggèng ngayun,
kang aran Ki Nuriman,
lan kadangé Ki Budiman namanipun,
putrané Ménak Padeksa,
jalu kekalih samya lim.

Budiman Nuriman linggih,
anèng sapipining lawang,
kalawan santriné roro,
andhépok pipining lawang,
angadhang wong kang medal,
déné arsa weling atur,
katuju kapasang-yogya.

Lir sinebit talinganira miyarsa,
Kudasrenggara angling,
yèn mangkono kakang,
ing lampah pakenira,
ala ragané tinampik,
ing si Panurta,
liwat amejanani.

Gagakrimang waspada ningali,
lamun sira Ki Kudasrenggara,
sanget angampet dukané,
wasana alon matur,
Gagakrimang swaranya manis,
dhuh ri Kudasrenggara,
ywa ngagangken napsu,
sanadyan poen Ki Panurta,
dèn wastani nampik ugi boya nampik,
katampan ugi ora.

Datan kawarna ing margi,
lampahé Ni Tambangraras,
ningali dhekah aramé,
kumenjyut sajroning nala,
lir winungu kang brangta,
mandheg Sang Retna-yu mangu,
karaos ing priyanira.

Yata ingkang kawarnaa,
lampahé Ni Silabrangti,
tansah anutuh sarira,
tan pegat muji mring widi,
lepas dènnya lumaris,
pringgabaya tan kaétung,
narajang wana wasa,
mung kalung paraning ati,
sun tetedha rineksa-a ing Pangéran.

Ni Centhini dipun pengiringi,
pan sinipat ing wangsit mangkana,
aywa salah tampi anggèr,
ana takèn kadyèku,
solahing wong alul ngabekti,
wonten ujar mangkana,
tan èca karungu,
lah nedha sami dinuga,
sesmitané nanging sampun kaduk tampi,
manira barkahana.

Ki Monthèl umatur aris,
kawula nuhun ing tuwan,
tansah ing salat adegé,
punika asal punapa,
kawula barkahana,
miwah reké lamun rukuk,
punika asal punapa.

Pasang tabé kawula kiyahi,
arsa tanya marang pakenira,
punika pundi wastané,
anyar manira ndulu,
sapa rané ingkang palinggih,
déning asri kawuryan,
Ki Monthèl sumahur,
aran dhekah Wanataka,
Ki Sèh Mangunarsa ya ingkang palinggih,
wahdad jejaka tuwa.

Mangkana Ni Silabrangta,
wastra tambal dèn racuti,
sapanggihé kakungira,
teka mundhak abirahi,
nahan ingkang winarni,
sudarmanira kang kantun,
ing wisma Ki Panurta,
kagagas maca kintèki,
ingkang lunga tan karuwan kang sinedya.

Warnanen wadon Warsiki,
nenun limar nèng paningrat,
dèn sesambi nyongkèt sebé,
kang kiwa anyekel kaca,
awida burat jenar,
asumping angkrèk lan menur,
pupur lembut lelamatan.

Sambat-sambat Ni Rara Warsiki,
swaranira lir sundari kapuwanan,
angrengih arum swarané,
dhuh laé awakingsun,
nora wurung amati brangti,
wadung pari upama,
niyaya wong bagus,
mendhung séta dhuh bendara,
téga temen atilar dasih kaswasih,
baya mring ngendi sira.

Malangkarsa sampun rampung,
dènya areresik srambi,
santrinira kang tumandang,
Malangkarsa anjenengi,
yata kasaru kang prapta,
Jayèngasmara lan rayi.

Gurda agung,
patra geng sami lum-alum,
iku gejawahan,
sanalika patra sami,
ayem-ayem seger paningal manira.

Sareng ndulu,
Sang Dyah lan Sang Malarsantun,
gapyuk rerangkulan,
sadaya prasami nangis,
apan sami oneng-onengan sadaya.

Lakinipun,
Sandyah Amongraga gupuh,
anungkemi pada,
padaning mrasepuh

Jadi, jika kita menganggap Serat Centhini adalah kitab porno jawa, anda simpan dulu penafsiran anda. Banyak hal yang kita kurang tahu, tapi kita tidak mau menelusuri lebih dalam. Budaya Jawa adalah Budaya yang kaya akan keanekaragaman pengetahuan. Dari Ilmu kesaktian sampai ilmu tentang hubungan di kasur.

Salam blogger.

Mengingat Dahsyatnya Letusan Gunung Galunggung


Gunung Galunggung masuk dalam jajaran gunung paling berbahaya di Indonesia. Bulan ini, aktivitas gunung yang terletak di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, itu kembali meningkat.

Meski aktivitas Galunggung tidak sesering Merapi di Yogyakarta atau Krakatau di Selat Sunda, namun sejarah mencatat, gunung ini pernah merenggut lebih dari 4.000 jiwa dalam erupsi pada Oktober 1822. Kelompok Keilmuan Geodesi Institut Teknologi Bandung (ITB) mencatat Galunggung sudah meletus sebanyak empat kali.

Pada 1822, Galunggung melepaskan material vulkanik seperti butiran pasir kemerahan bersuhu sangat panas, abu halus, awan panas, serta lahar mengalir mengikuti aliran sungai yang bergerak ke arah tenggara. Tak heran jika letusan dahsyat itu merenggut hingga 4.011 jiwa dan meluluhlantakkan 114 desa.

Dampak letusan juga dirasakan pada radius 40 kilometer ke arah timur dan selatan dari puncak gunung.

Pada 7 Oktober 1894, gunung yang memiliki ketinggian 2.168 di atas permukaan laut (dpl) ini kembali “batuk” diikuti dengan muntahan awan panas yang menghancurkan sekira 50 desa. Pada 27 Oktober, sempat terjadi aliran lahar panas yang serupa dengan letusan pada 1822.

Letusan ketiga, dimulai pada 16 Juli 1918 yang menghasilkan hujan abu dengan ketebalan dua sampai lima milimeter. Letusan yang diawali dengan gempa bumi ini terjadi selama empat hari. Letusan menghasilkan kubah lava di dalam danau kawah setinggi 85 meter. Kubah lava ini kemudian dinamakan gunung jadi.

Terakhir, Gunung Galunggung meletus pada 1982. Dalam catatan Teknik Geodesi ITB, ini merupakan letusan Galunggung terlama yaitu sembilan bulan. Galunggung meletus mulai 5 April 1982 hingga 8 Januari 1983.

Letusan saat itu disertai dengan dentuman keras, pijaran api, serta kilatan halilintar dan merenggut 18 korban jiwa. Tak hanya itu, erupsi juga menimbulkan kerugian ekonomi yang besar, karena selama sembilan bulan warga harus meninggalkan aktivitas pertanian. Warga di 22 desa, harus meninggalkan rumah mereka untuk mengungsi.

Letusan juga mengakibatkan perubahan peta wilayah di radius 20 kilometer dari puncak Galunggung. Wilayah yang masuk dalam perubahan pemetaan adalah Kecamatan Indihiang, Kecamatan Sukaratu, dan Kecamatan Leuwisari. Ini disebabkan terputusnya jalan dan aliran sungai karena diterjang lahar dingin berupa bebatuan.

Pada Oktober 2010 ini, Galunggung menunjukkan peningkatan aktivitas. Jika September lalu hanya tercatat empat kali gempa vulkanik, bulan ini Oktober ini sudah tercatat 34 kali gempa.

Apa jadinya ya, kalau semua gunung di Indonesia meletus bersama sama? semoga itu tak terjadi. Kita ambil hikmahnya. Bahwa kita dan semua yang kita punya ini hanyalah pinjaman dan harus dikembalikan pada yang punya.

Edit dari :okezone.com

11 Tsunami Terdahsyat Sepanjang Sejarah Dunia


Gempa berkekuatan 7,2SR yang mengguncang Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Senin 25 Oktober 2010, menimbulkan serangan gelombang maut, tsunami. Seluruh pemukiman yang berada di pantai barat gugusan kepulauan itu diterjang tsunami sehingga menewaskan lebih dari 400 orang.

Indonesia tidak lagi asing dengan bencana itu. Pada Desember 2004, tsunami besar terjadi di Aceh. Lalu tiga bulan berikutnya terjadi di Nias. Setahun lagi, tepatnya 17 Juli 2006, tsunami juga terjadi di Pangandaran, Jawa Barat.

Rekam jejak tunami ternyata sudah terjadi sejak tahun 6.000 Sebelum Masehi. Laman media ilmiah Livescience.com mencatat daftar tsunami maha dahsyat yang pernah terjadi di bumi.

6.000 SM

Gugusan salju besar di Sisilia longsor dan jatuh ke laut. Longsor yang terjadi pada 8 ribu tahun lalu ini memicu bencana tsunami tersebar di Laut Mediterrania. Tidak ada catatan sejarah bencana ini. Hanya para ilmuwan geologi memperkirakan tsunami dengan kecepatan 320 kilometer per jam ini mencapai ketinggian gedung 10 lantai.

1 November 1755

Setelah gempa yang menghancurkan Lisbon, Portugal, dan mengguncang sebagian besar Eropa. Orang-orang banyak yang berlindung di perahu. Namun, tsunami justru terjadi. Tak pelak bencana ini menewaskan lebih dari 60 ribu orang.

27 Agustus 1883

Letusan Gunung Krakatau di Selat Sunda, memicu tsunami yang menenggelamkan pesisir Sumatera, Jawa bagian utara, dan Kepulauan Seribu. Kekuatan gelombang bisa menyeret karang seberat 600 ton ke pantai. 36 ribu orang meninggal sia-sia.

15 Juni 1896

Gelombang setinggi 30 meter muncul sesaat setelah terjadi gempa di Jepang. Seluruh pantai timur disapu tsunami itu. 27 ribu orang meninggal.

1 April 1946

Gempa besar di Alaska menimbulkan gelombang besar di Hawaii. Bencana yang sering disebut sebagai misteri "April Fools Tsunami" itu menewaskan 159 orang.

9 Juli 1958

Gempa berkekuatan 8,3 SR di Alaska menyebabkan gelombang besar hingga 576 meter di Teluk Lituya, Alaska. Ini merupakan tsunami terbesar yang tercatat di zaman modern.

Untung saja, tsunami terjadi di tempat terisolir, sehingga tidak menimbulkan banyak korban. Tsunami ini hanya menyebabkan dua nelayan meninggal dunia, karena kapalnya karam diterjang ombak.

22 Mei 1960

Gempa bumi terbesar yang pernah tercatat sebesar 8,6 SR di Chile. Gempa ini menciptakan tsunami yang menghantam Pantai Chile dalam waktu 15 menit. Gelombang tinggi terjadi hingga 25 meter. Tsunami ini menewaskan 1.500 orang di Chile dan Hawaii.

27 Maret 1964

Gempa Alaska "Good Friday" berkekuatan 8,4 SR, menimbulkan gelombang 67 meter di kawasan Valdez Inlet, Alaska. Gelombang dengan kecepatan 640 kilometer per jam ini menewaskan lebih dari 120 orang. Sepuluh orang di antaranya dari Crescent City, California, yang juga mendapat kiriman ombak setinggi 6,3 meter.

23 Agustus 1976

Tsunami di Filipina barat daya menewaskan 8 ribu orang. Gelombang besar ini juga dipicu gempa bumi di sekitar pantai.

17 Juli 1998

Gempa dengan kekuatan 7,1 SR menghasilkan tsunami di Papua Nugini. Gelombang besa dengan cepat membunuh 2.200 orang.

26 Desember 2004

Gempa maha dahsyat dengan kekuatan 9,3 SR mengguncang di Samudra Hindia, lepas pantai barat Aceh. Gempa paling besar sepanjang 40 tahun terakhir ini menimbulkan gelombang tinggi di Sumatera Utara, Pantai Barat Semenanjung Malaysia, Thailand, Pantai Timur India, Sri Lanka, bahkan sampai Pantai Timur Afrika.

Setidaknya 320 ribu orang dari delapan negara meninggal dunia. Bencana ini merupakan kematian terbesar sepanjang sejarah.

28 Maret 2005

Tiga bulan kemudian tsunami juga terjadi di Sumatera. Gempa di lepas pantai Nias yang berkekuatan 8,7 SR itu memicu tsunami besar yang menewaskan 1.300 orang di Pulau Nias, Sumatera Barat.

Sumber:Yahoo/vivanews

10 Gempa Bumi Paling Dahsyat Sepanjang Sejarah


Gempa bumi berkekuatan 7,2 Skala Richter yang disusul tsunami 1,5 meter mengguncang kepulaun Mentawai. Air laut masuk ke daratan sejauh 600 meter. Jumlah korban tewas diperkirakan mencapai ratusan jiwa. Kondisi pulau yang sulit dijangkau dan ganasnya ombak Samudera Hindia membuat petugas penyelamat kesulitan mengevakuasi korban.

Kebanyakan gempa bumi terjadi akibat pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akan terjadi.
Berikut ini gempa yang paling dahsyat yang pernah terjadi dalam sejarah dunia.

1556: Shaanxi, Cina
Gempa yang paling mematikan sepanjang masa terjadi di Sahaanxi, Cina. Gempa ini terjadi hampir 450 tahun yang lalu. Berpusat di provinsi Shaanxi China tengah, gempa 1556 merenggut nyawa beberapa 830.000 orang. Gempa ini berkekuatan 8,0 SR Richter.

1976: Tangshan, Cina
Cina kembali berduka. Gempa besar mengguncang, gempa bumi yang paling mematikan kedua pada catatan, tahun 1976 Great Gempa Tangshan, yang melanda di timur laut negara itu. laporan menyebutkan korban tewas mencapai 700.000, orang. Jumlah ini tidak jelas karena pemerintah Cina menolak bantuan internasional.

2004: Tsunami Samudera Hindia
Pada 26 Desember 2004 gempa berkekuatan 9,2 magnitude mengguncang samudera hindia. Energi yang dikeluarkan dalam gempa ini setara 23.000 bom atom. Sebanyak 11 negara menjadi korbannya. Termasuk Aceh, Indonesia. Menurut laporan pemerintah Amerika gempa ini menelan korban jiwa 227.898 jiwa.

1920: Haiyuan, Cina
Pada 16 Desember 1920 gempa mengguncang Haiyuan, Cina. Gempa ini berkekuatan 7,8 SR. Sijihe, kota di Xiji terkubur. Korban dalam gempa ini diperkirakan 200.000 jiwa.

1923: Kanto, Jepang
Menjelang siang pada 1 September 1923, sebuah gempa berkekuatan 7,7 SR menggoyang wilayah Tokyo-Yokohama. Gempa ini keudian disusul tsunami setinggi 12 meter. Sebanyak 90 persen bangunan di Yokohama luluh lantak.
Gempa ini merenggut 143.000 warga Jepang.

1948: Turkmenistan
Dalam hitungan menit, gempa berkekuatan 7,7 SR mengguncang kota Ashgabat di bulan Oktober 1948. Korban yang meninggal dalam peristiwa ini berjumlah 110.000 jiwa.

2008: Sichuan, Cina
Sebanyak 87.000 orang tewas dalam gempa berkekuatan 7,0 SR ini. Gempa ini mengguncang provinsi Sichuan, Cina. Hampir 10.000 siswa meninggal terkena reruntuhan bangunan sekolah juga terperangkap di dalam reruntuhan bangunan.

2005: Kashmir
Oktober 2005. Gempa berkekuatan 7,6 SR menggoyang Kashmir, wilayah sengketa yang terletak di perbatasan India dan Pakistan. Sebanyak 79.000 warganya tewas. Jutaan lainnya kehilangan tempat tinggal.

1908: Messina, Italia
Gempa berkekuatan 7,5 SR terjadi di Messina, Italian. Sebanyak 80.000 orang tewas dalam peritiwa ini, belasan kota hancur.

1970: Chimbote, Peru
Gempa bumi berkekuatan 7,9 SR mengguncang Peru pada 31 Mei 1970. Peristiwa ini menelan korban mencapai 70.000 jiwa, sebanyak 800.000 warga kehilangan tempat tingal.

sumber: TempoInteraktif.com
10 Gempa Paling Dahsyat Sepanjang Sejarah

Turut berduka atas bencana gempa bumi dan tsunami di Mentawai, semoga para korban diberi ketabahan dan kekuatan iman.

Hidup di bumi ini ternyata tak ada yang aman ya? di pantai kena tsunami, di gunung meletus pula. Di tengah nya banjir bandang siap menerjang. Hidup memang cobaan yang harus dijalani.

8 Gunung Api Indonesia Yang Terkenal Karena Letusannya


Aktivitas gunung Merapi merembet ke gunung lain di Indonesia, yaitu Semeru. Jadi khawatir nih, kalau semua gunung di Indonesia jadi ikut meletus...

Sebagai peringatan, ingin tahu 8 gunung api di Indonesia yang sangat terkenal Letusannya di dunia.

Bersumber dari Volcanic Explosivity Index (VEI) dikemukakan oleh Chris Newhall dari U.S. Geological Survey dan Steve Self dari Universitas Hawaii tahun 1982 untuk menyediakan pengukuran relatif dari besarnya letusan gunung berapi.

Dari urutan ke -8 adalah:
8. Gunung Kelud (VEI=4)
Sejak abad ke-15, Gunung Kelut telah memakan korban lebih dari 15.000 jiwa. Letusan gunung ini pada tahun 1586 merenggut korban lebih dari 10.000 jiwa. Sebuah sistem untuk mengalihkan aliran lahar telah dibuat secara ekstensif pada tahun 1926 dan masih berfungsi hingga kini setelah letusan pada tahun 1919 memakan korban hingga ribuan jiwa akibat banjir lahar dingin menyapu pemukiman penduduk.

Pada abad ke-20, Gunung Kelut tercatat meletus pada tahun 1901, 1919 (1 Mei), 1951, 1966, dan 1990. Tahun 2007 gunung ini kembali meningkat aktivitasnya. Pola ini membawa para ahli gunung api pada siklus 15 tahunan bagi letusan gunung ini.

7. Gunung Merapi (VEI=4)
Gunung Merapi adalah yang termuda dalam kumpulan gunung berapi di bagian selatan Pulau Jawa. Gunung ini terletak di zona subduksi, dimana Lempeng Indo-Australia terus bergerak ke bawah Lempeng Eurasia. Letusan di daerah tersebut berlangsung sejak 400.000 tahun lalu, dan sampai 10.000 tahun lalu jenis letusannya adalah efusif. Setelah itu, letusannya menjadi eksplosif, dengan lava kental yang menimbulkan kubah-kubah lava.

Letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar sekitar 10-15 tahun sekali. Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar antara lain di tahun 1006, 1786, 1822, 1872, dan 1930. Letusan besar pada tahun 1006 membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi abu. Diperkirakan, letusan tersebut menyebabkan kerajaan Mataram Kuno harus berpindah ke Jawa Timur. Letusannya di tahun 1930 menghancurkan 13 desa dan menewaskan 1400 orang.

6. Gunung Galunggung (VEI=5)
Gunung Galunggung tercatat pernah meletus pada tahun 1882 (VEI=5). Tanda-tanda awal letusan diketahui pada bulan Juli 1822, di mana air Cikunir menjadi keruh dan berlumpur. Hasil pemeriksaan kawah menunjukkan bahwa air keruh tersebut panas dan kadang muncul kolom asap dari dalam kawah. Kemudian pada tanggal 8 Oktober s.d. 12 Oktober, letusan menghasilkan hujan pasir kemerahan yang sangat panas, abu halus, awan panas, serta lahar. Aliran lahar bergerak ke arah tenggara mengikuti aliran-aliran sungai. Letusan ini menewaskan 4.011 jiwa dan menghancurkan 114 desa, dengan kerusakan lahan ke arah timur dan selatan sejauh 40 km dari puncak gunung.

5. Gunung Agung (VEI=5)
Gunung Agung terakhir meletus pada 1963-64 dan masih aktif, dengan sebuah kawah besar dan sangat dalam yang kadang-kadang mengeluarkan asap dan abu. Dari kejauhan, gunung ini tampak kerucut, meskipun didalamnya terdapat kawah besar.
Dari puncak gunung, adalah mungkin untuk melihat puncak Gunung Rinjani di pulau Lombok, meskipun kedua gunung sering tertutup awan.

Pada tanggal 18 Februari 1963, penduduk setempat mendengar ledakan keras dan melihat awan naik dari kawah Gunung Agung. Pada tanggal 24 Februari lava mulai mengalir menuruni lereng utara gunung, akhirnya perjalanan 7 km dalam 20 hari mendatang. Pada tanggal 17 Maret, gunung berapi meletus, mengirimkan puing-puing 8-10 km ke udara dan menghasilkan aliran piroklastik yang besar. Arus ini banyak menghancurkan desa-desa, menewaskan sekitar 1500 orang. Sebuah letusan kedua pada 16 Mei menyebabkan aliran awan panas yang menewaskan 200 penduduk lain.

4. Krakatau (VEI=6)
Krakatau adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra. Nama ini pernah disematkan pada satu puncak gunung berapi di sana (Gunung Krakatau) yang sirna karena letusannya sendiri pada tanggal 26-27 Agustus 1883. Letusan itu sangat dahsyat; awan panas dan tsunami yang diakibatkannya menewaskan sekitar 36.000 jiwa. Sampai sebelum tanggal 26 Desember 2004, tsunami ini adalah yang terdahsyat di kawasan Samudera Hindia. Suara letusan itu terdengar sampai di Alice Springs, Australia dan Pulau Rodrigues dekat Afrika, 4.653 kilometer. Daya ledaknya diperkirakan mencapai 30.000 kali bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki di akhir Perang Dunia II.

Letusan Krakatau menyebabkan perubahan iklim global. Dunia sempat gelap selama dua setengah hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Matahari bersinar redup sampai setahun berikutnya. Hamburan debu tampak di langit Norwegia hingga New York.8 Gunung Berapi Indonesia yang terkenal di Dunia karena letusannya
Ledakan Krakatau ini sebenarnya masih kalah dibandingkan dengan letusan Gunung Toba dan Gunung Tambora di Indonesia, Gunung Tanpo di Selandia Baru dan Gunung Katmal di Alaska. Namun gunung-gunung tersebut meletus jauh di masa populasi manusia masih sangat sedikit. Sementara ketika Gunung Krakatau meletus, populasi manusia sudah cukup padat, sains dan teknologi telah berkembang, telegraf sudah ditemukan, dan kabel bawah laut sudah dipasang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa saat itu teknologi informasi sedang tumbuh dan berkembang pesat.
Tercatat bahwa letusan Gunung Krakatau adalah bencana besar pertama di dunia setelah penemuan telegraf bawah laut. Kemajuan tersebut, sayangnya belum diimbangi dengan kemajuan di bidang geologi. Para ahli geologi saat itu bahkan belum mampu memberikan penjelasan mengenai letusan tersebut.

3. Maninjau (VEI=7)
Kaldera Maninjau dibentuk oleh letusan gunung berapi diperkirakan terjadi sekitar 52.000 tahun yang lalu. Simpanan dari letusan telah ditemukan dalam distribusi radial sekitar Maninjau membentang hingga 50 km di sebelah timur, 75 km di tenggara, dan barat ke pantai ini. Deposito diperkirakan akan didistribusikan lebih dari 8.500 km ² dan memiliki volume 220-250 km ³. kaldera ini memiliki panjang 20 km dan lebar 8 km.

2. Gunung Tambora (VEI=7)
Aktivitas vulkanik gunung berapi ini mencapai puncaknya pada bulan April tahun 1815 ketika meletus dalam skala tujuh pada Volcanic Explosivity Index. Letusan tersebut menjadi letusan tebesar sejak letusan danau Taupo pada tahun 181. Letusan gunung ini terdengar hingga pulau Sumatra (lebih dari 2.000 km). Abu vulkanik jatuh di Kalimantan, Sulawesi, Jawa dan Maluku. Letusan gunung ini menyebabkan kematian hingga tidak kurang dari 71.000 orang dengan 11.000—12.000 di antaranya terbunuh secara langsung akibat dari letusan tersebut. Bahkan beberapa peneliti memperkirakan sampai 92.000 orang terbunuh, tetapi angka ini diragukan karena berdasarkan atas perkiraan yang terlalu tinggi. Lebih dari itu, letusan gunung ini menyebabkan perubahan iklim dunia. Satu tahun berikutnya (1816) sering disebut sebagai Tahun tanpa musim panas karena perubahan drastis dari cuaca Amerika Utara dan Eropa karena debu yang dihasilkan dari letusan Tambora ini. Akibat perubahan iklim yang drastis ini banyak panen yang gagal dan kematian ternak di Belahan Utara yang menyebabkan terjadinya kelaparan terburuk pada abad ke-19.

Selama penggalian arkeologi tahun 2004, tim arkeolog menemukan sisa kebudayaan yang terkubur oleh letusan tahun 1815 di kedalaman 3 meter pada endapan piroklastik. Artifak-artifak tersebut ditemukan pada posisi yang sama ketika terjadi letusan di tahun 1815. Karena ciri-ciri yang serupa inilah, temuan tersebut sering disebut sebagai Pompeii dari timur.

1. Toba Supervolcano (VEI=8)
Merupakan letusan gunung berapi yang paling dahsyat yang pernah diketahui di planet Bumi ini. Dan hampir memusnahkan generasi umat manusia di planet Bumi.
73.000 tahun yang lalu letusan dari supervolcano di Indonesia hampir memusnahkan seluruh umat manusia. Hanya sedikit yang selamat. Dan setelah Tsunami Gunung Berapi Di Indonesia menjadi Aktif sekali lagi dan mengancam umat manusia.
Letusan ini tidak bisa dibandingkan dengan apapun yang telah dialami di bumi sejak masa dimana manusia bisa berjalan tegak. Dibandingkan dengan SuperVolcano Toba, bahkan krakatau yang menyebabkan sepuluh ribu korban jiwa pada 1883 hanyalah sebuah sendawa kecil.
Padahal krakatau memiliki daya ledak setara dengan 150 megaton TNT. Sebagai perbandingan: ledakan Bom Nuklir hiroshima hanya memiliki daya ledak 0,015 megaton, dan secara lisan maka daya musnahnya 10.000 kali lebih lemah dibanding krakatau.
Seperti yang telah diketahui oleh para ilmuwan, toba hampir memusnahkan umat manusia 73.00 tahun yang lalu. Saat itu manusia neanderthal menghuni bumi kita bersamaan dengan homo sapiens di eropa, serta homo erectus dan homo floresiensis di asia. Saat itu sangat dingin di eropa, Zaman es terakhir ini berjalan lancar dimana kijang, kuda liar dan rusa raksasa diburu. Selain makanan herbivora, mammoth dan badak berbulu juga seringkali menjadi menu makanan manusia saat Toba, dengan diameter 90 kilometer di pulau yang sekarang dikenal dengan nama Sumatera.Meledak dalam arti yang sebenarnya.
Bersamaan dengan gelombang besar tsunami, ada 2.800 kilometer kubik abu yang dikeluarkan, yang menyebar ke seluruh atmosfir bumi kita. Yang mungkin telah mengurangi jumlah populasi manusia menjadi hanya sekitar 5000 sampai 10000 manusia saja.
Sebenarnya manusia jaman sekarang berasal dari beberapa ribu manusia yang selamat dari letusan super volcano Toba 73.000 tahun yang lalu
Oleh karena itu Gunung berapi di Indonesia bertanggung jawab atas hampir musnahnya umat manusia. Dan Dari 60 hingga 70 gunung berapi yang dapat ditemuai di area tersebut(Indonesia) sekarang. Beberapa diantaranya menjadi aktif kembali dalam beberapa bulan maupun beberapa minggu setelah gempa di dasar laut pada bulan desember 2004.

Walaupun Toba sampai saat ini masih tertidur jauh dan aman dibawah sebuah laut besar yang menyandang nama sama di Sumatera Utara. banyak orang yang takut apabila suatu saat Gunung Berapi aktif di Talang yang berada 300 kilometer di selatan Toba meletus, bisa membangunkan Raksasa yang tertidur.
Vulkanologis Prof. Ray Cas mengatakan ‘Hal itu mungkin saja terjadi, tapi bila hanya Toba siap untuk meletus dan kejadian diatas bukanlah satu-satunya indikasi akan kejadian tersebut.”
Sang ahli tersebut berpikir bahwa mungkin saja suatu hari nanti letusan besar lain akan terjadi tapi hal itu baru akan mungkin terjadi sekitar 10.000 atau bahkan 100.000 tahun lagi.Tetapi biar bagaimana pun tidak semua hal dapat diprediksi.

Edit dari:http://unik.supericsun.com/8-gunung-berapi-indonesia-yang-terkenal-di-dunia-karena-letusannya

Bagaimanapun besar nya gunung api, dia tidak akan meletus dengan sendirinya, pasti ada yang menghendaki dia meletus atau tidak. Kebanyakan manusia itu inkar akan kekuasaan Tuhannya. Setinggi- tingginya ilmu pengetahuan seharusnya menjadikan manusia dewasa bukan malah menutup mata akan keagungan Nya.

Kita doakan Merapi cepat reda letusannya dan tidak memakan korban lagi saudara-saudara kita di daerah Merapi (Jogjakarta-Magelang-Boyolali) dan sekitarnya.

Misteri Sebuah Singgasana ( 'Arasy )


‘Arsy (Bahasa Arab عَرْش, ‘Arasy) adalah tempat tertinggi tempat bersemayam Allah, berupa singgasana seperti kubah yang memiliki tiang-tiang yang dipikul oleh para Malaikat.Pengertian ‘Arsy ini yang diyakini oleh para manhaj Salaf, berdasarkan Al Qur'an dan hadits Muhammad, sesuai dengan ayat:
“ (Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas 'Arsy.(Thaha, 20:5) ”

Tetapi banyak ulama yang berpendapat beda dalam mengartikan makna dari ‘Arsy ini, apakah ‘Arsy itu berwujud fisik atau nonfisik.

Etimologi

‘Arsy adalah bentuk mashdar dari kata kerja ‘arasya – ya‘risyu – ‘arsyan (عَرَشَ يَعْرِشُ عَرْشًا) yang berarti bangunan, singgasana, istana atau tahta. Di dalam Al-Quran, kata ‘Arsy itu disebut sebanyak 33 kali. Kata ‘Arsy mempunyai banyak makna, tetapi pada umumnya yang dimaksudkan adalah singgasana atau tahta Tuhan. Kemudian arti dari kata tersebut dipakai oleh bangsa Arab untuk menunjukkan beberapa makna, yaitu:

* Singgasana raja, tercantum dalam Surah An-Naml, 23.
* Atap rumah, tercantum dalam hadits
* Tiang dari sesuatu
* Kerajaan
* Bagian dari punggung kaki

Inilah sebagian dari arti ‘Arsy dalam bahasa Arab, akan tetapi arti tersebut berubah-ubah sesuai dengan kalimat yang disandarinya.

Seorang ulama yang bernama Rasyid Ridha dalam Tafsir al-Manar menjelaskan bahwa ‘Arsy merupakan ”pusat pengendalian segala persoalan makhluk-Nya di alam semesta”. Penjelasan Rasyid Rida itu antara lain didasarkan pada Al Qur'an:
“ ...kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arasy untuk mengatur segala urusan...(Yunus 10:3) ”


Wujud 'Arsy

Menurut manhaj salaf, 'Arsy memiliki wujud yang teramat sangat besar, memiliki beberapa tiang yang menjadikan 'Arsy sebagai atap alam semesta. Wujud ini dicatat dalam beberapa hadits-hadits yang shahih. Saking besarnya ada malaikat yang memiliki sayap banyak, diperintahkan oleh Tuhan untuk terbang kemana saja yang ia kehendaki dan ia merasa tidak beranjak dari tempat semula ia terbang.

Allah berfirman kepada malaikat tersebut, "Sesungguhnya Aku telah menjadikan engkau memiliki kekuatan yang sebanding dengan kekuatan 7.000 malaikat." Malaikat itu diberikan 70.000 sayap. Kemudian, Allah menyuruh malaikat itu terbang. Malaikat itu pun terbang dengan kekuatan penuh dan sayap yang diberikan Allah ke arah mana saja yang dikehendaki Allah. Sesudah itu, malaikat tersebut berhenti dan memandang ke arah ‘Arsy. Tetapi, ia merasakan seolah-olah ia tidak beranjak sedikitpun dari tempatnya terbang semula. Hal ini memperlihatkan betapa besar dan luasnya ‘Arsy Allah itu.

“ 'Arsy yaitu singgasana yang memiliki beberapa tiang yang dipikul oleh para Malaikat. Ia menyerupai kubah bagi alam semesta. 'Arsy juga merupakan atap seluruh makhluk.”

Nabi Muhammad bersabda: "Perumpamaan langit yang tujuh dibandingkan dengan Kursi seperti cincin yang dilemparkan di padang Sahara yang luas, dan keunggulan 'Arsy atas Kursi seperti keunggulan padang Sahara yang luas itu atas cincin tersebut."

Letak 'Arsy

Menurut syariat Islam, 'Arsy terletak diatas surga Firdaus yang berada dilangit ke-7. Keyakinan ini bersumber dari salah satu hadits Muhammad. Muhammad bersabda kepada sahabatnya yang bernama Abu Hurairah “Apabila engkau memohon kepada Allah, maka mohon-lah kepada-Nya Surga Firdaus. Sesungguhnya ia (adalah) Surga yang paling utama dan paling tinggi. Di atasnya terdapat ‘Arsy Allah yang Maha Pengasih...”

Masih diriwayatkan dari Ibnu Abi 'Ashim, Nabi Muhammad bersabda: “Sesungguhnya ‘Arsy sebelumnya berada di atas air. Setelah Allah menciptakan langit (ke-7), ‘Arsy itu ditempatkan di langit yg ke-7. Dia jadikan awan sebagai saringan untuk hujan. Apabila tidak dijadikan seperti itu, tentu bumi akan tenggelam terendam air.”

Hamalat al-‘Arsy

Para malaikat pemikul 'Arsy terkenal dengan nama Hamalat al-‘Arsy (Arab: حملات العرش) berjumlah empat malaikat, setelah kiamat akan bertambah menjadi delapan malaikat yaitu; Israfil, Mikail, Jibril, Izrail dan Hamalat al-‘Arsy. Didalam Al-Qur'an juga disebutkan para malaikat ini, dalam surah Al Haqqah 69 ayat 17:
“ Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung Arasy Tuhanmu di atas (kepala) mereka. (Al Haqqah, 69:17) ”

Wujud Hamalat al-‘Arsy

Berdasarkan hadits diriwayatkan oleh Abu Dawud dari seorang sahabat Jabir bin Abdillah, wujud para malaikat pemikul singgahsana Allah sangatlah besar dan jarak antara pundak malaikat tersebut dengan telinganya sejauh perjalanan burung terbang selama 700 tahun.

Dikatakan pula dalam hadits, bahwa Hamalat al-'Arsy memiliki sayap lebih besar dan banyak dibandingkan dengan Jibril dan Israfil. Dikatakan bahwa Hamalat al-'Arsy memiliki sayap sejumlah 2400 sayap dimana satu sayapnya menyamai 1200 sayap Israfil, sedangkan Israfil mempunyai 1200 sayap, dimana satu sayapnya menyamai 600 sayap Jibril.

Sedangkan Syeikh Muhammad Nawawi bin Umar bin 'Arabi Al-Jawi Al-Bantani, seorang wali besar dari tanah Jawa, mengatakan bahwa, "Mereka adalah tingkatan tertinggi para Malaikat dan Malaikat yang pertama kali diciptakan, dan mereka berada di dunia sebanyak 4 malaikat, pada saat qiyamat akan berjumlah 8 malaikat dengan bentuk kambing hutan. Jarak antara telapak kakinya sampai lututnya sejauh perjalanan 70 tahun burung yang terbang paling cepat. Adapun sifat dari 'Arsy, dikatakan bahwa bahwa 'Arsy adalah permata berwarna hijau dan 'Arsy adalah makhluk yang paling besar dalam penciptaan. Dan setiap harinya 'Arsy dihiasi dengan 1000 warna daripada cahaya, tidak ada satu makhlukpun dari makhluk Allah ta'ala yang sanggup memandangnya.. Dan segala sesuatu seluruhnya didalam 'Arsy seperti lingkaran ditanah lapang...Dikatakan sesungguhnya 'Arsy merupakan kiblat para penduduk langit.. sebagaimana Ka'bah sebagai kiblat penduduk bumi..."

Perbedaan Pendapat Tentang 'Arsy

Di dalam perbincangan para ulama tradisional dengan ulama kontemporer dan modern, mereka masing-masing memiliki perbedaan pendapat dalam menafsirkan istilah 'Arsy ini. Mereka memperdebatkan apakah 'Arsy itu suatu nonmateri (nonfisik) atau materi (fisik).

Para ulama tradisional lebih menyukai memahami 'Arsy sebagai suatu singgasana, dimana dari singgasana-Nya inilah Tuhan mengendalikan kekuasaan-Nya atas makhluk-makhluk-Nya, namun ulama-ulama tersebut juga lebih suka untuk tidak melakukan pembahasan lebih jauh mengenainya dan hanya mencukupkan urusannya kepada iman dan itu menjadi rahasia Allah saja.

Sejumlah ulama lain yang lebih moderat menolak penafsiran 'Arasy seperti yang telah disebutkan diatas tadi, karena menurut mereka Allah tidak membutuhkan tempat, ruangan dan juga tidak terikat dengan waktu. Jika dikatakan bahwa Allah duduk diatas 'Arsy maka berarti Allah memiliki wujud yang sama seperti makhluk-Nya yang memerlukan tempat tinggal dan tempat bernaung, padahal Allah Maha Suci dan Maha Mulia dari semua itu.

Dalam penafsiran 'Arsy oleh para ulama ini, maka bisa digolongkan menjadi tiga pendapat yang berbeda, yaitu:

* Mu'tazilah

Berpendapat bahwa kata ‘Arsy di dalam al-Quran harus diartikan dan dipahami sebagai makna metaforis (majazi). Jika dikatakan Tuhan bersemayam di ‘Arsy, maka arti ‘Arsy di sini adalah kekuasaan Tuhan. Tuhan merupakan zat yang nonmateri, karenanya mustahil Dia berada pada tempat yang bersifat materi.

* Mujassimah

Berpendapat golongan ini bertolak belakang dengan pendapat pertama. Menurut mereka, kata ‘Arsy harus dipahami sebagaimana adanya. Karena itu, mereka mengartikan ‘Arsy sebagai sesuatu yang yang bersifat fisik atau materi. Mereka memiliki paham antropomorfisme.

* Asy'ariyah

Berpendapat yang menyatakan bahwa ‘Arsy dalam arti tahta atau singgasana harus diyakini keberadaannya, karena Al-Quran sendiri mengartikan demikian adanya.

Sumber:wikipedia

Apapun penafsirannya, Tuhan itu Maha Agung, dan sempurna kebesarannya. Seharusnya kita selalu mengingat dan memuji Nya, serta senantiasa beribadah kepada Nya. Manusia saat ini banyak yang condong kepada materi, dan lupa atau tak tahu mengapa mereka dilahirkan dan untuk apa sebenarnya hidup ini.

Dengan adanya artikel ini saya pribadi berharap banyak dari kita untuk mengetahui, betapa besarnya alam semesta ini, dan betapa agungnya Sang Pencipta...

Mistery Pohon Bidara ( Sidratul Muntaha ) Atau Pohon Yang Tumbuh Di langit


Ketika saya kecil dulu, pernah suatu hari mendengar istilah pohon bidara. Yaitu pohon yang tumbuh di langit. Letaknya antara langit ke enam, sampai langit ke tujuh. Ingin mencari artikel tentang pohon ini, saya cari di berbagai sumber, dan ternyata ada juga.

Sidrat al-Muntahā (Arab: سدرة المنتهى‎ , Sidratul Muntaha) adalah sebuah pohon bidara yang menandai akhir dari langit/Surga ke tujuh, sebuah batas dimana makhluk tidak dapat melewatinya, menurut kepercayaan Islam. Dalam kepercayaan ajaran lain ada pula semacam kisah tentang Sidrat al-Muntahā, yang disebut sebagai "Pohon Kehidupan".

Pada tanggal 27 Rajab selama Isra Mi'raj, hanya Muhammad yang bisa memasuki Sidrat al-Muntaha dan dalam perjalanan tersebut, Muhammad ditemani oleh Malaikat Jibril, dimana Allah memberikan perintah untuk Salat 5 waktu.

Dalam Agama Baha'i Sidrat al-Muntahā biasa disebut dengan "Sadratu'l-Muntahá" adalah sebuah kiasan untuk penjelmaan Tuhan.

Etimologi

Sidrat al-Muntahā berasal dari kata sidrah dan muntaha. Sidrah adalah pohon Bidara, sedangkan muntaha berarti tempat berkesudahan, sebagaimana kata ini dipakai dalam ayat berikut:
“ Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna, dan bahwasanya kepada Tuhanmulah kesudahan (segala sesuatu). (An-Najm, 53:41-42) ”

Dengan demikian, secara bahasa Sidratul Muntaha berarti pohon Bidara tempat berkesudahan. Disebut demikian karena tempat ini tidak bisa dilewati lebih jauh lagi oleh manusia dan merupakan tempat diputuskannya segala urusan yang naik dari dunia di bawahnya maupun segala perkara yang turun dari atasnya. Istilah ini disebutkan sekali dalam Al-Qur'an, yaitu pada ayat:
“ ...(yaitu) di Sidratil Muntaha. (An-Najm, 53:14) ”

Wujud Sidrat al-Muntahā

Sidratul Muntaha digambarkan sebagai Pohon Bidara yang sangat besar, tumbuh mulai Langit Keenam hingga Langit Ketujuh. Dedaunannya sebesar telinga gajah dan buah-buahannya seperti bejana batu. Menurut Kitab As-Suluk, Sidrat al-Muntahā adalah sebuah pohon yang terdapat di bawah 'Arsy, pohon tersebut memiliki daun yang sama banyaknya dengan sejumlah makhluk ciptaan Allah.

Allah berfirman dalam surah An-Najm 16,
“ Ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya (an-Najm, 53: 16) ”

Dikatakan bahwa yang menyelimutinya adalah permadani terbuat dari emas.

Jika Allah memutuskan sesuatu, maka "bersemilah" Sidratul Muntaha sehingga diliputi oleh sesuatu, yang menurut penafsiran Ibnu Mas'ud radhiyallahu anhu adalah "permadani emas". Deskripsi tentang Sidratul Muntaha dalam hadits-hadits tentang Isra Mi'raj tersebut hanyalah berupa gambaran (metafora) sebatas yang dapat diungkapkan kata-kata. Hakikatnya hanya Allah yang Maha Tahu.

Peristiwa di Sidratul Muntaha bagi Muhammad

Ketika Mi'raj, di sini Muhammad melihat banyak hal, seperti:
Melihat bentuk asli Malaikat Jibril

Dikatakan bahwa Muhammad telah melihat wujud asli dari Malaikat Jibril yang memiliki sayap sebanyak 600 sayap.
“ Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (An-Najm 53:13) ”

Melihat Tuhan

Dikatakan pula bahwa Muhammad telah melihat Allah yang berupa cahaya.

Untuk hal ini terdapat beda pendapat di kalangan ulama, apakah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah melihat Tuhannya? Jika pernah apakah beliau melihat-Nya dengan mata kepala atau mata hati? Masing-masing memiliki argumennya sendiri-sendiri. Di antara yang berpendapat bahwa beliau pernah melihat-Nya dengan mata hati antara lain al-Baihaqi, al-Hafizh Ibnu Katsir dalam Tafsirnya, dan Syaikh al-Albani dalam tahqiq beliau terhadap Syarah Aqidah ath-Thahawiyah. Salah satu argumentasi mereka adalah hadits di atas.

Mendapatkan Perintah Salat

Di Sidratul Muntaha ini Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam mendapatkan perintah salat 5 waktu. Perintah melaksanakan salat tersebut pada awalnya adalah 50 kali setiap harinya, akan tetapi karena pertimbangan dan saran Nabi Musa serta permohonan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam sendiri, serta kasih dan sayang Allah Subhahanu wa Ta'ala, jumlahnya menjadi hanya 5 kali saja. Di antara hadits mengenai hal ini diriwayatkan oleh Ibnu Abbas dan Ibnu Mas'ud.

Dari Abdullah (bin Mas'ud), ia telah berkata: "Ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam diisrakan, beliau berakhir di Sidratul Muntaha (yang bermula) di langit keenam. Ke sanalah berakhir apa-apa yang naik dari bumi, lalu diputuskan di sana. Dan ke sana berakhir apa-apa yang turun dari atasnya, lalu diputuskan di sana."

Ia berkata: "Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam diberi tiga hal: Diberi salat lima waktu dan diberi penutup Surah al-Baqarah serta diampuni dosa-dosa besar bagi siapapun dari umatnya yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun".

HR Muslim (173) dengan redaksi di atas, at-Tirmidzi (3276), an-Nasai (451), dan Ahmad (3656 & 4001).}}

Sumber:
Dari:wikipedia

Bagi orang awam mungkin menganggap sepele dan tidak begitu yakin tentang ini, tapi bagiku pohon ini nyata dan Sidratul Muntaha itu ada. Jarak langit dan bumi mungkin sangat jauh, milyaran kilometer, tapi bagi Sang Pencipta, Jika ia mampu membuat langit dan bumi beserta isinya, dan menciptakan jarak yang begitu jauh, dengan mudah pula Tuhan akan menciptakan alat transportasinya.

Bukankah Nabi Muhammad menggunakan Buroq sebagai transportasinya, dan sebagai pernafasan diluar antariksa bukankah Nabi juga di operasi sebelum melakukan Isra dan Miraj.

Teknologi transportasi dunia saat ini mungkin sangat cepat dan canggih, tapi....apakah mungkin manusia bisa menciptakan tansportasi secepat Buroq...terbang milyaran kilometer dengan hanya satu malam pulang pergi ke langit?

Jika seluruh BBM di bumi digunakan, apakah akan sampai ke Langit?

Tapi seluruh manusia pasti akan melihat Tuhannya, cuma kita harus melewati sebuah pintu....yaitu kematian..., dan kita akan dibangkitkan dalam format baru, tubuh baru, untuk bertanggung jawab atas semua perbuatan kita kelak.

Jadi ingin ke langit nih.....tapi takkan mungkin kan? Kalau begitu saya akan memuji kebesaran Tuhan dari bumi saja. Semoga Tuhan selalu mengasihi dan mengampuni dosa kita.

Salam blogger.

Misteri Gunung Merapi


Merapi Meletus Lagi, turut berduka atas wafatnya Mbah Marijan, juru kunci Merapi. Beliau wafat dalam kondisi bersujud. Semoga Tuhan mengampuni dosanya dan menerima segala amal baiknya.

Gunung Merapi sangat aktif, tiap 2 tahun meletus, jadi ingin tahu sejarahnya.

Berikut hasil surfing ku tentang misteri gunung Merapi:

BAGAIMANA cerita terjadinya Gunung Merapi? Bila kita berada di wilayah Kawastu, kalangan penduduk di sana masih mempercayai bahwa Gunung Merapi adalah penjelmaan dari perubahan Gunung Jamurdipo. Menurut cerita yang beredar di sana, sebagaimana diungkapkan Lucas Sasongko Triyoga dalam bukunya, Manusia Jawa dan Gunung Merapi (Gadjah Mada University Press, 1991), sewaktu Pulau Jawa diciptakan para desa, keadaannya tidak seimbang. Karena miring ke barat. Ini disebabkan di ujung barat terdapat Gunung Jamurdipo.


Atas prakarsa Dewa Krincingwesi, gunung tersebut dipindahkan ke bagian tengah agar terjadi keseimbangan. Pada saat yang bersamaan, di tengah Pulau Jawa terdapat dua empu kakak beradik, yakni Empu Rama dan Permadi. Keduanya tengah membuat keris pusaka Tanah Jawa. Mereka oleh para dewa telah diperingatkan untuk memindahkan kegiatannya tetapi keduanya bersikeras. Mereka tetap akan membuat pusaka di tengah Pulau Jawa. Maka, Dewa Krincingwesi murka. Gunung Jamurdipo kemudian diangkat dan dijatuhkan tepat di lokasi kedua empu itu membuat keris pusaka. Kedua empu itu, akhirnya meninggal. Terkubur hidup-hidup karena kejatuhan Gunung Jamurdipo. Untuk memperingati peristiwa tersebut, Gunung Jamurdipo kemudian diubah menjadi Gunung Merapi. Artinya, tempat perapian Empu Rama dan Permadi. Roh kedua empu itu kemudian menguasai dan menjabat sebagai raja dari segala makhluk halus yang menempati Gunung Merapi.

Mitos tentang asal-usul Gunung Merapi ini ternyata juga muncul dengan versi lain di Korijaya. Menurut cerita yang terjadi di sana, ketika di dunia ini belum terdapat kehidupan manusia kecuali para dewa di Kahyangan, keadaan dunia pada saat itu tidak stabil, miring dan tidak seimbang. Batara Guru lantas memerintahkan para dewa untuk memindahkan Gunung Jamurdipo yang semula terletak di Laut Selatan, agar Pulau Jawa menjadi seimbang. Gunung itulah yang kemudian dijadikan batas utara Jogyakarta. Sebelum Batara Guru memerintahkan para dewa untuk memindahkan gunung itu, Empu Rama dan Permadi diutus membuat keris pusaka Tanah Jawa. Padahal gunung itu akan dipindahkan di tempat kegiatannya. Karena kedua empu itu diperintah Batara Guru, tak maulah mereka pindah dari situ. Sebab, ada sabda pandhita ratu, datan kenging wola-wali. Artinya, perkataan ratu tidak boleh berubah-ubah atau plin-plan.

Maka, terjadilah pertempuran. Empu Rama dan Permadi menang atas dewa-dewa. Mendengar hal itu, Betara Guru lantas memerintahkan Batara Bayu agar kedua empu itu dihukum. Dikubur hidup-hidup karena membangkang Jamurdipo. Akhirnya, menurut mitos itu, Jamurdipo ditiup dari Laut Selatan oleh Batara Bayu dan terbang kemudian jatuh tepat di atas perapian. Kejadian ini akhirnya mengubur mati kedua empu yang dinilai pembangkang itu. Karena dipindahkan ke perapian, maka Gunung Jamurdipo akhirnya dinamakan Gunung Merapi. Kedua empu itu akhirnya menjadi penguasa makhluk halus yang tinggal di Merapi.

Sesudah peristiwa itu, Barata Narada diutus Batara Guru untuk memeriksa Gunung Merapi. Ternyata ia menemukan ular naga yang belum menghadap para dewa karena terhalang air mata gunung yang bernama Cupumanik. Narada kemudian membawa Cupumanik menghadap para dewa. Cupumanik yang menyebabkan semuanya jadi terlambat, akhirnya dihukum mati. Tetapi Batara Guru murka melihat kenyataan, bahwa Cupumanik menggunakan kesaktiannya sehingga hukuman mati itu tak membawa hasil.

Oleh Batara Guru tubuh Cupumanik kemudian diangkat dan dibanting di atas tanduk lembu Andini. Andini adalah kendaraan pribadi Batara Guru. Tubuh Cupumanik hancur lebur, berantakan dan dari tubuhnya muncul seorang putrid cantik. Namanya Dewi Luhwati. Akibat bantingan yang luar biasa itu, salah satu tanduk Andini patah menjadi dua. Sedang kecantikan Dewi Luhwati membuat Batara Guru terpesona dan jatuh cinta.

Tentang asal usul nama Merapi ini, menurut Lucas, terdapat versi lain yang beredar di kalangan abdi dalem khususnya yang melaksanakan upacara Labuhan ke Merapi. Konon, di bumi telah berdiri beberapa kerajaan yang saling berperang. Salah satu kerajaan itu, yakni Mamenang, merupakan kerajaan pemenangnya. Kerajaan itu berada di bawah pimpinan Maharaja Kusumawicitra.

Waktu itu Resi Sengkala atau Jaka Sengkala atau Jitsaka— kalangan umum menyebutnya Ajisaka— telah memberikan nama-nama gunung di seluruh Jawa. Sebelum datang ke Pulau Jawa, sang resi adalah raja yang bertahta di Kerajaan Sumatri. Karena kemenangan Maharaja Kusumawicitra itu, maka segala sesuatu yang berada di bawah kekuasaannya diganti namanya disesuaikan dengan kebudayaan Mamenang.

Misalnya nama Gunung Candrageni, yang semua diberi nama Ajisaka, lantas diganti menjadi Gunung Merapi. Begitu pula dengan Gunung Candramuka, diubah menjadi Gunung Merbabu. Sehingga kita mengenal nama Gunung Merapi dan Merbabu. Begitu pula dengan Gunung Wilis, Gunung Sumbing, Gunung Lawu, Gunung Arjuna yang kita kenal sekarang itu adalah nama-nama yang diberikan oleh Maharaja Kusumawicitra.

Sumber : pos metro

Misteri Lain Gunung Merapi

GUNUNG Merapi dipercaya sebagai tempat keraton makhluk halus. Panembahan Senopati pendiri kerajaan Mataram memperoleh kemenangan dalam perang melawan kerajaan Pajang dengan bantuan penguasa Merapi. Gunung Merapi meletus hingga menewaskan pasukan tentara Pajang, sisanya lari pontang-panting ketakutan. Penduduk yakin bahwa Gunung Merapi selain dihuni oleh manusia juga dihuni oleh makhluk- makhluk lainnya yang mereka sebut sebagai bangsa alus atau makhluk halus.

Penduduk di daerah Gunung Merapi mempunyai kepercayaan tentang adanya tempat-tempat angker atau sakral. Tempat angker tersebut dipercayai sebagai tempat-tempat yang telah dijaga oleh mahkluk halus, dimana itu tidak dapat diganggu dan tempat tersebut mempunyai kekuatan gaib yang harus dihormati. Penduduk pantang untuk melakukan kegiatan seperti menebang pohon, merumput dan mengambil ataupun memindahkan benda-benda yang ada di daerah tersebut. Selain pantangan tersebut ada juga pantangan untuk tidak berbicara kotor, kencing atau buang air besar, karena akan mengakibatkan rasa tersinggung makhluk halus yang mendiami daerah itu.

Tempat-tempat yang paling angker di Gunung Merapi adalah kawah Merapi sebagai istana dan pusat keraton makhluk halus Gunung Merapi. Di bawah puncak Gunung Merapi ada daerah batuan dan pasir yang bernama “Pasar Bubrah” yang oleh masyarakat dipercaya sebagai tempat yang sangat angker. “Pasar Bubrah” tersebut dipercaya masyarakat sebagai pasar besar Keraton Merapi dan pada batu besar yang berserakan di daerah itu dianggap sebagai warung dan meja kursi makhluk halus.

Bagian dari keraton makhluk halus Merapi yang dianggap angker adalah Gunung Wutoh yang digunakan sebagai pintu gerbang utama Keraton Merapi. Gunung Wutoh dijaga oleh makhluk halus yaitu “Nyai Gadung Melati” yang bertugas melindungi linkungan di daerah gunungnya termasuk tanaman serta hewan.

Selain tempat yang berhubungan langsung dengan Keraton Merapi ada juga tempat lain yang dianggap angker. Daerah sekitar makam Sjech Djumadil Qubro merupakan tempat angker karena makamnya adalah makam untuk nenek moyang penduduk dan itu harus dihormati.

Selanjutnya tempat-tempat lain seperti di hutan, sumber air, petilasan, sungai dan jurang juga dianggap angker. Beberapa hutan yang dianggap angker yaitu “Hutan Patuk Alap-alap” dimana tempat tersebut digunakan untuk tempat penggembalaan ternak milik Keraton Merapi, “Hutan Gamelan dan Bingungan” serta “Hutan Pijen dadn Blumbang”. Bukit Turgo, Plawangan, Telaga putri, Muncar,

Thanks to:http://www.indospiritual.com/artikel_misteri-gunung-merapi.html

Apapun versinya, Merapi adalah Gunung Api teraktif di dunia. Kok nggak ada mak lampirnya?
Siapa kalau begitu Mak Lampir itu?

Pengikut