Browsing di dunia maya sangat menyenangkan, tetapi kadang kita terblokir oleh admin di warnet atau isp kita untuk membuka situs tertentu.
Alternatif browsing bebas hambatan adalah dengan menggunakan free proxy. Saya menemukan free proxy ini beberapa bulan lalu. Sampai saat ini masih juga bisa saya gunakan dan untuk membuka situs dengan ssl/https pun bisa.
Anda ingin mencobanya, berikut ini proxy-nya:
148.233.159.58 port :8080
Proxy ini lumayan cepat, dan layak anda pakai. Entah esok atau lusa. Maklum saja gratisan, jika hari ini bisa digunakan, bulan depan belum tentu bisa digunakan.
Browsing Anymous Dengan Free Proxy Meksiko
Label: proxy
Jika Preman Itu Berseragam Polisi
Aku melihat berita di tv, tentang mahasiswi yang di telanjangi oleh oknum polisi di Sulawesi, kemudian direkam dengan ponsel dan disebarkan, terlebih dulu diperas uangnya. Tapi setelah dapat uang dari korban tetap saja video satu menit itu di sebarkan ke masyarakat.
Itu adalah satu perbuatan premanisme, dimana sifatnya preman adalah memeras, menodong, memukul, memperkosa, dan menganiaya semaunya. Aku juga teringat, ketika dulu aku sekolah, ditodong preman berseragam smu, mereka berkelompok dan ber geng banyak. Aku juga melihat, preman yang berjalan dipasar meminta uang keamanan kepada para penjual di pasar.
Tapi bagaimana kalau preman itu berseragam polisi atau oknum petugas? Di daerah ku ada sekelompok aparat yang semena-mena terhadap masyarakat. Mereka bermabuk-mabukan, setelah itu memukul orang lain semaunya, menodong, kemudian juga arogan.
Karena takut, mereka pada diam saja, takut terjerat hukum. Padahal mereka lah yang seharusnya menang di mata hukum, karena mereka dianiaya.
Aku sendiri juga pernah ditodong oknum polisi dijalan, hanya masalah kecil, mintanya Rp 50.000.
Pokoknya, yang namanya urusan dengan petugas kepolisian, dijamin bangkrut. Bisa-bisa gaji sebulan habis hanya mengurusi perkara kecil. Kalau anda belum pernah kejadian ditodong oknum polisi/tentara, berhati -hatilah, karena urusannya adalah uang dan uang.
Yang jelas, polisi itu aparat hukum, tapi kalau oknum polisi, malah ada yang jadi preman jalanan. Ada juga oknum polisi yang benar benar tulus melayani masyarakat. Yang jujur seperti ini yang sangat jarang ditemukan. Apalagi zaman sekarang, temanku bilang kalau mau jadi aparat maka siapkan uang minimal Rp 50 juta.
Nah, kalau mau masuk jadi aparat harus membayar mahal seperti itu, tentu nantinya berpikir bagaimana caranya dapat kembalian uang setelah jadi anggota aparat. Akhirnya kita masyarakat yang jadi korban di jalanan.
Wah, kapan ya negeri ini bebas premanisme, sedangkan cari uang makin sulit.
Anda punya pengalaman unik seputar premanisme petugas, mengapa tidak anda share di sini, bertukar pengalaman dengan saya.
Label: realita
Mencari Dollar Di Blogvertise (Money Blogging)
Ketika blogku ini saya daftarkan ke blogvertise, statusnya adalah probably, kemudian setelah saya beberapa bulan meng -update hingga beberapa posting, statusnya berubah menjadi aproved. Padahal waktu itu blogku ini berisi tentang kisah kehidupanku saja, dan tampilannya juga hanya template standar blogger.
Waktu itu saya sangat tidak paham tentang cara memposting permintaan dari para pengiklan, di email yang saya baca, saya diminta untuk menampilkan link-link yang mereka minta, dan dilarang mengcopy dari web mereka.
Pertama kali menerima entry dari salah satu pengiklan, saya berpikir keras untuk diterima dan dibayar. Dan akhirnya dari hasil perjuanganku entry pertamaku diterima dan dibayar oleh blogvertise sebanyak $2. Tapi karena waktu itu aku masih punya persoalan serius dengan keuanganku, laptopku ini masuk di pegadaian. Dan pembayaran pertamaku didunia maya ini ke rekening paypalku jadi terhambat. Karena paypal menahan pembayaran dari blogvertise, hingga saya mengklik link konfirmasi pembayaran dari paypal di emailku.
Ketika masalahku selesai dan aku ambil laptopku di pegadaian, akupun segera mengecek emailku yang kubiarkan saja selama 3 bulan. Akhirnya gaji pertamaku di dunia maya tersebut hilang entah kemana. Di rekening paypalku masih kosong, dan di blogvertise statusnya sudah paid(dibayar).
Yang tersisa hanyalah email dari kedua belah pihak yaitu paypal dan blogvertise yang menyuruh saya mengklik dan memeriksa account ku dari web mereka. Hingga ada kurang lebih 10 email dari kedua belah pihak yang dinyatakan secara berulang-ulang. Aku sangat kecewa dan putus asa, kemudian kubiarkan lagi emailku selama beberapa bulan dan ternyata blogvertise memberikan lagi 2 entry sekaligus ke email saya.
Entry kedua dan ketigaku itupun sudah direject karena expire date, alias sudah lewat jatuh tempo yang seharusnya diposting menurut permintaan mereka. Akupun kecewa ke sekian kalinya, aku tahu bahwa aku yang bersalah karena aku tidak rajin membuka inbox emailku per harinya.
Seandainya emailku terbaca dan semua entry kutulis, mungkin blogku ini sudah mendapatkan $2 x3= 6 dollar, karena dari entry yang diterima akan di bayar $2.
Mungkin ini juga suatu pelajaran bagi saya bahwa salah satu syarat mencari uang di internet salah satunya adalah rajin browsing dan rajin membaca email, karena setiap entry iklan dari advertiser di blogvertise biasanya melalui email dan pambayarannya juga menggunakan email/paypal.
Mungkin juga itu belum menjadi rejeki ku, karena biasanya kalau sudah rejeki itu ditetapkan pada kita, entah sesulit apapun caranya pasti sampai juga ke rekening kita.
Saya yakin kalau anda lebih pintar dan blog anda lebih baik dan bagus dari blog saya ini, dan saya yakin kalau anda akan mendapat dollar lebih banyak dari saya bila anda menjadi anggota di blogvertise.
Jadi tunggu apalagi, jika anda belum mendaftar, segera daftarkan blog anda ke blogvertise, dan rajinlah meng up-date blog anda dengan posting yang berkualitas, serta rajinlah mengecek email anda, siapa tahu anda mendapatkan puluhan entry per hari.
Label: webmaster
Internet Gratis Telkom Flexi
Saya dulu juga pernah mencoba memakai akses internet dari Telkom Flexi Trendy. Koneksi yang saya dapatkan dari Telkom Flexy Trendy sebenarnya umum seperti cdma lainnya, tapi yang membuatku kecewa adalah sering disconected sendiri.
Kemudian yang paling membuatku sangat kecewa adalah minimal pulsa untuk dapat akses dial up melalui flexi trendi pada waktu itu adalah Rp 5000. Jika pulsa sudah menunjukkan angka Rp 5000, maka hanya dapat dipakai untuk menelpon dan SMS saja.Jadi mungkin Telkom Flexi Trendy minta pulsa standart diatas Rp 20.000 untuk akses dial up. Aku coba lagi membeli pulsa Rp 20.000, koneksinya masih saja sering disconect. Berarti Telkom Flexi Trendy memang tidak dapat diandalkan di daerahku. Temanku juga berkata sama menggunakan kartu ini. Padahal sinyal sama dengan sinyal cdma lainnya yaitu 3 bar.
Kemudian aku mendapatkan trik dari salah satu forum, bahwa kita dapat mencuri data alias internet gratis dengan kartu fleksi trendi dengan beberapa trik yaitu dengan menggunakan akses vpn keluar negeri yaitu Your Freedom.
Tapi sangat tidak tertarik dengan cara ini, karena minimum pulsa yang harus diatas Rp 5000 saja membuatku gerah dan setelah pulsa kartu Flexi Trendy tersebut habis, kubuang saja dan aku beralih menggunakan cdma lain yang minimal pulsanya hanya Rp 500.
Untuk cara setting lihat saja langsung ke situsnya Your Freedom.
Sedangkan servernya dapat anda isikan dari salah satu server tersebut di bawah ini:
ems01.your-freedom.de 67.159.5.116 US
ems02.your-freedom.de 193.164.133.61 DE
ems03.your-freedom.de 87.98.241.26 FR
ems04.your-freedom.de 91.121.13.62 FR
ems05.your-freedom.de 91.121.13.63 FR
ems06.your-freedom.de 81.169.130.185 DE
ems07.your-freedom.de 85.214.22.104 DE
ems08.your-freedom.de 91.121.2.175 FR
ems09.your-freedom.de 85.214.73.35 DE
ems10.your-freedom.de 85.214.45.170 DE
ems11.your-freedom.de 87.98.217.227 FR
ems12.your-freedom.de 87.98.243.6 FR
ems13.your-freedom.de 66.90.104.142 US
ems14.your-freedom.de 87.98.128.61 FR
ems14.your-freedom.de 91.121.9.81 FR
ems15.your-freedom.de 193.37.152.232 DE
ems16.your-freedom.de 67.159.5.52 US
ems17.your-freedom.de 91.121.1.185 CA
ems18.your-freedom.de 85.214.116.165 DE
ems19.your-freedom.de 77.92.68.5 UK
ems20.your-freedom.de 67.212.67.75 CA
ems23.your-freedom.de 62.193.231.70 FR
ems24.your-freedom.de 91.121.94.101 FR
Saya belum sempat mencobanya, karena saya sudah lelah mencoba berbagai kartu cdma mencari solusi akses internet gratisan. Aku ingin akses internet berbayar terjangkau dan resmi juga unlimited, dengan koneksi lumayan.
Tarif Baru Internet Telkom Flexi
Aku selalu rajin mengikuti perkembangan harga penggunaan internet di negeri ini, kemudian aku mampir ke situsnya Telkom Flexi, dan mendapatkan penjelasan tarif baru dari telkom flexi seperti berikut:
Dual Charging Mode
Selain mode charging berdasarkan volume data yang telah dikenal selama ini, Flexi juga telah meluncurkan mode charging berdasarkan waktu akses (time based). Anda dapat memilih sendiri mode akses yang diinginkan (volume atau time based) kapanpun anda mau dengan hanya melakukan login menggunakan username yang telah disediakan untuk masing-masing mede charging tersebut.
Mode charging time based berlaku untuk pelanggang Pasca Bayar (Classy) dan Prabayar (Trendy).
Aktivasi Layanan dan Provisioning
Untuk layanan dual charging mode ini pelanggan tidak memerlukan aktivasi terlebih dahulu. Pelanggan yang telah menggunakan system operasi Microsoft Windows, dapat memulai akses internet melalui Flexi PDN dengan membuat koneksi baru untuk dial up connection -nya (add new connection di Control Panel à Network Connection).
Terdapat perbedaan cara provisioning, tergantung Charging mode yang dipilih pelanggan sebagai berikut :
Volumebased Charging
Aktivasi :
Tidak diperlukan (Normally open)
Provisioning :
Login & Dial Up Number
Username : telkomnet@flexi
Password : telkom
Dial number : #777
Charging :
Pelanggan akan dikenakan tarif sesuai
volume / usage data yang dipakai
(upload dan download)
Round off usage : 1 KByte
Prerequirement :
Berlaku untuk pelanggan Classy maupun
Trendy
Timebased Charging
Aktivasi :
Tidak diperlukan (Normally open)
Provisioning :
Login & Dial Up Number
Username : telkomnet@flexi-time
Password : telkom
Dial number : #777
Charging
Pelanggan akan dikenakan tarif sesuai
lama waktu akses yang digunakan oleh
pelanggan.
Round off time : 1 menit
Prerequirement :
Berlaku untuk pelanggan Classy maupun
Trendy
Saya sendiri kurang jelas mengenai Tarif round of time:1 menit, apakah berarti tarifnya 1 rupiah per menit, kalau begitu tarifnya perjamnya hanya 60 Rupiah. Berarti sangat murah sekali.
Kemudian di kalimat round of time:1 kbyte apakah berarti Rp 1/kb, berarti sama dengan starone yaitu rp 1/kb.
Apakah ini juga khusus flexi data net yang berlangganan khusus di daerah tertentu. Tapi mengapa disitu tertulis untuk flexi classy(pasca) dan flexi trendy(prabayar).
Jadi penasaran juga ingin coba tarif baru ini.
Mungkin anda pernah mencoba tarif baru ini, mohon infonya.
Terima kasih.
Label: iptek
Tarian Erotis Indonesia (Candoleng-Doleng/Tari Telanjang) Di Sindrap- Sulawesi
Pada suatu ketika aku istirahat dalam lingkungan pabrik tempat aku bekerja, seperti biasa kami bekerja kelompok dan istirahat bersama. Salah seorang temanku yang punya handphone agak mahal yaitu Sony Ericsson k530i membuka simpanan video bugilnya sebagai hiburan. Aku pun penasaran ingin melihat video tersebut.
Ternyata ada yang membuatku heran. Biasanya video porno itu sebagian besar adalah dari luar negeri, tapi ini sangat aneh. Dalam video itu aku melihat sekelompok remaja putri umur belasan tahun menari diiringi lagu house music dangdut, mereka telanjang bugil tanpa busana sedikit pun menutupi tubuhnya dan ber adegan mandi di atas panggung.
Sedangkan yang menonton adalah semua dari golongan, yaitu anak-anak, para pemuda, bapak-bapak, juga para ibu-ibu. Bahkan dalam video singkat sekita 5 menit itu juga ada beberapa wartawan yang sedang mengarahkan kameranya ke penari tersebut.
Ternyata usut punya usut, baru kuketahui bahwa tarian itu dinamakan Candoleng-doleng. wah, betapa rusaknya moral negeri ini jika itu tidak segera ditindak tegas. Apa jadinya jika kebudayaan itu sampai ke jawa, bisa rusak generasi kita, anak-anak kita, dan kita sendiri.
Tarian telanjang yang biasanya ada di luar negeri, ternyata di negeri kita juga ada, malah lebih parah lagi, di atas panggung dan didepan anak kecil.
Kalupun ada diluar negeri, mereka biasanya menggelar tarian bugil itu di bar-bar dan tempat tertutup. Tapi di negeri kita malah diatas panggung yang sangat terbuka dan di depan anak kecil. Berarti kita lebih parah moralnya.
Tetapi aparat seharusnya bijak dalam hal ini, karena semua itu terjadi juga faktor ekonomi. Orang kalau terjepit urusan perut pasti melakukan sesuatu yang berani menepiskan moral dan dosa.
Tak Dipungkiri, para penari itu melakukannya juga karena urusan perut nomor satu, karena cari kerja susah, pabrik banyak yang di phk, ingin berdagang ditodong preman dan sebagainya.
Yang pasti hidup di negeri ini serba susah, kasihan anak-anak perempuan kita kelak nanti, mereka kalau tidak hati-hati akan terkena pemerasan seperti itu. Diperas....antara perut, pemberi uang yang minta mereka telanjang, dan diperas juga oleh para oknum aparat yang pasti menuntut sejumlah uang untuk pembebasan mereka.
Kasihan para penari itu, menjadi obyek pemerasan tubuh dan hukum. Semoga keluarga kita selalu diberi perlindungan oleh Tuhan.
Label: realita
Internet Gratis Kartu Perdana Im3
Aku dahulu pertama kali berkenalan dengan dunia internet menggunakan jaringan gprs dari salah satu operator gsm di Indonesia. Saat itu tarifnya mahal, yaitu dengan tarif Rp 20/kb. Kemudian seiring perkembangan zaman, harga akses data mulai turun hingga saat ini, yaitu dari produk Indosat berupa Im3 dan Mentari mematok tarif Rp 1/kb.
Itupun bagiku masih sangat mahal menurut tingkatan ekonomi seperti aku, yang hanya karyawan swasta tapi sangat hobi ber internet.
Pada suatu ketika aku punya cerita, yaitu tentang aku yang pada waktu itu sedang browsing dengan kartu Im3 dan handphone lamaku yang sudah kujual yaitu Nokia 6610i, kehabisan pulsa hingga dibawah Rp 500. Akupun sangat kesal.
Kemudian aku cari akal, dengan sedikit merubah apn pada handphone yang tadinya apn: indosatgprs, menjadi apn: indosatmms, dan username-passwordnya ku kosongkan. Alhasil, aku bisa nyambung sedikit waktu browsingku hingga beberapa menit, setelah itu ada tulisan besar dari Indosat :....forbidden....illegal...
Karena aku takut sama hukum, akupun tidak berani melanjutkan ujicoba, yang pasti aku sudah mencuri data dari indosat sekian kb. Akhirnya akupun berganti ke cdma yang konon menurut cerita dari beberapa forum dan blog lebih lumayan dari gprs.
Ternyata memang terbukti kalau cdma lebih stabil dan lumayan dari kecepatan downlink nya. Karena cocok, akupun pakai cdma hingga saat ini, yaitu smart dengan tarif Rp 0.275/kb dan handphone Nokia 2115i batangan seharga Rp 250.000.
Belakangan ini aku dapatkan info dari sebuah forum tentang internet gratis seperti ini:
"berikut langkah-langkah trik internet gratis indosat im3 mentari
apn:indosatmms
user & pass:indosatmms
cari ip 10.159…
masukin proxy 10.19.19.19 port:8080 ato 8081 di browser langsung konek
buat yg membutuhkan lsg di coba..."
Akupun hanya tersenyum membaca artikel tersebut. Teringat dulu waktu belum ada smart cdma, mencoba akses internet gratisan yang ilegal dan melanggar hukum. Takut dipenjara?
Indonesia memang mahal sekali biaya langganan Internetnya, kalaupun ada murah pasti lambat. Kapan bangsa ini mau maju jika pengelola negeri ini tidak memperhatikannya. Semoga makin murah ya, tarif internet di negeri kita. Jadi kita tak perlu lagi membobol jaringan salah satu operator.
Salam perjuangan para netter.
Label: iptek
Ramalan Mama Laurent Tahun 2012
Dia yang dikenal banyak orang sebagai peramal yang sering agak tepat ramalannya mengatakan bahwa tahun 2012 60% manusia di muka bumi akan hilang / musnah. Namun tidak dijelaskan secara detail apa yang menyebabkan manusia musnah pada tahun 2012 ini. Mengingat beberapa ramalannya ternyata benar-benar terjadi maka ucapan mama lauren kali ini membuat orang resah dan ketakutan. Sebagian besar orang yang percaya akan ramalan ini menjadi sangat takut dan bertanya-tanya.
Apakah bencana yang akan melanda bumi ini sehingga separuh lebih manusia di bumi musnah?
Apakah akan terjadi perang dunia III yang menggunakan nuklear bomb atau senjata pemusnah masal lainnya sehingga manusia meninggal dalam jumlah yang sangat besar?
Apakah akan terjadi tabrakan antara bumi dengan benda langit seperti planet atau lainnya?
Apakah dampak dari pemanasan global akan berjalan lebih cepat dari yang diprediksi para ilmuwan hingga menyebabkan makhluk di bumi ini musnah?
Bencana Melanda Dunia
Sebagian orang percaya dengan kemungkinan ini, mengingat akhir-akhir ini sering terjadi bencana yang tak terduga yang menyebabkan sejumlah besar orang meninggal. Seperti bencana jebolnya situ gintung, meledaknya pesawat fokker 27, kebakaran terjadi dimana-mana, tanah longsor, lumpur lapindo dan lain-lain.
Krisis Ekonomi Global Menyulut Perang Dunia
Ada yang menduga bahwa ramalan ini terkait dengan krisis ekonomi / krisis moneter yang sekarang sedang melanda dunia. Jika perang dunia III terjadi, tak dapat dielakkan lagi penggunaan senjata pemusnah masal seperti bom nuklir atau bom hidrogen. Penggunaan kedua jenis senjata ini akan memusnahkan manusia dalam jumlah yang sangat besar.
Tabrakan antara bumi dan planet humogomus
Mungkinkah akan ada planet atau benda langit lainnya yang melenceng dari orbitnya dan bertumbukan dengan bumi? Saya pernah membaca artikel tentang teori kehancuran bumi. Bagi yang belum pernah baca silahkan cari artikelnya di google. Konon, sekarang ada sebuah planet dari galaxy lain (bumi terletak di galaxy bima sakti) yang massanya 100 kali lipat massa bumi. Planet ini diberi nama planet x (nibiru) atau planet humongous, dan sekarang sedang bergerak menuju bumi. Karena massanya besar maka gaya grafitasi dan medan magnetnya sangat sangat besar, dan akan menyebabkan bumi mengorbit berlawanan dengan arah revolusi bumi sekarang ini, sehingga matahari akan terbit dari barat. Selain itu sebelum planet nibiru ini bertabrakan dengan bumi, terlebih dahulu akan diawali dengan tertariknya benda-benda di bumi dan isi bumi ke arah planet tersebut. Lahar dan isi perut bumi akan keluar dari inti bumi. Tapi menurut NASA tabrakan antara bumi dengan planet x akan terjadi pada tahun 2052 atau 2053 dan bukan pada tahun 2012 seperti yang diramalkan Mama Loren.
Effect Pemanasan Global dan Es Dikutub
Sebagian mengaitkan ramalan ini dengan pemanasan global. Mencairnya es di kutub akan menyebabkan banjir yang sangat dahsyat dan selain itu badai yang sangat kuat juga akan terjadi akibat perbedaan suhu dipermukaan laut akibat mencairnya es ini. Mencairnya es di kutub ini akan menutup sebagian besar permukaan bumi.
Sunting dari: http://seno008.blogspot.com/
Apakah banjir besar seperti zaman Nabi Nuh akan terulang lagi? Sehingga memusnahkan sebagian besar manusia di muka bumi ini?
Anggap saja artikel ini sebagai hiburan, biar kita tidak tambah pusing oleh berbagai ramalan yang ujung-ujungnya membuat spirit kita dalam bekerja agak terganggu.
Yang harus kita lakukan adalah teruskan aktifitas kita sehari-hari dan berusahalah berbuat baik.
Label: cerita
Kisah Nabi Hud AS (Musnahnya Kaum A’ad)
A’ad adalah nama suku bangsa Arab yang hidup di perkampungan Al-Ahqaf, terletak antara Hadramaut (Yaman) dan Dhafar (Umman). A’ad termasuk suku bangsa tertua sesudah kaum Nabi Nuh as yang terkenal dengan kekuatan jasmani dalam bentuk tubuh yang besar dan perkasa. Mereka dikurniai Allah tanah yang subur dengan sumber-sumber airnya yang mengalir dari segala penjuru. Penghidupan mereka dari bercocok tanam. Hidup mereka sangat makmur, sejahtera, dan bahagia “Baldatun Thayyibatun wa Robbun Ghofur”, sehingga mereka berkembang biak menjadi bangsa terbesar diantara bangsa bangsa yang hidup di sekitarnya.
Kaum Aad tidak mengenal Allah Yang Maha Kuasa sebagai Pencipta alam semesta. Mereka menyembah berhala berhala yang diberi nama Shamud dan Alhattar dan disembah sebagai tuhan mereka yang menurut kepercayaan mereka dapat memberi kebahagiaan, kebaikan dan keuntungan serta dapat menolak kejahatan, kerugian dan segala musibah. Sebagai akibat dari kelakuan mereka timbul kemungkaran, kerusuhan dan tindakan sewenang-wenang di dalam masyarakat di mana yang kuat menindas yang lemah, yang besar memperkosa yang kecil dan yang berkuasa memeras yang di bawahnya.
Kemudian Allah mengutus kepada mereka Nabi Hud dari golongan mereka sendiri, dari keluarga yang terpandang dan berpengaruh, terkenal sejak kecil dengan kelakuannya yang baik, budi pekerti yang luhur dan sangat bijaksana dalam pergaulan dan bermasyarakat.
Allah telah memberi tugas kepada Nabi Hud untuk membawa mereka ke jalan yang benar, beriman kepada Allah. Beliau hanya menjalankan perintah Allah dan memperingatkan mereka bahawa jika mereka tetap menutup telinga dan mata maka mereka akan ditimpa azab dan dibinasakan sebagaimana terjadinya atas kaum kaum sebelumnya seperti kaum Nuh yang mati binasa tenggelam dalam air bah. Ajakan dan da’wah Nabi Hud as ditolaknya dengan berbagai alasan dan ejekan serta hinaan yang diterimanya dengan penuh kesabaran.
Setelah itu datanglah masa pembalasan dari Allah terhadap kaum Aad yang kafir dan membangkang. Allah telah turunkan siksaan dan azab dalam dua tahap. Tahap pertama berupa kelaparan dan kekeringan yang melanda ladang-ladang dan kebun-kebun mereka, sehingga menimbulkan kecemasan dan kegelisahan karena mereka tidak lagi memperolehi hasil dari ladang-ladang dan kebun-kebunnya seperti biasanya. Dalam keadaan demikian Nabi Hud masih berusaha meyakinkan mereka bahawa kekeringan itu adalah suatu peringatan pertama dari Allah agar mereka sadar akan kesesatan dan kekafiran mereka dan kembali beriman kepada Allah dengan meninggalkan persembahan mereka yang batil kemudian bertaubat dan memohon ampun kepada Allah. Akan tetapi mereka tetap membangkang dan berpaling kepada ajaran dan da’wah nabi Hud as. Mereka bahkan pergi memohon kepada berhala-berhala mereka meminta perlindungan dari musibah yang mereka hadapi.
Kemudian turun siksaan dan azab yang kedua yang dimulai dengan terlihatnya gumpalan awan dan mega hitam yang tebal. Mereka menyambutnya dengan gembira karena mereka sangka akan turun hujan lebat yang akan membasahi ladang ladang mereka dan menyirami kebun kebun mereka. Melihat sikap kaum Aad yang sedang bersuka ria itu berkatalah Nabi Hud: “Mega hitam itu bukanlah mega hitam dan awam rahmat bagi kamu tetapi mega yang akan membawa kehancuran kamu sebagai pembalasan Allah yang telah ku janjikan”
Dengan sekejap mata datanglah apa yang telah diramalkan Nabi Hud bahwa bukan hujan yang turun dari awan yang tebal itu tetapi angin taufan dahsyat dan kencang disertai bunyi gemuruh dan halilintar. Bencana angin taufan itu berlangsung selama tujuh malam sehingga sempat menyampuh bersih kaum Aad yang congkak dan menghabiskan mereka dengan keadaan yang menyedihkan.
Adapun Nabi Hud dan para sahabatnya yang beriman telah mendapat perlindungan Allah dari bencana yang menimpa kaumnya. Beliau meninggalkan perkampungan Dhafar (Umman) setelah cuaca kembali tenang menjuju ke Hadramut, di sana beliau tinggal dan menghabiskan sisa hidupnya sampai beliau wafat dan dimakamkan. Makam beliau terletak di atas sebuah bukit di suatu tempat lebih kurang 50 km dari kota Siwun dan selalu dikunjungi para penziarah yang datang beramai-ramai dari seluruh penjuru negeri, terutama pada bulan Sya’ban.
Gambar diatas adalah photo –photo perkampungan kaum A’ad
Sumber: http://hasanalsaggaf.wordpress.com/foto-foto-bersejarah-2/foto-perkampungan-kaum-aad/
Sisa peninggalan Kaum 'Aad di Kota Ubar / Misteri Kota Yang Hilang
SEORANG peneliti dari Inggris, mengaku telah menemukan jejak-jejak salah satu kaum yang diazab Allah. Sebuah kota yang dikenal sebagai "Ubar."
Dalam salah satu perjalanannya, Thomas, nama peneliti tersebut, dipandu orang-orang Badui menyusuri sebuah jalur perjalanan kuno, yang menurut mereka mengarah ke kota yang sangat tua bernama Ubar.
Seorang peneliti lain, Nicholas Clapp tertarik dengan temuan Thomas, ia pun melakukan penelitian dengan melibatkan teknologi modern. Untuk memotret kawasan tersebut, ia menggunakan teknologi remote sensing via satelit milik NASA.
Clapp lantas membandingkan gambar jalur-jalur hasil jepretan satelit dengan peta kuno, dan ternyata ada kesamaan.Titik bertemunya jalur-jalur tersebut ternyata menuju daerah luas yang diketahui sebagai permukiman kuno, sebuah kota yang hilang.
Dari petualangannya di semenanjung Arab ini, Clapp dan timnya berhasil tiba di reruntuhan bersejarah yang dikenal sebagai kota Ubar. Sejak reruntuhan kota ini ditemukan, diketahui bahwa inilah peninggalan kaum 'Aad sebagaimana dikisahkan dalam Al Qur'an, berikut kota Iram yang mereka bangun.
Selama penyelidikannya, Clapp juga menggunakan Al Qur'an sebagai pedoman. Salah satu petunjuk dari Al Qur'an melukiskan bahwa kota Iram memiliki tiang-tiang tinggi (yang dalam bahasa arab bisa juga berarti menara).
Sisa-sisa menara tinggi ini terkuak begitu saja selama penggalian. Berkat bantuan teknologi grafis tiga dimensi, para ilmuwan mampu merekonstruksinya. Dr. Zarins, anggota tim yang melakukan penggalian, mengatakan menara-menara inilah yang membedakan kota ini dari temuan arkeologi lainnya, dan membenarkan situs tersebut sebagai kota Iram milik kaum 'Aad sebagaimana disebutkan dalam Al Qur'an:
"Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum 'Aad? (yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi, yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain," (QS. Al Fajr, 89:6-8)
Kaum 'Aad yang jejaknya ditemukan para arkeolog di kota Ubar tersebut, adalah penentang Nabi Hud yang diutus kepada mereka; akibatnya mereka dibinasakan Allah. Sebagaimana firman Allah:
"Kaum 'Aad pun telah mendustakan (pula). Maka alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang sangat kencang pada hari nahas yang terus menerus, yang menggelimpangkan manusia seakan-akan mereka pokok kurma yang tumbang." (QS. Al Qamar, 54:18-20)
Dikisahkan dalam ayat tersebut bagaimana Kaum 'Aad melihat awan yang akan mengazab mereka, namun mereka tak menyadarinya. Angin puyuh yang bergerak dan menerbangkan pasir gurun tampak dari kejauhan menyerupai awan hujan. Kaum 'Aad tertipu oleh penampakan ini sehingga tidak menyadari bahaya badai gurun tersebut. Nyatanya, Ubar, sang "Atlantis Gurun Pasir", ditemukan di bawah lapisan pasir dengan ketebalan beberapa meter.
Di Ubar, badai pasir ganas mampu menerbangkan dan mengumpulkan sejumlah besar pasir dalam waktu singkat dan tanpa diduga.
Dalam Al Qur'an, Allah memberitakan Kaum 'Aad berpaling dari jalan yang lurus karena kesombongannya. Mereka mendurhakai Allah, menyembah selain Allah. Mereka berjalan di muka bumi ini dengan penuh kesombongan. Bahkan mereka melakukan penyimpangan seksual serta kemaksiatan lainnya. Sehingga Allah membinasakan mereka.
Tepat sekali dillukiskan dalam Al Qur'an: "Adapun kaum 'Aad maka mereka menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan yang benar dan berkata: 'Siapakah yang lebih besar kekuatannya dari kami?' Dan apakah mereka itu tidak memperhatikan bahwa Allah yang menciptakan mereka adalah lebih besar kekuatan-Nya dari mereka? Dan adalah mereka mengingkari tanda-tanda (kekuatan) Kami" (QS. Fushshilat, 41:15).
Allah sengaja memberitakan kisah nyata ini dalam Al Qur'an, dan mengajak kita semua mengambil pelajaran dari kehancuran kaum ini dan menjadikannya sebagai peringatan.(MB Firdaus/sumber: www.insight-magazine.com)
Label: religi
7 Pintu Masuk Neraka
Karena aku sering browsing, banyak hal yang aku dapat dari internet, dari pornografi, religi dan semua hal yang membuatku penasaran akhirnya bisa ku dapatkan.
Kemarin aku iseng mencari di google dengan keyword "neraka", dan akhirnya kudapatkan artikel ini yang membuatku merinding hingga beberapa hari lamanya, dan hampir membuatku makan tak enak karena terus mengingat artikel ini.
Anda penasaran, silahkan baca kalau berani.
7 Pintu Neraka
“Neraka mempunyai tujuh pintu, untuk masing-masing pintu di huni (sekelompok pendosa yang ditentukan)” (Qs al Hijr :44)
Diriwayatkan bahwa ketika Jibril turun membawa ayat di atas tadi, Nabi saw memintanya untuk menjelaskan kondisi neraka. Jibril menjawab: “Wahai Nabi Allah, sesungguhnya di dalam neraka ada tujuh pintu, jarak antara masing-masing pintu sejauh tujuh puluh tahun, dan setiap pintu lebih panas dari pintu yang lain, nama-nama pintu tersebut adalah:
1. Hawiyah (arti harfiahnya: jurang), pintu ini untuk kaum munafik dan kafir.
2. Jahim, pintu ini untuk kaum musyrik yang menyekutukan Allah.
3. Pintu ketiga untuk kaum sabian (penyembah api).
4. Lazza, pintu ini untuk setan dan para pengikutnya serta para penyembah api.
5. Huthamah (menghancurkan hingga berkeping-keping), pintu ini untuk kaum Yahudi.
6. Sa’ir (arti harfiahnya: api yang menyala-nyala), pintu ini untuk kaum kafir.
Tatkala sampai pada penjelasan pintu yang ketujuh, Jibril terdiam. Nabi saw meminta Ia untuk menjelaskan pintu yang ketujuh, Jibril pun menjawab: “Pintu ini untuk umat mu yang angkuh”; yang mati tanpa menyesali dosa-dosa mereka.
Lalu, Nabi saw mengangkat kepalanya dan begitu sedih, sampai beliau pingsan. Ketika siuman beliau berkata: “Wahai jibril, sesunggguhnya engkau telah menyebabkan kesusahanku dua kali lipat. Akankah umat ku masuk Neraka?”
Kemudian Nabi saw mulai menangis. Setelah kejadian itu, beliau tidak berbicara dengan siapapun selama beberapa hari, dan ketika sholat beliau menangis dengan tangisan yang sangat memilukan. Karena tangisannya ini, semua sahabat ikut menangis, kemudian mereka bertanya: “Mengapa beliau begitu berduka?” Namun beliau tidak menjawab.
Saat itu, Imam Ali as sedang pergi melaksanakan satu misi, maka para sahabat pergi mengahadap sang wanita cahaya penghulu wanita syurga, Sayyidah Fathimah as, mereka mendatangi rumah suci beliau, dan pada saat itu Sayyidah Fatimah as sedang mengasah gerinda sambil membaca ayat “Padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal” (al-A’la:17). Para sahabat pun menceritakan keadaan ayahnya (Rasulullah saww). Setelah mendengar semua itu, Sayyidah Fatimah as bangkit lalu mengenakan jubahnya (cadur) yang memiliki dua belas tambalan yang dijahit dengan daun pohon korma. Salman al-Farisi yang hadir bersama orang-orang ini terusik hatinya setelah melihat jubah Sayyidah Fathimah as, lalu berkata: ” Aduhai! Sementara putri-putri kaisar dan kisra (penguasa Persia kuno) duduk di atas singgasana emas, putri Nabi ini tidak mempunyai pakaian yang layak untuk dipakai”.
Ketika Sayyidah Fathimah as sampai di hadapan sang ayah, Ia melihat keadaannya yang menyedihkan dan juga keadaan para sahabatnya, kemudian ia berkata: “Wahai Ayahanda, Salman terkejut setelah melihat jubahku yang sudah penuh dengan robekan, aku bersumpah, demi tuhan yang telah memilihmu menjadi Nabi, sejak lima tahun lalu kami hanya memiliki satu helai pakaian di rumah kami, pada waktu siang kami memberi makan unta-unta dan pada waktu malam kami beristirahat, anak-anak kami tidur beralaskan kulit dengan daun-daun kering pohon kurma. Nabi berpaling ke arah Salman dan berkata “Apakah engkau memperhatikan dan mengambil pelajaran?”
Sayyidah Fathimah az-Zahra melihat -karena tangisan yang tidak terhenti- wajah Nabi menjadi pucat dan pipinya menjadi cekung. Sebagaimana yang di ceritakan oleh Kasyfi, bahwa bumi tempat beliau duduk telah menjadi basah dengan air mata. Sayyidah Fathimah as berkata kepada ayahnya, semoga hidupku menjadi tebusanmu, “Mengapa Ayahanda menangis?” Nabi saw menjawab, “Ya Fathimah, mengapa aku tidak boleh menangis?, karena sesungguhnya Jibril telah menyampaikan kepadaku sebuah ayat yang menggambarkan kondisi neraka.
Neraka mempunyai tujuh pintu, dan pintu-pintu itu mempunyai tujuh puluh ribu celah api. Pada setiap celah ada tujuh puluh ribu peti mati dari api, dan setiap peti berisi tujuh puluh ribu jenis azab”.
Ketika Sayyidah Fathimah mendengar semua ini, beliau berseru, “Sesungguhnya orang yang dimasukkan kedalam api ini pasti menemui ajal”. Setelah mengatakan ini beliau pingsan. Ketika siuman, beliau berkata, “Wahai yang terbaik dari segala mahluk, siapakah yang patut mendapat azab yang seperti itu?” Nabi saww menjawab, “Umatku yang mengikuti hawa nafsunya dan tidak memelihara sholat, dan azab ini tidak seberapa bila dibandingkan dengan azab-azab yang lainya.
Setelah mendengar ucapan ini setiap sahabat Nabi saw menangis dan meratap, “Derita perjalanan alam akhirat sangat jauh, sedangkan perbekalan sangat sedikit”. Sementara sebagian lagi menangis dan meratap, “Aduhai seandainya ibuku tidak melahirkanku, maka aku tidak akan mendengar tentang azab ini”, Ammar bin Yasir berkata, “Andaikan aku seekor burung, tentu aku tidak akan ditahan (di hari kiamat) untuk di hisab”. Bilal yang tidak hadir di sana datang kepada Salman dan bertanya sebab-sebab duka cita itu, Salman menjawab, “Celakalah engkau dan aku, sesungguhnya kita akan mendapat pakaian dari api, sebagai pengganti dari pakaian katun ini dan kita akan diberi makan dengan zaqqum (pohon beracun di Neraka).
Maha adil Allah, begitu demokratisnya memberikan kebebasan pada manusia untuk memilih.. antara iman & kufur, dengan tanpa ada paksaan ” laa ikrooha fiddin..”.
Akhirnya pilihan yang kita ambil, mendapatkan konsekuensi adil dari dzat yang maha adil. Jalan menuju sorga berliku nan mendaki tapi saat sampai tujuan, maka akan mendapatkan keindahan yang “tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, tidak dapat dibayangkan oleh hati. Sedangkan jalan menuju neraka, indah mempesona..akhirnya sampai pada kondisi yang mengerikan..
Terima kasih admin: http://mandacutie.wordpress.com/2008/01/06/7-pintu-neraka/
Aku selama ini hanya sering membaca tentang 7 pintu neraka, baik dari terjemahan Al Quran yang kubaca, dan berbagai pengajian serta buku-buku agama. Baru kali ini aku mendapat tambahan hadist di atas.
Gambar di atas hanya ilustrasi yang kudapat dari google search engine bagian image dengan keyword: neraka
Siapapun belum dapat melihat neraka, kecuali mereka yang diberikan mukjizat khusus oleh Tuhan untuk melihat hal-hal yang ghaib.
Percaya atau tidak, mari kita sikapi dengan bijak. Dan kita selalu pikirkan setiap tindakan kita, dosakah ataukah berpahala. Pilih dosa yang akhirnya ke neraka, atau berbuat kebaikan yang akhirnya ke surga.
Label: religi
Benarkah Dajjal Telah Muncul
Membaca dari berbagai media dan Blog tetangga, kutemukan artikel yang membuatku terperanga kaget bukan kepalang. Berikut sedikit diantaranya:
Munculnya Dajjal (Tanda-Tanda Hari Kiamat)
Tanda hari kiamat yang pernah saya baca dari berbagai sumber adalah munculnya Dajjal. Seperti apa Dajjal itu, mari kita simak artikel yang saya sharing dari berbagai sumber berikut:
Rasulullah saw bersabda kepada kami, Dajjal akan keluar dari bumi ini dibagian timur bernama Khurasan (Jamiu at Tirmidzi).
Abû Hurayrah meriwayatkan bahwa Nabi saw. bersabda:”Hari Kiamat tidak akan datang hingga 30 Dajal (pendusta) muncul, mereka semua berdusta tentang Allah dan Rasul-Nya. “
“Dajjal adalah seorang laki-laki yang gemuk, berkulit merah dan berambut keriting…” (HR.Bukhari dan Muslim)
“Diawal kemunculannya, Dajjal berkata, Aku adalah nabi, padahal tidak ada nabi setelahku. Kemudian ia memuji dirinya sambil berkata, Aku adalah Rabb kalian, padahal kalian tidak dapat melihat Rabb kalian sehingga kalian mati (HR.Ibnu Majah)
Sekarang ini, ada manusia Sakti bernama Sai Baba.
Sekilas tentang Sai Baba:
Sai Baba, dia lahir dan tinggal di Desa Nilayam Puthaparti, wilayah timur Khurasan, tepatnya India Selatan.
Adakah Ia merupakan satu dari 30 dajal-dajal kecil yang akan membuka jalan bagi munculnya al-Masîh (Dajjal nantinya akan berperang dengan imam mahdi dan di bunuh oleh nabi Isa as).
Kemampuan Anehnya
Laki-laki ini memiliki kemampuan menghidupkan orang mati, menyembuhkan orang lumpuh dan buta, bahkan mampu menurunkan hujan dan mengeluarkan tepung dari tangannya. Ia juga mampu berjalan melintasi belahan bumi dalam sekejap, menciptakan patung emas, merubah besi menjadi emas, dan banyak lagi berbagai fitnah yang ditunjukkan oleh Sai Baba kepada ribuan orang - bahkan - jutaan yang datang dari berbagai suku bangsa dan agama. Saat ini laki-laki ini sudah memiliki puluhan juta pengikut..
Maka sudah saatnya bagi setiap muslim untuk mengetahui masalah ini, agar dirinya tidak menjadi korban berikutnya dari fitnah Sai Baba ini.
Perbandingan Antara DAJJAL dan SAI BABA
1) Dajjal seorang laki yang berpostur pendek, gempal, berambut kribo, berkaki bengkok (agak pengkor). Sai Baba seorang yang berpostur pendek dan berambut kribo.
2) Dajjal memiliki mata yang buta. Sai Baba pernah mengalami kebutaan di waktu muda kemudian sembuh kembali.
3) Dajjal datang dan bersama ada gunung roti dan sungai air. Sai Baba memiliki kemampuan mengeluarkan vibhuti (tepung suci) dari udara melalui tangannya.
4) Dajjal memiliki kemampuan berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan cepat dan kecepatannya seperti hujan badai atau secepat awan yang ditiup angin kencang. Sai Baba memiliki kemampuan berjalan menjelajahi bumi dalam hitungan kejapan mata.
5) Dajjal mengikuti pengikut yang sangat banyak, bahkan di akhir zaman nanti banyak manusia yang berangan-angan untuk berjumpa dengan Dajjal. Sai Baba memiliki pengikut yang jumlahnya puluhan juta manusia dari berbagai macam suku, bangsa, negara dan agama.
6) Dajjal akan muncul dengan mengaku sebagai orang bijak/ baik, sehingga banyak sekali orang yang tertarik untuk mengikutinya. Sai Baba mengaku seabgai orang yang bijak yang membawa misi perdamaian, cinta kasih menghapuskan segala persengketaan dengan bijaksana.
7) Dajjal akan muncul dan sebagai nabi. Sai Baba memposisikan dirinya sebagai nabi kepada pengikut2nya. Dajjal akang menggunakan nama Al-Masih. Sai Baba mengaku akan menjelma sebagai Isa Al-Masih setelah tahun 2020.
8) Dajjal akan mengaku sebagai Tuhan. Sai Baba mengklaim bahwa dirinya adalah Tuhan penguasa alam semesta.
9) Dajjal akan mendakwahkan agama Allah. Dalam banyak majelis darshanya Sai Baba banyak berbicara tentang Islam, Al-Qur’an dan keharusan untuk memahaminya.
10) Dajjal mampu menghidupkan orang mati dan menyembuhkan orang sakit. Sai Baba memiliki kemampuan menghidupkan orang mati juga menyembuhkan penyakit kanker.
11) Dajjal dapat menurunkan hujan. Sai Baba memiliki kemampuan menurunkan hujan dan mendatangkan air untuk irigasi (di NTT di bangun proyek Sai Baba untuk pengairan di daerah yang kering).
12) Dajjal bisa mengeluarkan perbendaharaan (perhiasan dan harta) dari bangunan yang roboh, lalu perbendaharaan itu akan mengikuti ratunya. Sai Baba mampu menciptakan patung emas, kalung emas, injil mini dan berbagai bentuk medalai berlafadz ALLAH dalam sekejap.
13) Dajjal akan membunuh seseorang dan menghidupkannya kembali. Sai Baba bisa menghidupkan orang yang sudah meninggal dunia.
14) Dajjal bisa berpindah raga dan tempat dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Sai Baba bisa berpindah dari satu jasad ke jasad lainnya yang merupakan benruk reinkarnasi dirinya.
15) Dajjal bisa membesarkan tubuhnya. Sai Baba memliki kemampuan berjalan di udara dan membuat kemukjizatan pada sebuh pesawat terbang.
16) Dajjal biasa keluar masuk pasar dan makanan. Sai Baba juga manusia biasa yang makan dan minum sebagaimana manusia lainnya, ia juga bisa berjalan ke pasar, rumah sakit, proyek irigasi dan tempat lain yang biasa dikunjungi manusia.
17) Dajjal bisa memerintahkan bumi untuk mengeluarkan tumbuh2an dan air. Sai baba bisa mengeluarkan air dengan hentakan kakinya.
18) Dajjal tidak memliki anak. Sai Baba mandul, ia tidak beranak dan tidak berkeluarga (tidak menikah).
19) Dajjal memimpin orang yahudi. Sai Baba memiliki misi menyebarkan teologi zionis.
20) Dajjal muncul di zaman pertikaian. Sai Baba mengklaim bahwa ia datang dari masa banyak pertikaian dan persengketaan, dan kedatangannya untuk menegakkan kebenaran dan membinasakan kejahatan.
Asal usul Dajjal
Asal-Usul Keluarganya:
Dajjal adalah seorang manusia dari keturunan Yahudi. Dia bukan Jin atau atau juga makhluk lain selain ia sebagai manusia yg ditangguhkan ajalnya “MinalMunzharin” seperti halnya Nabi Isa as yg di angkat oleh Allah swt ke atas langit dan ditangguhkan kematiannya sehingga beliau nantinya turun semula keatas muka bumi ini lalu beliau akan mati dan di kuburkan di Madinah AlMunawwarah. Sama juga halnya dengan Iblis yg di tangguhkan kematiannya sehingga kiamat nanti.
Dajjal; ayahnya seorang yang tinggi dan gemuk. Hidungnya seperti Paruh burung.Sedangkan Ibunya pula seorang perempuan gemuk dan banyak dagingnya. Menurut Imam Al Barzanji ada pendapat mengatakan bahwa asal keturunan bapanya ialah seorang Dukun Yahudi yg di kenali dgn “syaqq” manakala ibunya adalah dari bangsa Jin. Ia hidup di zaman Nabi Sulaiman as dan mempunyai hubungan dengan makhluk halus. Lalu oleh Nabi Sulaiman ia akhirnya ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara. Walau bagaimana pun kelahiran dan kehidupan masa kecil tidak diketahui dengan jelas.
Sifat Badannya:
Hadis Huzaifah r.a katanya: Rasulullah s.a.w. telah bersabda: Dajjal ialah orang yang buta matanya sebelah kiri, lebat (panjang) rambutnya serta dia mempunyai Syurga dan Neraka. Nerakanya itu merupakan Syurga dan Syurganya pula ialah Neraka(Hadis Sahih Muslim)
Ada beberapa ciri perawakan Dajjal yg disebutkan dalam Hadis Rasulullahsaw, diantaranya:
Seorang yg kelihatannya masih muda;Berbadan Besar dan agak kemerah-merahan;Rambutnya kerinting dan tebal. Kelihatan dari belakang seolah-olah dahan kayu yang rimbun.
Dan tandanya yg paling ketara sekali ada dua pertama: Buta mata kirinya dan kelihatan seperti buah kismis yang kecut, manakala mata kanannya tertonjol keluar kehijau-hijauan berkelip-kelip laksana bintang. Jadi kedua-dua matanya adalah cacat. Kedua: Tertulis di dahinya tulisan “Kafir (Kaf-Fa-Ra)”. Tulisan ini dapat dibaca oleh setiap orang Islam. Mengikut hadis riwayat At-Thabrani, kedua-dua tanda ini menjelma dalam diri Dajjal setelah ia mengaku sebagai Tuhan. Adapun sebelum itu, kedua-dua tanda yg terakhir ini belum ada pada dirinya.
Tempat Tinggalnya Sekarang:
Menurut riwayat yang sahih yang disebutkan dalam kitab “Shahih Muslim”, bahwa Dajjal itu sudah wujud sejak beberapa lama. Ia dirantai di sebuah pulau dan ditunggu oleh seekor binatang yg bernama “Al-Jassasah”. Terdapat hadis mengenainya. Dari Hadis ini jelaslah bagi kita bahwa Dajjal itu telah ada dan ia menunggu masa yg diizinkan oleh Allah swt untuk keluar menjelajah permukaan bumi ini dan tempat “transitnya” itu ialah disebelah Timur bukan di Barat.
Berapa lama ia akan hidup setelah kemunculannya:
Dajjal akan hidup setelah ia memulakan cabarannya kepada umat ini, selama empat puluh hari sahaja. Namun begitu, hari pertamanya adalah sama dengan setahun dan hari kedua sama dengan sebulan dan ketiga sama dengan satu minggu dan hari-hari baki lagi sama seperti hari-hari biasa. Jadi keseluruhan masa Dajjal membuat fitnah dan kerusakan itu ialah 14 bulan dan14 hari. Dalam Hadis riwayat Muslim ada disebutkan:
Kami bertanya: “Wahai Rasulullah! Berapa lamakah ia akan tinggal di muka bumi ini? Nabi saw, menjawab: Ia akan tinggal selama empat puluh hari. Hari yang pertama seperti setahun dan hari berikutnya seperti sebulan dan hari ketiga seperti seminggu. Kemudian hari yg masih tinggal lagi (yaitu 37 hari) adalah sama seperti hari kamu yg biasa.Lalu kami bertanya lagi: Wahai Rasulullah saw! Di hari yg panjang seperti setahun itu, apakah cukup bagi kami hanya sembahyang sehari sahaja (yaitu 5 waktu sahaja). Nabi saw menjawab: Tidak cukup. Kamu mesti mengira hari itu dengan menentukan kadar yg bersesuaian bagi setiap sembahyang..”
Maksud Sabdaan Rasulullah saw, ini ialah supaya kita mengira jam yg berlalu pada hari itu. Bukan mengikut perjalanan matahari seperti biasanya kita lakukan. Misalnya sudah berlalu tujuh jam selepas sembahyang Subuh pada hari itu maka masuklah waktu sembahyang dzuhor, maka hendaklah kita sembahyang dzuhor, dan apabila ia telah berlalu selepas sembahyang dzuhor itu tiga jam setengah misalnya, maka masuklah waktu Asar, maka wajib kita sembahyang Asar. Begitulah seterusnya waktu Sembahyang Maghrib, Isyak dan Subuh seterusnya hingga habis hari yang panjang itu sama panjangnya dengan masa satu tahun dan bilangan sembahyang pun pada sehari itu sebanyak bilangan sembahyang setahun yang kita lakukan. Begitu juga pada hari Kedua dan ketiga.
Fitnah Dajjal:
Dajjal telah diberi peluang oleh Allah swt utk menguji umat ini. Oleh karena itu, Allah memberikan kepadanya beberapa kemampuan yang luar biasa. Di antara kemampuan Dajjal ialah:
1. Segala kesenangan hidup akan ada bersama dengannya. Benda-benda beku akan mematuhinya. Sebelum kedatangan Dajjal, dunia Islam akan diuji dahulu oleh Allah dengan kemarau panjang selama 3 tahun berturut-turut. Pada tahun pertama hujan akan kurang sepertiga dari biasa dan pada tahun kedua akan kurang 2/3 dari biasa dan tahun ketiga hujan tidak akan turun langsung. Umat akan dilanda kebuluran dan kekeringan. Di saat itu Dajjal akan muncul membawa ujian. Maka daerah mana yang percaya Dajjal itu Tuhan, ia akan berkata pada awan: Hujanlahkamu di daerah ini! Lalu hujan pun turunlah dan bumi menjadi subur. Begitu juga ekonomi, perdagangan akan menjadi makmur dan stabil pada orang yang bersekutu dengan Dajjal. Manakala penduduk yang tidak mau bersukutu dengan Dajjal..mereka akan tetap berada dalam kebuluran dan kesusahan.
Dan ada diriwayatkan penyokong Dajjal akan memiliki segunung roti (makanan) sedangkan orang yang tidak percaya dengannya berada dalam kelaparan dan kebuluran.
Dalam hal ini, para sahabat Rasullullah s.a.w. bertanya:”Jadi apa yg dimakan oleh orang Islam yang beriman pada hari itu wahai Rasulullah?”Nabi menjawab:”Mereka akan merasa kenyang dengan bertahlil, bertakbir, bertasbih dan bertaubat. Jadi zikir-zikir itu yang akan menggantikan makanan.” H.R IbnuMajah
2. Ada bersamanya seumpamanya Syurga dan Neraka:
Di antara ujian Dajjal ialah kelihatan bersama dengannya seumpama syurga dan neraka dan juga sungai air dan sungai api. Dajjal akan menggunakan kedua-duanya ini untuk menguji iman orang Islam karena hakikat yang benar adalah sebalik dari apa yg kelihatan. Apa yg dikatakan Syurga itu sebenarnya Neraka dan apa yang dikatakannya Neraka itu adalah Syurga.
3. Kepantasan perjalanan dan Negeri-Negeri yang tidak dapat dimasukinya/berjalan dengan cepat dan sekejap:
Kepantasan yang dimaksudkan ini tidak ada pada kendaraan orang dahulu. Kalau hari ini maka bolehlah kita mengatakan kepantasan itu seperti kepantasan jet-jet tempur yg digunakan oleh tentera udara atau lebih pantas lagi daripada kendaraan tersebut sehinggakan beribu-ribu kilometer dapat ditempuh dalam satu jam”… Kami bertanya: Wahai Rasulullah! Bagaimana kepantasan perjalanannya diatas muka bumi ini?Nabi menjawab:”Kepantasan perjalanannya adalah seperti kepantasan “Al Ghaist” (hujan atau awan) yang dipukul oleh angin yang kencang.” H.R Muslim
Namun demikian, Dajjal tetap tidak dapat memasuki dua Bandar suci umat Islam yaitu Makkah Al Mukarramah dan Madinah Al Munawwarah.
4. Bantuan Syaitan-Syaitan untuk memperkukuhkan kedudukannya:
Syaitan juga akan bertungkus-lumus membantu Dajjal. Bagi syaitan, inilah masa yang terbaik untuk menyesatkan lebih ramai lagi anak cucu Adam a.s.
Edit dari: http://irwan007.wordpress.com/
Kalau Sai Baba manusia sakti di bumi ini atau dia adalah superman, mengapa ia berbicara tentang Islam dan mengaku nabi. Padahal kita tahu nabi kita terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW.
Siapa Sai Baba ini sebenarnya. Ujian bagi keimanan kita. Mari kita kembali kepada Alquran dan Hadist serta berlindung pada Nya agar kita termasuk yang kuat imannya.
Bagi yang beragama non Islam mari kita saling berpegang teguh atas ajaran kita masing-masing dan jangan mudah terprovokasi. Ikutilah hati nurani kita masing-masing.
Mari kita renungkan tentang zaman ini. Dan mempertebal keimanan kita masing-masing. Jangan mudah terbawa oleh hasutan dan fitnah. Setelah anda baca artikel ini, pikirkanlah secara dewasa agar tidak menimbulkan fitnah terhadap seseorang. Dan dewasalah dalam menyikapi semua masalah.
Salam.
Label: religi
Dahsyatnya Letusan Gunung Tambora Di Sumbawa
Pernah mendengar gunung Tambora di Sumbawa, berikut sedikit cerita tentang kedahsyatan Gunung Tambora.
Letusan Dahsyat Gunung Krakatau Dan Gunung Tambora
Maut, kehancuran harta benda, kemusnahan panen dan kelaparan adalah impact seketika dari dua letusan gunung api itu, namun rangkaian yang mengikutinya bukan saja keganjilan cuaca atau redupnya sinar surya, tapi juga perubahan kekuatan geo-politik lokal dan global.
Di Sumbawa kengerian tiada terkira, 48.000 orang menemui ajalnya sementara 36.275 lainnya mengungsi ke luar pulau. Erupsi Tambora menyusutkan populasi Sumbawa sampai 85.000 jiwa. Keadaan politik setempat berubah oleh lenyapnya dua kerajaan,Pekat dan Tambora. Menurut sebuah naskah asli, ” kapal boleh berlabuh di mana bekas negeri Tambora adanya”.
Namun gambaran ini cuma bersumber dari buku harian, naskah asli dan jurnal cuaca. Belum ada penelitian meteorologi dan teknologi komunikasi canggih seperti jaman sekarang. Belakangan baru orang bisa mempertautkan letusan Tambora di Indonesia pertengahan April – sampai pertengahan Juli 1815 itu dan dampak yang diciptakannya di tempat tempat lain di dunia.
Gara gara Tambora, dunia mengenang tahun 1816 sebagai ” tahun tanpa musim panas”. Di Eropa Barat, Amerika dan Kanada berembus udara beku (frosts) yang mematikan. . Debu pasir vulkanis yang disemburnya menyelimuti permukaan laut, dan abu pekat yang gentayangan sepanjang setahun berikutnya menutup sinar matahari.
Pola cuaca yang jungkir balik terjadi di hampir seantero belahan utara Bumi. Salju turun di New England, AS, pada bulan Juni, dan frost July – Agustus, membuat paceklik (yang bukan oleh kemarau).
Udara beku juga mematikan tanaman pangan di Eropa dan Kanada, menyebabkan kekurangan makanan. Kerusuhan yang disebabkan oleh rebutan jatah makanan meledak di Perancis dan Swiss. Di Irlandia, curah hujan dingin terjadi hampir sepanjang musim panas itu, dan di sana 65.000 orang mati oleh kelaparan dan tipus. Wabah kholera dan tipus yang menyebar ke wilayah wilayah Eropa, membunuh 200.000 orang.
Tambora meledakkan katupnya 12 April, yang paling mengerikan dari hari hari puncak letusan 10 – 15 April. Para ahli menyebutkan letusan ini sebagai yang terbesar sepanjang 10.000 tahun.
Krakatau meletus 26 Agustus 1883 yang seperti juga Tambora, diantar oleh serentetan ledakan yang terjadi dalam beberapa bulan sebelumnya. Tiga kali puncak ledakan yang terjadi di pagi hari 26 Agustus itu terdengar gaungnya sampai sejauh Alice Springs, Australia (3500 Km), Filipina, Madagaskar dan pulau pulau sejauh 4800 Km di Pasifik. Daya ledaknya ditaksir sampai 21.547,6 kali bom atom. Suara ledakan Krakatau terkeras sepanjang sejarah tertulis (kendati dipercaya suara ledakan Tambora 1815 pasti lebih keras).
Gelombang tsunami yang ditimbulkannya seketika menyapu kota kota pantai di Jawa dan Sumatra, yang menimbulkan 36.417 orang tewas. Keseluruhan korban jiwa akibat terjangan gelombang raksasa mencapai lebih 100 ribu. Ada dokumen yang menyebutkan penemuan seonggok mayat di ” rakit” batu apung yang terdampar ke pantai Afrika setahun kemudian. Letusan Krakatau pun ” bertanggungjawab” atas iklim global. Dunia sempat gelap dua setengah hari dan karena lapisan atas atmosfir masih dilekati lapisan abu vulkanis, matahari bersinar redup sampai setahun berikutnya. Debu yang mengawan nampak di langit Norwegia.
Lihatlah kawah Gunung Tambora di atas, Kalau menghitung dari peta topografi, diameter kawah sekitar 6 km. Dinding-dinding terjalnya, menjulang tinggi hingga lebih dari 1.000 m.
Dataran luas terhampar di dasar kawah. Inilah sisa letusan tahun 1815. Bisa dibayangkan betapa dahsyat letusan kala itu. Ahli geologi memperkirakan bahwa volume puncak yang hilang karena pembentukan kawah ini sebesar 30 km3. Mungkin tepat di atas tengah kawah inilah dulunya puncak 4.000 m berada.
Wah hebat banget ya, luas kawahnya hampir seluas satu kecamatan.
Label: cerita
Dahsyatnya Letusan Gunung Krakatau
Gunung kakatau memang sering mengundang kontroversi karena letusannya ditahun 1883. Letusan ini merubah bentuk gunung yang sebelumnya berupa kerucut menjadi anak-anak krakatau yang jauh lebih kecil.
Krakatau - Lebih Hebat dari Bom Atom !!
Taken from August 1982 edition of Intisari Magazine
http://www.intisari-online.com
Tanggal 27 Agustus 2009 akan genap seratus duapuluh enam tahun letusan dahsyat Krakatau yang sempat menggoncangkan seluruh dunia. Pada tanggal 27 Agustus 1883, bertepatan dengan hari Minggu, dentuman pada pukul 10.02 terdengar di seluruh wilayah Nusantara, bahkan sampai ke Singapura, Australia, Filipina, dan Jepang. Bencana yang merupakan salah satu letusan terhebat di dunia itu sempat merenggut sekitar 36.500 jiwa manusia.
Kegiatan dimulai dengan letusan pada tanggal 20 Mei 1883, waktu kawah Perbuatan memuntahkan abu gunung api dan uap air sampai ketinggian 11 km ke udara. Letusan ini walaupun terdengar sampai lebih dari 350 km (sampai Palembang), tidak sampai menimbulkan korban jiwa.
Pada letusan tanggal 27 Agustus itu bebatuan disemburkan setinggi 55.000 m dan gelombang pasang (Tsunami) yang ditimbulkan menyapu bersih 163 desa. Abunya mencapai jarak 5.330 km sepuluh hari kemudian. Kekuatan ledakan Krakatau ini diperkirakan 26 kali lebih besar dari ledakan bom hidrogen terkuat dalam percobaan.
Dikira Meriam Apel
Seorang pengamat di rumahnya di Bogor, pada tanggal 26 Agustus pukul satu siang mendengar suara gemuruh yang tadinya dikira suara guntur di tempat jauh. Lewat pukul setengah tiga siang mulai terdengar letupan pendek, sehingga ia mulai yakin bahwa kegaduhan itu berasal dari kegiatan Krakatau, lebih-lebih sebab suara berasal dari arah barat laut-barat. Di Batavia gemuruh itu juga dapat didengar, demikian pula di Anyer. Di serang dan Bandung suara-suara itu mulai terdengar pukul tiga.
Seorang bintara Belanda yang ditempatkan di Batavia mengisahkan pengalaman pribadinya. Seperti banyak orang lainnya ia mengira bahwa dunia akan kiamat saat itu.
“Tanggal 26 Agustus itu bertepatan dengan hari Minggu. Sebagai sersan pada batalyon ke-IX di Weltevreden (Jakarta Pusat) hari itu saya diperintahkan bertugas di penjagaan utama di Lapangan Singa. Cuaca terasa sangat menekan. Langit pekat berawan mendung. Waktu hujan mulai menghambur, saya terheran-heran bahwa di samping air juga jatuh butiran-butiran es.”
“Sekitar pukul dua siang terdengar suara gemuruh dari arah barat. Tampaknya seperti ada badai hujan, tetapi diselingi dengan letupan-letupan, sehingga orangpun tahu bahwa itu bukan badai halilintar biasa.”
“Di meja redaksi koran Java Bode orang segera ingat pada gunung Krakatau yang sudah sejak beberapa bulan menunjukkan kegiatan setelah beristirahat selama dua abad. Mereka mengirim kawat kepada koresponden di Anyer, sebuah pelabuhan kecil di tepi Selat Sunda, tempat orang bisa menatap sosok Krakatau dengan jelas pada cuaca cerah. Jawabnya tiba dengan cepat: ‘Di sini begitu gelap, sampai tak bisa melihat tangan sendiri.’ Inilah berita terakhir yang dikirimkan dari Anyer…”
“Pukul lima sore gemuruh itu makin menghebat, tapi tidak terlihat kilat. Letusan susul-menyusul lebih kerap, seperti tembakan meriam berat. Dari Lapangan Raja (Merdeka, Red.) dan Lapangan Singa (Banteng) terlihat kilatan-kilatan seperti halilintar di ufuk barat, bukan dari atas ke bawah, tetapi dari bawah ke atas. Waktu hari berangsur gelap, di kaki langit sebelah barat masih terlihat pijaran cahaya.”
“Sudah menjadi kebiasaan bahwa tiap hari pukul delapan tepat di benteng (Frederik Hendrik, sekarang Mesjid Istiqlal) ditembakkan meriam sebagai isyarat upacara, disusul dengan bunyi terompet yang mewajibkan semua prajurit masuk tangsi. Para penabuh genderang dan peniup terompet batalyon itu sudah siap pada pukul delapan kurang seperempat. Mereka masih merokok santai sebelum mereka berbaris untuk memberikan isyarat itu. Tiba-tiba terdengar tembakan meriam menggelegar, jauh lebih dini daripada biasanya. Mereka segera berkumpul membentuk barisan dan setelah terompet dibunyikan, mereka berbaris sambil membunyikan genderang dan meniup terompet. Baru saja
mereka mencapai asrama ketika meriam yang sebenarnya menggelegar dari dalam benteng. Gunung Krakatau ternyata mengecoh mereka!”
Batavia Jadi Dingin
“Sementara itu ‘penembakan’ berlangsung terus. Kadang-kadang bunyinya seperti tembakan salvo beruntun, kilatan-kilatan menyambar-nyambar ke langit. Semua orang tercekam ketakutan. Tiada seorangpun percaya bahwa ada badai mengamuk jauh di sana.
Hampir tidak ada orang yang berani tidur malam itu. Banyak yang berkumpul di halaman rumah mereka sambil mengarahkan pandangan mereka ke arah barat dan memperbincangkan kemungkinan-kemungkinan yang menyebabkan gejala alam yang aneh itu. Hanya anak negeri yang tak ragu-ragu: ‘Ada gunung pecah,’ kata mereka.”
“Menjelang tengah malam tiba perwira piket, Letnan Koehler. Ia mengatakan kepada saya bahwa seluruh kota sedang dalam keadaan panik. Penduduk asli berkumpul di masijid-masjid untuk bersembahyang. Penduduk Belanda tetap terjaga di rumah masing-masing atau pergi ke rumah bola Concordia atau Harmonie untuk saling mencari dukungan dari sesamanya.”
“Menjelang pukul dua pagi rentetan letusan bak tembakan cepat artileri itu mencapai puncaknya. Rumah-rumah batu bergetar dan jendela-jendela bergemerincing. Gelas lampu penerangan jalan jatuh dan bertebaran di tanah, kaca etalase toko pecah, penerangan gas di banyak rumah padam. Sesudah itu ledakan-ledakan mereda, namun dari arah barat masih terdegar suara gemuruh.”
“Kemudian saya merasakan bahwa udara makin menjadi dingin. Dalam beberapa jam saja suhu udara telah menurun sedemikian rupa, sampai saya gemetar kedinginan di pos jaga. Belum pernah di Batavia udara sedingin itu. Waktu saya melihat keluar ternyata seluruh kota diliputi oleh kabut tebal. Penerangan jalan di seberang Lapangan Singa tak dapat saya lihat lagi,meskipun saya mendengar dari rekan lain bahwa lampu-lampu masih menyala. Tak lama kemudian ternyata kabut itu bukan kabut biasa, melainkan hujan abu, yang jatuh tak lama setelah lewat tengah malam - mula-mula jarang-jarang, tetapi makin lama makin deras, sehingga segalanya terselimuti oleh kabut abu yang tebal.”
“Pada pukul enam pagi, sesuai peraturan, semua lampu harus dipadamkan, tetapi matahari tidak terbit! Baru sekitar pukul tujuh nampaknya fajar seperti akan menyingsing, tetapi hari itu tak akan menjadi terang. Hawa makin menjadi dingin, sehingga saya memerintahkan anak buah saya untuk mengenakan jas hujan mereka. Sementara itu abu turun dengan tiada putus-putusnya. Abu itu ke mana-mana, bangsal jaga juga dilapisi oleh serbuk halus yang berwarna kelabu keputih-putihan. Prajurit jaga yang saya lihat dari jendela sedang mondar-mandir, nampak seperti boneka salju kelabu yang bergerak secara mekanis.”
“Sekitar pukul sembilan pagi ledakan-ledakan dan guruh makin bertambah. Pada pukul sepuluh hari gelap seperti malam. Lampu-lampu gas dinyalakan kembali. Lapisan abu setebal 15 mm menutupi segala yang ada. Jalan-jalan sunyi senyap, tak ada yang berani menampakkan diri. Saya merasa seorang diri di dunia, di dunia yang tak lama lagi bakal runtuh!”
“Pada pukul 10.40 akhirnya tiba telegram dari Serang, yang isinya memuat sedikit keterangan mengenai penyebab gejala-gejala alam yang mengerikan itu. Kawat itu berbunyi: ‘Kemarin petang Krakatau bekerja. Bisa didengarkan di sini. Semalam suntuk cahayanya terlihat jelas. Sejak pukul sebelas ledakan-ledakan makin hebat dan tak terputus-putus. Setelah hujan abu deras pagi ini matahari tak tampak, gelapnya seperti pukul setengah tujuh malam. Merak dimusnahkan gelombang pasang. Sekarang di sini sedang hujan kerikil. Tanpa payung kuat tak ada yang berani keluar.’”
“Lewat pukul duabelas, ketika di Batavia masih gelap gulita dan sangat dingin, tersiar berita kawat dari pelabuhan Pasar Ikan dan Tanjung Priok. Sebuah gelombang pasang telah membanjiri kota bagian bawah. Permukaan air dua meter di atas garis garis normal. Kapal uap Prinses Wilhelmina dicampakkan ke pangkalan, seperti juga kapal Tjiliwoeng yang cerobong asapnya merusak atap kantor pabean. Sejumlah kapal motor dan perahu terdampar acak-acakan di Pelabuhan Pasar Ikan, berlumuran lumpur dan abu tebal. Pengungsi mulai mengalir sepanjang jalan raya dengan membawa harta benda yang bisa dijinjing ke arah Weltevreden yang lebih tinggi letaknya. Pada pukul dua dan empat sore datang lagi gelombang pasang, tetapi kali ini kurang tinggi dibandingkan yang pertama.”
“Di sebelah barat kini menjadi tenang dan kelam makin berkurang, sehingga matahari mulai nampak sebagai bercak merah kotor pada langit yang kelabu.”
“Pada pukul lima petang saya diganti dan menerima perintah untuk segera menyiapkan suatu pasukan yang akan diberangkatkana ke daerah yang terkena musibah di Sumatra Selatan. Pada saat itu di Batavia tidak seorangpun tahu dengan tepat apa yang sebenarnya terjadi di sebelah barat. Semua hubungan telegram dengan daerah yang terlanda malapetaka terputus.”
Serang Sunyi Mencekam
Kalau di Jakarta, air pasang itu tak mengambil korban terlalu besar, tapi di daerah pantai sebelah barat Jawa Barat yang lebih dekat dengan gunung yang sedang murka itu, akibatnya sangat mengerikan. Di Tangerang, pantai utaranya digenangi sampai sejauh satu hingga satu setengah km dengan meminta korban manusia cukup besar. Sembilan buah desa pantai musnah. Korban di daerah ini tercatat 1.794 orang penduduk asli dan 546 Cina dan Timur Asing lainnya.
Di Serang suara gemuruh mulai terdengar pada pukul 3 siang, hari Minggu. Malamnya terus-menerus tercium bau belerang dan guruh serta kilat terlihat dari arah Krakatau. Hari Seninnya langit di sebelah barat berwarna kelabu, lalu hujan abu turun tanpa hentinya. Pukul setengah sebelas hari mulai kelam, dan makin menggelap, sehingga hampir tak terlihat apa-apa. Lewatpukul sebelas datang kawat dari Serang bahwa telah terjadi hujan kerikil batu apung; tak lama kemudian hubungan telegram dengan Jakarta terputus. Setelah hujan kerikil menyusul hujan lumpur, yakni abu basah yang melekat pada daun-daun dan dahan-dahan pohon sehingga kadang-kadang runtuh karena beratnya. Sekitar pukul 12 hujan lumpur ini berhenti, tetapi abu kering tetap turun.
Anehnya, selama itu di Serang tak terdengar letusan-letusan, bahkan suasana sangat sepi mencekam, yang membuat banyak orang makin gugup dan tertekan. Hewan peliharaan juga makin gelisah, mereka ingin sedekat mungkin dengan manusia di dalam rumah, di dekat lampu. Dengan kekerasan sekalipun hewan-hewan itu tak berhasil diusir. Setelah pukul dua siang langit mulai terlihat agak terang di sebelah timur, ayam-ayam jantan mulai berkokok. Suara gemuruh mulai terdengar lagi, sedang hujan abu turun terus-menerus dan bau abu belerang menusuk hidung. Pada pukul empat sore lampu-lampu masih dinyalakan.
Surat-surat kabar yang terbit di Batavia tertanggal 28, 31 Agustus, dan 4 September penuh dengan berita-berita tentang malapetaka yang menimpa daerah Banten. Tetapi jarang sekali ada kisah dari saksi mata, sebab tempat-tempat yang letaknya di tepi pantai seperti Merak, Anyer, dan Caringin, hancur luluh dan hanya ada beberapa orang Belanda yang melarikan diri dan tertolong pada saat yang tepat.
Ketika Siuman Semua Gelap
Di Merak seorang pemegang buku pada perusahaan pelabuhan bernama E. Pechler merupakan satu-satunya orang Belanda yang lolos. Ia sedang bertugas membawa telegram atasannya untuk dikirimkan ke Batavia lewat Serang. Berita ini mungkin yang terakhir dikirimkan dari Merak. Isinya laporan kepada Kepala Jawatan Pelabuhan di Betawi, yang menyebutkan bahwa pada hari Minggu tanggal 26 Agustus dan keesokan harinya, sebagian Merak yang lebih rendah letaknya, Pecinan, jalan kereta api, tergenangi; jembatan berlabuh dan teluk tempat pengambilan batu untuk pelabuhan rusak; jembatan dan derek-derek masih di tempat saat itu, tetapi gerbong-gerbong sudah masuk laut.
Sekitar pukul sembilan pagi Pechler berada di kaki sebuah bukit di luar Merak. Tiba-tiba ia ditimpa hujan lumpur dan badai. Ia melihat gelombang air mendekat, sehingga ia lari tunggang-langgang ke atas sebuah bukit, tapi sebelum ia mencapai puncaknya, ia sudah terkejar air pasang. Apa yang terjadi setelah itu ia tak tahu lagi…
Keesokan harinya ia baru siuman kembali. Tempat sekitarnya sudah kering, tetapi ia tak dapat mengenali sekelilingnya karena sangat gelap.
Pada hari Selasa ia baru bisa berjalan kembali ke Merak. Di tengah jalan ia melihat sebuah lokomotif yang rusak parah, sekitar 500 m dari tempat berhentinya. Di Merak ia tidak menemukan apa-apa lagi. Bahkan mayat pun tak dijumpainya� semuanya telah dihanyutkan ke laut. Di antara petugas pemerintah di Merak hanya Pechler dan seorang insinyur bernama Nieuwenhuis yang selamat, karena sedang berpergian ke Batavia. Waktu insinyur itu kembali ke Merak, rumahnya yang dibangun di atas bukit setinggi 14 m hanya tinggal lantainya saja.
Hujan Deras Batu Apung di Teluk Betung
Anyer dilanda gelombang pasang pada Senin pagi, tanggal 27, sekitar pukul sepuluh pagi. Gelombang ini menyapu bersih pemukiman di tepi pantai itu, sehingga yang tinggal hanyalah benteng, penjara, kediaman Patih dan Wedana. Dataran sekitar Anyer, yang di belakang tempat itu lebarnya kurang lebih 1 km seakan-akan dicukur gundul; di dekat pantai bongkahan-bongkahan karang dilemparkan ke darat.
Caringin yang berpenduduk padat juga hancur luluh; letaknya di dataran yang lebarnya sekitar 1.500 m, disusul oleh bukit-bukit 50m, tempat sejumlah kecil penduduknya menyelamatkan diri.
Bukan hanya di darat, tetapi di laut lepas Krakatau juga meneror kapal-kapal yang kebetulan berlayar di dekatnya. Penumpang kapal yang
melayari Selat Sunda pada hari naas itu tidak dapat melupakan pengalaman dan ketakutan mereka selama hidupnya.
Kapal api Gouverneur Generaal Loudon, dengan nakhoda Lindeman, sebuah kapal Nederland Indische Stoomvaartsmaatschappij (pendahulu KPM) berlayar dari Batavia ke Padang dan Aceh dengan menyinggahi Teluk Betung, Krui, dan Bengkulu. Kapal itu berangkat pada tanggal 26 Agustus pagi hari dari Jakarta. Seorang penumpang kapal itu mengisahkan pengalamannya sebagai berikut:
“Cuaca pagi itu sangat cerah. Siang harinya kami berlabuh di Anyer, sebuah pelabuhan kecil di pantai Banten. Beberapa orang pekerja kasar naik dari pelabuhan ini. Kapal kemudian melanjutkan pelayarannya ke arah Teluk Lampung, melewati Pulau Sangiang dan Tanjung Tua. Di sebelah kiri kapal kami lihat Pulau Rakata dari kejauhan, yang kami singgahi dua bulan yang lalu.”
“Waktu Gunung Krakatau mulai bekerja bulan Mei yang lalu, setelah dua abad beristirahat, perusahaan pemilik kapal Loudon mengadakan suatu tour pariwisata bagi penduduk Batavia. Dengan membayar dua puluh lima gulden kita bisa berlayar ke Pulau Krakatau. Pada waktu itu masih mungkin untuk mendarat ke pulau, bahkan mendaki kawahnya yang mengeluarkan uap putih.”
“Sekarang gunung berapi itu nampaknya jauh lebih gawat. Asap hitam pekat membubung dari kawahnya ke langit biru dan hujan abu halus turun di geladak kapal…”
“Pada pukul 7 petang kami berlabuh di Teluk Betung. Hari amat cepat menjadi gelap, sedang lautpun agaknya makin berombak dan hujan abu makin deras. Kapal Loudon memberi isyarat ke darat agar dikirimi sekoci bagi penumpang yang akan mendarat, tetapi tidak ada jawaban apa-apa. Lalu kapten memerintahkan agar sekoci kapal diturunkan, tetapi gelombang besar tak memungkinkan untuk mencapai darat, sehingga sekoci itu harus kembali lagi.”
“Lampu pelabuhan menyala seperti biasa, tetapi tampaknya ada kejadian-kejadian luar biasa di Teluk Betung. Sekali-sekali terlihat tanda
bahaya dari kapal-kapal lain dan terdengar suara kentongan bertalu-talu. Penerangan kota dipadamkan. Sementara itu hujan abu kini berubah menjadi hujan batu apung yang deras…”
Menara Suar Patah Seperti Batang Korek Api
“Dengan rasa kurang enak kami melewatkan malam itu. Air laut makin liar dan ombak-ombak besar mendera lambung kapal tanpa hentinya. Ketika fajar menyingsing kami melihat bahwa Teluk Betung menderita kerusakan cukup parah oleh gelombang pasang. Kapal api pemerintah Barouw, terlepas dari jangkarnya dan dihempaskan ke darat. Gudang-gudang dan gedung-gedung pelabuhan lain rusak. Tetapi tak tampak tanda-anda kehidupan di kota kecil itu…”
“Pukul tujuh pagi tiba-tiba kami melihat dinding air melaju ke arah kapal kami. Loudon sempat melakukan manouvre untuk menghindar, sehingga gelombang itu mengenai sejajar dengan sisi kapal. Kapal itu menukik hebat, tetapi pada saat bersamaan gelombang itu telah lewat dan Loudon selamat. Kami sempat melihat betapa air pasang itu mendekati, lalu melanda kota Teluk Betung dengan tenaga tak terbendung…”
“Tak lama kemudian masih ada tiga gelombang dahsyat yang menghambur, yang di hadapan mata kami memporak-porandakan segala apa yang ada di pantai. Kami melihat bagaimana menara suar patah seperti batang korek api dan rumah-rumah lenyap digilas gelombang. Kapal Barouw terangkat, kemudian dicampakkan ke darat melewati puncak-puncak pohon nyiur. Yang tadinya Teluk Betung kini hanya air belaka…”
“Di kota itu tentunya ada ribuan orang yang meninggal serentak dan kotanya sendiri seperti dihapuskan dari muka bumi. Semua itu terjadi dengan cepat dan mendadak, sehingga melintas sebelum kita sempat menyadari apa yang sebenarnya terjadi. Seakan-akan dengan satu gerakan maha kuat dekor latar belakang sebuah sandiwara telah digantikan…”
“Akhirnya Kapten Lindeman memutuskan untuk meninggalkan teluk itu, karena ia beranggapan bahwa keadaannya cukup berbahaya. Kapal menuju ke Anyer dengan tujuan untuk melaporkan malapetaka yang menimpa Teluk Betung. Tak lama kemudian kapal sudah berlayar di laut lepas. Walaupun hari masih pagi, cuaca makin menggelap, dan menjelang pukul sepuluh sudah gelap seperti malam. Kegelapan itu bertahan selama delapan belas jam dan selama itu turun hujan lumpur yang menutupi geladak sampai hampir setengah meter.”
“Di ruang kemudi nakhoda melihat bahwa kompas menunjukkan gerakan-gerakan yang paling aneh; di laut terjadi arus-arus kuat, yang selalu berubah arahnya. Udara dicemari oleh gas belerang pekat yang membuat orang sulit bernapas dan beberapa penumpang menderita telinga berdesing. Barometer menunjukkan tekanan udara yang sangat tinggi. Kemudian bertiuplah angin kuat yang berkembang menjadi badai. Kapal diombang-ambingkan oleh getaran laut dan gelombang tinggi. Ada saat-saatnya Loudon terancam akan terbalik oleh luapan air yang datang dari samping. Apa saja yang tak terikat kuat dilemparkan ke laut…”
Api Santo Elmo
“Tujuh kali berturut-turut halilintar menghantam tiang utama. Dengan rentetan letupan yang gemeretak, geledek itu kadang-kadang seperti
bergantungan di atas kapal yang diterangi cahaya mengerikan. Alat pemadam kebakaran disiapkan di geladak, sebab nakhoda khawatir setiap waktu Loudon bisa terbakar.”
“Kecuali halilintar, kami juga menyaksikan gejala alam aneh lain, yakni apa yang disebut sebagai api Santo Elmo. Di atas tiang kapal berkali-kali terlihat nyala api kecil-kecil berwarna biru. Kelasi-kelasi pribumi mendaki tiang untuk memadamkan ‘api’ itu, tetapi sebelum mereka sampai ke atas gejala itu telah lenyap kemudian terlihat berpindah ke tempat lain. Api biru yang berpindah-pindah itu sungguh merupakan pemandangan yang menyeramkan dan membangunkan bulu kuduk.”
“Antara badai dan ombak besar kami mengalami saat-saat tenang. Tiba-tiba saja semuanya menjadi sunyi senyap dan lautpun licin seperti kaca. Tetapi sepi yang tak wajar ini lebih mencekam daripada gegap gempita ombak dan topan yang harus kami alami. Tak terdengar suara lain, kecuali keluh kesah dan doa para penumpang Indonesia di geladak depan, yang yakin bahwa ajal
mereka segera akan sampai.”
“Akhirnya pada malam menjelang tanggal 28 kami melihat sekelumit cahaya membersit dilangit! Seberkas sinar bulan pucat berhasil menembus awan gelap. Ketika itu sekitar pukul empat pagi. Di kapal orang bersorak-sorai gembira dengan rasa syukur dan lega.”
“Memang masih ada batu apung dan abu turun ke geladak, tetapi paling tidak kami bisa melihat sekelilingnya dengan agak jelas. Kami masih berlayar menyusuri pantai Sumatra. Nampaknya pantai sangat sunyi. Yang dulunya ditumbuhi pohon-pohon kini hanya tersisa tunggul bekas batangnya yang patah. Laut penuh dengan kayu dan batu apung, yang di pelbagai tempat mengumpul menjadi semacam pulau besar yang menutupi jalan masuk ke Teluk Lampung.”
“Tampang kapal Loudon benar-benar mengejutkan. Ia lebih mirip kapal yang tenggelam sepuluh tahun di dasar laut dan baru diangkat kembali. Kami melayari Selat Sunda dan pagi-pagi sekali Krakatau nampak kembali. Sekarang kami baru mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Seluruh pulau itu meledak sampai hancur lebur dan sebagian besar hilang. Dinding kawahnya sama sekali runtuh, kami hanya melihat celah-celah raksasa yang mengeluarkan asap dan uap.”
“Di laut, antara Pulau Sebesi dan Pulau Krakatau yang tadinya masih merupakan jalur pelayaran, kini bermunculan pulau-pulau vulkanik kecil dan berpuluh gosong arang timbul dari permukaan air. Pada delapan tempat tampak asap dikelilingi uap putih dari laut.”
“Dengan lambat kami mendekati pantai Jawa. Pemandangan yang terlihat hampir tak terperikan. Segalanya telah diratakan menjadi gurun tak bertuan. Waktu kami berlabuh di Teluk Anyer, kami baru menyadari bahwa pelabuhan kecil itu sudah tidak ada lagi. Semuanya telah tersapu bersih, tiada rumah, tiada semak, bahkan tak ada batu yang kelihatan! Hanya sebuah tonggak masih menandai bekas tempat berdirinya mercusuar. Selebihnya tidak ada apa-apa lagi, kehampaan dan kesepian…”
“Yang dulunya merupakan kampung-kampung yang makmur, kini hanya hamparan lumpur kelabu. Sungai penuh dengan puing dan lumpur. Di mana-mana tak nampak tanda-tanda kehidupan…”
“Pulau-pulau di Selat Sunda juga tak luput dari musibah. Pulau Sebesi yang pernah dihuni dua ribu orang, kini hanya tinggal seonggok bukit abu, sampai puncaknya yang hampir lima ratus meter tingginya itu, dan semua tumbuh-tumbuhan tak berbekas. Tak terlihat perahu atau desa lagi. Demikian pula keadaan pulau-pulau lain, Pulau Sebuku dan Pulau Sangiang.”
Hujan Lumpur
“Pada tanggal 29 Agustus kami kembali di Lautan Hindia. Makin ke utara, makin kurang kelihatan akibat malapetaka besar itu. Kemudian di Padang dan beberapa tempat lainnya kami bertemu dengan orang-orang yang mendengar ledakan-ledakan dan gemuruh Krakatau. Yang aneh ialah bahwa kami yang berada di tempat yang paling dekat dengan Krakatau, tidak mendengar dentuman-dentuman itu.”
Itulah kisah seorang penumpang kapal yang melihat malapetaka itu dari jarak jauh. Dari kota Teluk Betung sendiri ada saksi mata yang selamat. Menurut dia gelombang pasang yang pertama tiba tanggal 27 Agustus pagi sekitar pukul setengah tujuh, yang merebahkan lampu pelabuhan, gudang batu bara, gudang di dermaga, dan melemparkan kapal Barouw dari sisi timur bendungan melewati pemecah gelombang sampai ke Kampung Cina. Gudang Garam rusak dan Kampung Kangkung beserta beberapa kampung di pantai lainnya dihanyutkan. Kapal pengangkut garam Marie terguling di teluk, tetapi kemudian dapat tegak kembali. Orang juga melihat kapal Loudon berlabuh, kemudian berlayar lagi pada pukul tujuh.
Langit berwarna kuning kemerah-merahan seperti tembaga, dari arah Krakatau terlihat kilatan-kilatan api, hujan abu turun tiada hentinya, tetapi sekitar pukul delapan keadaannya tenang. Sementara orang-orang yang sempat mengungsi ke tempat yang tinggi waktu itu masih sempat kembali ke rumah masing-masing untuk menyelamatkan apa saja yang masih bisa diambil, atau
untuk melihat keadaan.
Kurang lebih pukul sepuluh tiba-tiba terdengar letusan hebat yang membuat orang terpaku. Suatu pancaran cahaya dan kilat terlihat di arah Krakatau. Segera setelah letusan itu hari mulai remang-remang. Kerikil batu apung mulai bertaburan. Menjelang pukul sebelas hari gelap seperti malam, hujan abu berubah menjadi hujan lumpur. Selanjutnya apa yang tepatnya berlangsung, tiada yang tahu, karena yang selamat berlindung di rumah residen dan hanya mendengar deru dan gemuruh sepanjang malam yang disebabkan oleh angin topan yang mematahkan ranting, menumbangkan kayu-kayuan, dan melemparkan lumpur pada kaca-kaca jendela. Para pelarian itu tidak sadar bahwa gelombang pasang sebenarnya sudah mendekati tempat pengungsiannya sejauh 50 m di kaki bukit.
Baru keesokan harinya orang mengetahui betapa besar kehancuran yang terjadi. Seluruh dataran diratakan dengan tanah, tiada rumah maupun pohon yang masih tegak. Yang ada hanya abu, lumpur, puing, kapal ringsek, dan mayat manusia maupun hewan bertebaran di mana-mana. Kapal Barouw sudah tak terlihat lagi. Baru kemudian kapal yang naas itu ditemukan di lembah Sungai Kuripan, di belakang belokan lembah pada jarak 3.300 m dari tempat berlabuhnya, dan 2.600 m dari Pecinan, tempatnya dicampakkan gelombang pertama pukul setengah tujuh itu. Sejumlah perahu kandas di tepi lembah, sebuah rambu laut ditemukan di lereng bukit pekuburan. Awak kapal Barouw,
mualim pertama Amt dan juru mesin Stolk hilang tak ketahuan rimbanya.
Bagian pantai Sumatra yang terjilat malapetaka Krakatau paling parah, terutama adalah yang letaknya berhadapan dengan Selat Sunda. Misalnya tempat-tempat di tepi Teluk Semangka.
Terjepit Dua Rumah
Seorang Belanda yang mengalami pribadi kedahsyatan letusan Krakatau dan berhasil mempertahankan hidupnya adalah seorang controleur yang ditempatkan di Beneawang, ibukota afdeling Semangka, yang letaknya di Teluk Semangka, Lampung. PLC. Le Sueur, pejabat Belanda itu, melaporkan kepada atasannya dalam sepucuk surat tertanggal 31 Agustus 1883 sebagai berikut:
“Pada hari Minggu sore, menjelang pukul empat, sewaktu saya sedang membaca di serambi belakang rumah saya, tiba-tiba saja terdengar beberapa dentuman yang menyerupai letusan meriam. Saya mengira bahwa residen yang menurut rencana akan tiba besok dengan kapal bersenjata pemerintah telah mempercepat jadwal kunjungannya. Saya segera mengumpulkan para kepala adat dan pejabat setempat ke pantai. Tetapi kami tidak melihat ada kapal di laut. Saya segera kembali ke rumah.”
“Baru saja saya sampai di rumah, seorang pesuruh melaporkan bahwa air laut mulai naik dan beberapa kampung di pantai sudah tergenang. Saya segera berangkat lagi untuk menertibkan keadaan di antara rakyat yang mulai panik dan memanggil-manggil nama Allah. Saya menyuruh mereka membawa wanita dan anak-anak ke tempat-tempat yang letaknya lebih tinggi. Kemudian air surut
lagi dengan cepat, tetapi mulai hujan abu.”
“Sekitar pukul empat pagi saya dibangunkan oleh orang-orang yang memberitakan bahwa di kaki langit terlihat cahaya kemerah-merahan. Saya merasa khawatir…”
“Pukul enam pagi, hari Senin, saya pergi ke pantai. Permukaan air laut jauh lebih rendah dari biasanya. Sementara batu karang yang biasanya tak nampak, kini menjadi kering. Selanjutnya saya mendengar guruh sambung-menyambung, sehingga saya khawatir masih ada hal-hal yang lebih mengerikan yang akan menimpa kami…”
“Setiba di rumah saya menyuruh memanggil Van Zuylen (pembantu saya) untuk menulis rancangan surat kepada residen tentang apa yang terjadi. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh lewat, tetapi cuaca begitu gelap sehingga lampu-lampu masih menyala. Sejurus kemudian kata Van Zuylen: ‘Maaf tuan, untuk sementara saya berhenti menulis saja. Saya merasa gelisah.’”
“Baru saja ia mengatakan itu, tiba-tiba kami mendengar ribut-ribut. Laki-laki, perempuan, dan anak-anak berlarian sambil berteriak: ‘Banjir!
Banjir!’. Van Zuylen dan saya segera keluar dan menawari orang-orang itu agar berlindung di rumah saya saja, karena rumah saya terletak di tempat yang agak tinggi dan dibangun di atas tiang. Tetapi tak lama kemudian air pasang kembali ke laut sehingga semuanya tenang kembali…”
“Ketenangan itu tak berlangsung lama: Sejurus kemudian air laut kembali lagi dengan debur dan gemuruh yang menakutkan. Di rumah saya saat itu sudah ada sekitar tiga ratus orang pengungsi. Saya mondar-mandir di antara mereka untuk agak menenangkan mereka. Tiba-tiba saya mendengar serambi depan runtuh dan air segera menerjang ke dalam rumah. Saya menganjurkan mereka untuk pindah ke serambi belakang. Baru saja saya mengatakan itu, tiba-tiba seluruh rumah roboh berantakan dan kami semuanya terseret oleh arus air.”
“Setelah itu saya tak tahu lagi apa yang terjadi. Saya berhasil meraih sekerat papan dan mengapung mengikuti aliran air, sampai kaki saya
tersangkut sesuatu sehingga papan itu harus saya lepaskan. Setelah itu saya berhasil menggapai beberapa keping atap. Saya berpegangan erat-erat sampai air kembali ke laut dan kaki saya menginjak tanah. Saya menggunakan jas saya untuk melindungi kepala dari hujan lumpur.”
“Di kejauhan saya mendengar suara minta tolong dari laki-laki, perempuan, dan anak-anak, tetapi saya tak berdaya menolong. Saya tak bisa berdiri karena lemas, takut, dan terkejut, lagi pula tak terlihat apa-apa sebab gelap. Saya mendengar air datang lagi dengan kuatnya. Saya hanya bisa berdoa sejenak memohon penyelamatan nyawa kami semua sambil menyiapkan diri untuk menghadapi maut. Lalu saya dihanyutkan oleh air, diputarkan, lalu dicampakkan dengan kekuatan dahsyat. Saya terjepit di antara dua rumah yang mengapung. Saya tak bisa bernapas lagi rasanya. Saya mengira bahwa ajal saya sudah sampai. Tetapi tiba-tiba kedua rumah itu terpisah lagi. Kemudian
Saya mendapat batang pisang yang tak saya lepaskan lagi…”
“Dengan batang pisang itu saya mengapung beberapa lama, berapa lama tepatnya saya tak tahu lagi. Waktu air surut, saya terduduk saja,
barangkali sejam lamanya saya di situ tanpa bergerak. Di sekitar saya masih gelap gulita dan hujan lumpur berlangsung terus.”
Kontrolir Berteriak Minta Tolong
“Akhirnya Saya mendengar suara-suara manusia di dekat tempat itu. Saya memanggil, bangkit, lalu mulai berjalan tertatih-tatih dengan mata tertutup lumpur sambil meraba-raba jalan saya. Semua pakaian saya, kecuali baju kain flanel, telah tercabikkan dari badan saya. Saya berjalan dalam keadaan kedinginan di bawah hujan lumpur, tetapi tidak berhasil menemukan orang-orang yang saya dengar suaranya itu.”
“Saya menginjak semak-semak berduri dan kulit saya tercabik oleh duri rotan, sedang saya lebih banyak jatuh bangun daripada berjalan. Akhirnya saya mendengar ada orang berkata dalam bahasa Lampung: ‘Kita tak jauh dari sungai besar.’ Saya mempercepat jalan saya sedapatnya, menyapu lumpur dari mata saya lalu bergegas menuju ke arah suara tadi. Saya bertemu seorang Jawa, seorang Palembang, dan beberapa wanita Jawa.”
“Tak lama kemudian kami melihat cahaya obor dari jauh. Tanpa berhenti saya berteriak: ‘Tolong! Tolong! Saya kontrolir!’ Tetapi agaknya pembawa obor itu tak mendengar suara saya. Beberapa kali kami melihat cahaya itu, tapi kemudian menghilang di dalam kegelapan. Ketika itu semestinya sudah pukul delapan atau sembilan pagi, tetapi masih gelap gulita…”
“Akhirnya ada juga seorang pembawa obor yang datang mendapatkan kami. Saya katakan kepadanya siapa saya, lalu ia mengantarkan saya melewati hutan semak berduri dan mengarungi lumpur ke Kampung Kasugihan, kemudian diteruskan ke Penanggungan. Hari sudah pukul delapan malam waktu kami tiba di sana. Di kampung ini saya baru beristirahat sejam ketika kami mendengar gemuruh air, sehingga tempat ini juga masih belum aman. Kami melarikan diri lagi ke arah pegunungan. Setelah dua jam berjalan kami mencapai desa Payung yang terletak di lereng Gunung Tanggamus. Di tempat ini ada yang memberi saya sehelai sarung, sehingga saya berpakaian agak pantas.”
“Mujur bahwa saya mendapat sambutan baik dari kepala desa maupun rakyatnya, sehingga setiap hari saya bisa makan nasi dengan lauk ayam. Pada hari Selasa saya menyuruh orang untuk menyelidiki siapa-siapa yang masih hidup dari tempat-tempat di pantai. Hasilnya amat menyedihkan. Hampir seluruh Beneawang musnah. Saya perkirakan korban jiwa di daerah ini ada sekitar seribu orang. Banyak kampung lenyap. Di banyak desa terjadi kelaparan.”
“Mohon dikirim beberapa potong pakaian, sebab saya tak mempunyai apa-apa lagi, juga sepatu dan selop.”
Hujan Batu Apung Membara dan Abu Panas
Menurut laporan resmi, di Beneawang sekitar 250 orang meninggal, termasuk hampir semua pemuka adat daerah itu yang berkumpul untuk menyambut kedatangan Residen. Termasuk Van Zulyen, klerk griffier pembantu Le Sueur, satu-satunya orang Belanda yang tewas. Kampung-kampung di sebelah barat dan timur Teluk Semangka mengalami penghancuran total atau sebagian; di Tanjungan dan di Tanjung Beringin yang terletak di dekatnya, 327 orang dinyatakan hilang, di Betung yang berdekatan, 244 orang.
Dari Ketimbang di pantai Teluk Lampung kita ikuti kisah kontrolir Beyerink yang lebih mengenaskan, karena ia pribadi kehilangan seorang anggota keluarganya dalam malapetaka itu.
“Pada Minggu sore, tanggal 26 Agustus itu distrik kami ditimpa hujan abu dan batu apung yang membara. Rakyat melarikan diri dalam suasana panik. Abu yang jatuh itu begitu panasnya, sehingga hampir semua orang menderita luka bakar pada muka, tangan, dan kaki. Di antara penduduk yang berjumlah kurang lebih tiga ribu orang yang mengungsi bersama saya ke daerah yang lebih tinggi, paling sedikit ada seribu orang yang meninggal karena luka bakar. Seorang di antara anak saya juga ikut meninggal. Kami terpaksa memakamkannya dalam abu.”
Antar pukul sembilan dan sepuluh malam air mulai menggenangi rumah kontrolir. Ini merupakan dorongan kuat bagi Beyerink untuk mengajak keluarganya yang terdiri atas istrinya dan kedua anaknya yang masih kecil memgungsi ke Kampung Umbul Balak di lereng Gunung Rajabasa. Semalam-malaman turun hujan kerikil dan abu, hari Minggunya sampai pukul sebelas hujan deras, paginya antara pukul sembilan dan sepuluh jatuh kepingan-kepingan batu apung, ada yang sebesar kepala. Ledakan-ledakan sudah terdengar terus-menerus sejak hari Minggu dan sejak hari Senin tercium bau belerang.
Gelegar letusan terhebat terdengar sekitar pukul sepuluh, disusul segera oleh kegelapan total. Tak lama kemudian mulai turun abu panas, yang rasanya sangat nyeri saat mengenai kulit. Ini berlangsung kira-kira seperempat jam, mungkin lebih lama, disertai uap belerang yang menyesakkan napas.
Sesudah itu turun hujan lumpur, yang melekat pada tubuh seperti lem, tetapi lebih mending daripada abu panas yang mengakibatkan luka-luka bakar. Lumpur dan abu silih berganti berjatuhan semalam suntuk, mungkin juga sampai Selasa pagi.
Selama lima hari Beyerink dengan keluarganya menderita di bawah tempat berteduh yang sederhana, dikelilingi sejumlah besar rakyat yang ikut melarikan diri ke tempat itu. Mereka semuanya sangat menderita, terutama oleh luka-luka bakar yang tak diobati. Anak terkecil keluarga Beyerink akhirnya meninggal karena luka-lukanya dan keadaan yang menyedihkan itu.
Akhirnya mereka dibebaskan oleh kapal bargas Kedirie yang pada Sabtu pagi, tanggal 31 Agustus membuang sauh di Teluk Kalianda. Nakhoda kapal beserta beberapa anak buahnya melakukan peninjauan ke darat. Mereka mendengar bahwa kontrolir dan keluarganya mengungsi di Umbul Balak. Mereka bergegas menjemputnya. Dengan bantuan tandu keluarga yang malang itu akhirnya dapat dibawa ke pantai dan hari itu juga Kedirie bertolak ke Jakarta.
Tersangkut Di Pohon
Kapal bargas Kedirie menyelamatkan sejumlah korban, di antaranya seorang kakek yang berumur sekitar enam puluh tahun, bernama Kimas Gemilang, yang kemudian dirawat di rumah sakit umum di Jakarta. Dalam sebuah wawancara dengan harian berbahasa Belanda ia mengisahkan pengalamannya sebagai berikut:
“Pada hari Senin pagi, sekitar pukul enam, saya menuju ke pantai, tak jauh dari rumah saya di Ketimbang. Saya melihat permukaan air laut sangat tinggi, jauh lebih tinggi daripada sehari-hari, tetapi saya tidak melihat gelombang atau hal lain yang mencurigakan. Sekitar sepuluh menit kemudian, saya melihat air menggulung dari kejauhan, warnanya hitam dan tingginya menyerupai gunung. Saya hendak melarikan diri, tetapi sudah tak keburu sebab air telah mencapai saya, sehingga saya terseret.
Mujurnya, saya tersangkut pada batang pohon besar. Saya memanjat pohon itu sampai ke puncaknya. Tak lama sesudah itu air menghilang sama cepatnya seperti tibanya tadi. Setelah lewat lima menit gelombang pasang itu datang kembali. Saya tetap bertengger di pohon, tak berani turun. Sesudah lewat sekitar satu jam air pasang tak kembali lagi, barulah saya perlahan-lahan merosot ke bawah. Tetapi saya tak mampu berjalan karena cedera akibat hempasan gelombang tadi. Jadi saya duduk dan rebah di bawah pohon penyelamat itu beberapa hari dan beberapa malam dalam keadaan antara sadar dan tidak, seperti terbius, tanpa mengetahui apa yang terjadi di sekeliling saya.
Tentu saja selama beberapa hari itu saya tidak makan dan minum sampai suatu pagi, saya sudah tak tahu lagi hari apa, ada seorang Cina menghampiri saya, lalu mengangkat saya ke perahunya. Di tengah laut kami ditolong oleh sebuah kapal api yang membawa saya kemari.”
Demikianlah kisah beberapa saksi mata yang mengalami secara pribadi malapetaka Krakatau itu. Para pengamat waktu itu setelah mengumpulkan data yang diperoleh, menyimpulkan bahwa letusan Krakatau bulan Agustus 1883 itu tidak disertai atau didahului oleh gempa kuat. Di beberapa tempat memang terasa guncangan ringan.
Bulan dan Matahari Berwarna-Warni
Yang meminta korban jiwa maupun kerusakan paling berat adalah air pasang yang melanda pantai-pantai yang berbatasan dengan Selat Sunda dan utara Pulau Jawa. Hanya sebagian kecil korban diakibatkan oleh abu panas, sedang awan panas dan gas beracun tak tercatat. Dari laporan-laporan ternyata bahwa gelombang pasang itu terjadi tiga kali, yang pertama pada hari Minggu pukul 18.000, pada hari Senin sekitar pukul 06.30, dan pukul 10.30. Gelombang yang terakhir adalah yang terbesar, yang menyebabkan kerusakan paling banyak. Penghancuran Teluk Betung dan Caringin terutama diakibatkan oleh gelombang yang terakhir itu.
Setelah aktif selama 121 hari sejak bulan Mei dan puncak ledakan tanggal 28 Agustus itu akhirnya semuanya menjadi tenang kembali. Krakatau lenyap seperti ditelan bumi; hampir seluruh belahan utara pulau itu hilang. Yang tinggal hanya bebatuan sepanjang 813 meter. Gunung berapi Danan dan Perbuatan juga gaib, dan di tempat itu terbentuk kaldera raksasa yang berdiameter 7,4 km.
Abu halus yang dilontarkan ke angkasa ditiup ke arah barat oleh angin dan keliling dunia dengan kecepatan 121 km tiap jamnya. Setelah enam minggu, dalam bulan Oktober 1883 suatu sabuk debu dan abu halus menyebar sekitar bumi. Hanya dua hari setelah letusan abu halus itu sudah meliputi benua Afrika dan lima belas hari kemudian telah mengitari bumi, mengkibatkan suatu kabut di seluruh daerah khatulistiwa yang menyebar sedikit demi sedikit. Pada tanggal 30 Nopember kabut itu mencapai Eslandia. Kabut itu menyebabkan pelbagai dampak optik, termasuk senja kala yang gilang-gemilang, matahari dan bulan berwarna, dan munculnya corona. Di banyak tempat di dunia terlihat matahari atau bulan berwarna merah jambu, hijau, biru. Enam bulan setelah letusan Krakatau, penduduk Missouri di Amerika Serikat melihat matahari kuning dengan latar belakang langit hijau.
Sebuah majalah populer Belanda memberi judul karangan tentang letusan Krakatau “Lebih hebat dari bom atom.” Ledakan bom atom bukan apa-apa dibandingkan dengan letusan Krakatau. Bom atom pertama yang diledakkan sebagai percobaan di dekat Los Alamos pada tanggal 16 Juni 1945 memancarkan energi sebesar 0,019 Megaton, sedangkan ledakan Krakatau diperkirakan sebesar 410 megaton!
Kekuatan letusan itu setara dengan 21.428 bom atom. Sedangkan korban jiwa yang direnggutnya oleh gelombang pasang merupakan yang tertinggi yang pernah tercatat sampai hari ini. Ini belum terhitung korban tidak langsung yang meninggal oleh penyakit dan kelaparan yang terjadi kemudian.
Di edit dari: http://rovicky.wordpress.com/
Jadi ingat, betapa kecilnya kita di bumi ini. Setiap saat kita terancam yang namanya bencana alam. Jika kita tinggal dekat gunung, setiap saat meletus, dekat pantai setiap saat tsunami terjadi. Dekat sungai banjir banding tiba-tiba dating tanpa permisi.
Kita hanya bias pasrah, hanya amal iman serta ketaqwaan kita pada pencipta yang dapat membuat kita tenang hidup di dunia ini. Kalau kita selalu was- was kita takkan hidup tenang di bumi ini. Kalau kita terlalu larut dalam urusan dunia, kita juga takkan punya persiapan dalam menghadap sang pencipta.
Semoga kita dapat renungkan bersama.
Label: cerita