BUNGA BANGSAKU

The World Explorer

Kisah Perawan Desa (Datang Tak Di Undang Pulang Bawa Tulang)


Kisah ini merupakan kisah pahit dari sekian banyak TKW, terutama Negara tujuan Malaysia. Sudah menjadi rahasia umum, jika Malaysia memperlakukan TKW dengan sangat buruk. Beberapa diantaranya sampai tak bernyawa, hanya tulang –tulang yang pulang kembali ke Indonesia.

Seperti tetanggaku, berangkat menjadi TKW, pulang hanya bawa tulangnya saja. Hanya bawa tulang, tidak membawa uang, nyawa hilang, harapan hidup dengan berlimpah uang tinggal khayalan di awang-awang.

Tak ada seorang pun dari para perawan negeri ini mau menjadi TKW, jika saja pekerjaan dan kesejahteraan hidup di negeri ini mudah diraih. Tak ada pilihan lain, dari pada hidup susah, orang tua sudah tak mampu lagi untuk bekerja, mereka pun mengadu nasib demi hidup.

Ada juga yang pulang tanpa uang, tapi bawa bayi di kandungan. Sungguh biadap perlakukan mereka. Setelah puas sebagai pemuas nafsu mereka, perawan itu kemudian hanya diberi uang untuk onkos pulang ke Indonesia saja.

Akhirnya di desaku ini, ada perawan tak perawan, perawan tapi punya anak bayi, tanpa bapak, tanpa status pernikahan. Karena korban dari mengadu nasib dari menjadi TKW, terutama Malaysia.

Tak banyak pilihan memang, hidup di Negeri sendiri tapi negeri ini dikuasai oleh sekelompok orang kaya dari negeri lain. Sedangkan penduduk asli, karena tak punya cukup modal dan terbelenggu kebodohan karena sekolah pun mahal, menjadi orang asing di negeri sendiri.

Tak ada pilihan selain menjadi budak uang, berkerja demi mendapatkan uang, melakukan apa saja demi mendapatkan uang untuk makan. Karena kelaparan itu sangat sakit rasanya. Tangis anak karena lapar, sangat pedih didengarkan. Dan rintihan orang tua yang sakit, dan tak mampu berobat sangatlah pilu untuk di dengarkan.

Demi bintang yang bersinar di langit, demi anak yang lapar, demi alam dan kehidupan dunia yang makin lama makin aneh ini, kita semua mungkin melupakan tujuan penciptaan kita didunia ini. Mengapa kita hidup, mengapa kita ada, untuk apa sebenarnya kita hidup. Semua itu ada jawabannya. Jawabannya ada di hati kita masing-masing, dan rahasianya ada di atas langit.

Karena tidak lah mungkin kita hidup hanya untuk makan dan mengejar uang, tapi kita punya perasaan dan hati nurani. Kalau hanya untuk makan kita seperti hewan, tiap hari hanya makan, minum, dan kawin. Tetapi kita punya akhlak, keimanan, norma social, moral dan akal budi.

Aku berpendapat, bahwa kita diciptakan untuk beribadah, beriman, bertaqwa.

1 komentar:

Sinc 11 Januari 2012 pukul 04.12  

wanita yang digambar masih perwan ga ya?

Pengikut