BUNGA BANGSAKU

The World Explorer

Mengingat Dahsyatnya Letusan Gunung Galunggung


Gunung Galunggung masuk dalam jajaran gunung paling berbahaya di Indonesia. Bulan ini, aktivitas gunung yang terletak di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, itu kembali meningkat.

Meski aktivitas Galunggung tidak sesering Merapi di Yogyakarta atau Krakatau di Selat Sunda, namun sejarah mencatat, gunung ini pernah merenggut lebih dari 4.000 jiwa dalam erupsi pada Oktober 1822. Kelompok Keilmuan Geodesi Institut Teknologi Bandung (ITB) mencatat Galunggung sudah meletus sebanyak empat kali.

Pada 1822, Galunggung melepaskan material vulkanik seperti butiran pasir kemerahan bersuhu sangat panas, abu halus, awan panas, serta lahar mengalir mengikuti aliran sungai yang bergerak ke arah tenggara. Tak heran jika letusan dahsyat itu merenggut hingga 4.011 jiwa dan meluluhlantakkan 114 desa.

Dampak letusan juga dirasakan pada radius 40 kilometer ke arah timur dan selatan dari puncak gunung.

Pada 7 Oktober 1894, gunung yang memiliki ketinggian 2.168 di atas permukaan laut (dpl) ini kembali “batuk” diikuti dengan muntahan awan panas yang menghancurkan sekira 50 desa. Pada 27 Oktober, sempat terjadi aliran lahar panas yang serupa dengan letusan pada 1822.

Letusan ketiga, dimulai pada 16 Juli 1918 yang menghasilkan hujan abu dengan ketebalan dua sampai lima milimeter. Letusan yang diawali dengan gempa bumi ini terjadi selama empat hari. Letusan menghasilkan kubah lava di dalam danau kawah setinggi 85 meter. Kubah lava ini kemudian dinamakan gunung jadi.

Terakhir, Gunung Galunggung meletus pada 1982. Dalam catatan Teknik Geodesi ITB, ini merupakan letusan Galunggung terlama yaitu sembilan bulan. Galunggung meletus mulai 5 April 1982 hingga 8 Januari 1983.

Letusan saat itu disertai dengan dentuman keras, pijaran api, serta kilatan halilintar dan merenggut 18 korban jiwa. Tak hanya itu, erupsi juga menimbulkan kerugian ekonomi yang besar, karena selama sembilan bulan warga harus meninggalkan aktivitas pertanian. Warga di 22 desa, harus meninggalkan rumah mereka untuk mengungsi.

Letusan juga mengakibatkan perubahan peta wilayah di radius 20 kilometer dari puncak Galunggung. Wilayah yang masuk dalam perubahan pemetaan adalah Kecamatan Indihiang, Kecamatan Sukaratu, dan Kecamatan Leuwisari. Ini disebabkan terputusnya jalan dan aliran sungai karena diterjang lahar dingin berupa bebatuan.

Pada Oktober 2010 ini, Galunggung menunjukkan peningkatan aktivitas. Jika September lalu hanya tercatat empat kali gempa vulkanik, bulan ini Oktober ini sudah tercatat 34 kali gempa.

Apa jadinya ya, kalau semua gunung di Indonesia meletus bersama sama? semoga itu tak terjadi. Kita ambil hikmahnya. Bahwa kita dan semua yang kita punya ini hanyalah pinjaman dan harus dikembalikan pada yang punya.

Edit dari :okezone.com

0 komentar:

Pengikut