Sebagai seorang yang sangat awam terhadap iptek, pertama kali menyentuh mouse ke dunia maya, aku seperti berada di tengah hutan rimba. Tak tahu harus kemana, pada siapa bertanya. Dan harus bagaimana aku di internet.
Pencarian demi pencarian aku lalui, sampai pada satu titik terang, yaitu apa yang ku cari di dunia maya ini. Kemudian tersandar aku pada sebuah blog berisi tentang segala macam cara mendapatkan uang di internet. Dari yang menipu sampai yang benar-benar jujur dan sangat peduli akan sesama.
Akhirnya terciptalah blog sederhana ini, hasil karya tanganku sendiri. Ku tulis dengan sayatan pilu ekonomiku saat ini, serta harapan semu yang tak kunjung datang, yaitu kesejahteraan hidup serta kemandirian.
Aku menulis di blog ini, dengan membeli pulsa sepuluh ribuan, dan kugunakan hanya dapat memposting beberapa artikel saja. Itupun omelan istriku yang tak kunjung redam karena mengharap dollar dari internet yang kujanjikan.
Tapi saat ini, aku berhasil mendapatkan beberapa ladang di internet. Meskipun kudapat hanya satu cent dollar per hari, tapi itu terus kutekuni. Biarlah waktu yang menjawab tentang hasil dari usahaku selama ini di internet.
Internet yang dulu kuanggap sebagai hutan belantara, kini dengannya aku mulai membuat ladang-ladang yang terus kupupuk dan kualiri dengan irigasi yang masih begitu mahal terasa.
Ladang-ladang ini adalah harapanku, dan hasil bercocok tanamnya sebagian kuperdagangkan di Marketiva. Memang butuh perjuangan yang sangat besar, tapi itu harus kulakukan. Karena jika aku mundur aku akan hancur, karena aku di dunia nyata tak punya tanah sawah atau kebun untuk kutanami. Ekonomiku pun makin memburuk, dan aku harus terus maju dan bercocok tanam di internet. Karena sawah ladangku adalah internet, dan tanamanku adalah blog dan berbagai program pencari dollar lainnya.
Pasarku adalah Marketiva. Disitu aku berdagang dengan segenap seluruh kemampuan yang kumiliki. Walaupun berkali-kali rugi dan berkali-kali pula untung, tapi itulah perdagangan. Karena itu juga terjadi pada petani di dunia nyata. Harga pupuk yang semakin mahal, irigasi yang mahal, tenaga buruh yang makin mahal membuat para petani sering merugi dan gagal panen. Tapi mereka tak pernah jera untuk menanam.
Aku pun demikian. Aku anak desa, aku tahu bagaimana penderitaan dan perjuangan hidup mereka. Makanya, aku di internet penuh perjuangan dan kerja keras banting mouse kesana kemari demi dollar masuk ke rekeningku.
Bercocok Tanam di Internet
Diposting oleh
andreas
Selasa, 29 Juli 2008
0 komentar:
Posting Komentar