Saudaraku, aku pernah merasakan terancam penjara karena hutangku pada kerabat dekatku. Karena aku menjalankan usaha MLM dan usaha lainnya dengan menggunakan modal dari para kerabat dekat, ternyata aku gagal dan meninggalkan banyak hutang hingga 8 jutaan. Akupun dilaporkan ke polisi dan dianggap penipuan.
Seperti disambar petir hati dan perasaanku saat itu. Akhirnya istriku menjadi tkw untuk menyelesaikan maslahku. Meski kerabat dekat, mereka tidak mau tahu. Yang penting hutang adalah hutang. Aku sangat berhati-hati saat ini. Aku tak mau lagi terlibat hutang begitu besar. Hingga anak dan istriku menjadi korban. Kujalankan hidupku dengan segenap kemampuanku dan takkan lagi menumpuk hutang.
Untunglah orang tuaku berbaik hati mengorbankan harta miliknya untuk menutup sebagian hutangku, walau mereka masih tidak mengerti, mengapa aku punya hutang yang begitu besar bagi kami.
Jika saja mereka tahu rasanya terlilit hutang, mungkin mereka takkan sampai hati melaporkan aku ke polisi. Sekarang di kampung ini, namaku benar-benar cemar karena mereka mengolok-olok aku setiap hari. Orang sekitarku memandang rendah padaku. Aku dan istriku hidup seperti di penjara sosial. Meski hutangku sudah terbayar, tapi mereka masih mengolokku setiap hari.
Mungkin ini bagian dari hidupku yang harus kujalani. Biarlah Tuhan menjadi saksi bahwa aku bukanlah orang jahat, aku hanya ingin berbuat baik dan ingin selalu memenuhi kebutuhan keluargaku. Aku tak ingin anak dan istriku kelaparan. Walau aku hanya masih bisa memberi makan, belum bisa membangun rumah untuk kami tempati, aku akan terus berusaha.
Terancam Bilik Terali Besi
Diposting oleh
andreas
Sabtu, 18 Oktober 2008
0 komentar:
Posting Komentar