Hari ini aku membelikan anakku sate ayam, tidak banyak, hanya 5 tusuk dan satu lontong. Hanya tiga ribu, tapi bagi kami itu merupakan harga yang sangat mahal dan mungkin hanya satu kali dalam sebulan untuk membeli sate senilai itu.
Bagi kami sate dan bakso itu adalah makanan yang agak mewah. Makanya aku hanya berani membelikan sate untuk anakku hanya satu atau dua kali dalam sebulan.
Ketika aku membeli sate tadi, ada seorang pembeli yang setengah baya umurnya. Dia membeli sate dalam jumlah banyak, totalnya sampai lima belas ribu. Orang itu membayar pakai uang lima puluh ribu, dan kembalinya adalah tiga puluh lima ribu. Tapi si penjual sate rupanya salah memberi kembaliannya, ia memberikan uang kembalian sebesar empat puluh ribu rupiah. Setelah si pembeli setengah baya itu pergi, tiba-tiba ia kembali dan mengembalikan uang yang empat puluh ribu tadi. Dia pun bilang, "mbak, uangnya terlalu banyak, ini uangnya kelebihan lima ribu". Bukan main girangnya si penjual sate itu. Karena si pembeli adalah satu diantara jutaan orang jujur di Negeri ini.
Mungkin ini adalah hal kecil bagi kita. Tapi jika berpikir lebih jauh, hal ini adalah sendi kejujuran yang harus kita pelihara. Bagaimana bangsa ini bangkit dari keterpurukan, jika pengelola bangsa ini tak punya nilai kejujuran. Jika pengelola negeri tidak jujur, maka berapa uang rakyat yang mereka raup ketika ia menjabat jabatan penting. Bukannya memikirkan kesejahteraan rakyat, tapi malah memeras dan korupsi sebesar mungkin demi kekayaan pribadi.
Bagaimana mungkin negeri ini sejahtera, jika kita sebagai rakyat tidak punya lagi nilai kejujuran, kita selalu menuntut hak, tapi kita tidak pernah melakukan kewajiban.
Tapi di negeri ini, hampir semua orang telah melakukan kewajibannya membayar pajak tanah. Hanya satu yang yang belum, yaitu pajak pendapatan. Ketika aku berpikir tentang pajak pendapatan, bagaimana mungkin aku membayar pajak pendapatan, jika gajiku hanya umr dan hanya cukup untuk makan. Tentu seharusnya pajak pendapatan adalah mereka yang mempunyai gaji sekitar10 jutaan.
Sedangkan pokok permasalahan bangsa ini salah satunya adalah hilangnya sendi kejujuran.
Tapi masih ada waktu untuk berubah. Mari kita merubah sikap untuk melihat cermin diri kita. Dan menanamkan nilai kejujuran mulai dari diri kita sendiri. Karena jika kita mempunyai dan mempertahankan nilai kejujuran ini, maka kita akan sangat dihormati orang lain. Dan Tuhan juga akan memberikan pahala untuk kita, jika kita selalu jujur pada diri kita, keluarga kita, lingkungan kita, serta negeri tercinta ini.
Kejujuran Bangsaku Yang Terkoyak
Diposting oleh
andreas
Rabu, 09 Juli 2008
0 komentar:
Posting Komentar