BUNGA BANGSAKU

The World Explorer

Kisah Jawa Tentang Aji Saka Dan Dewata Cengkar


Budaya Jawa tak lepas dari berbagai unsur kebudayaan. Terutama Hindu, Islam, dan Buddha. Termasuk kisah raja -raja tanah jawa.

Berikut ini adalah sedikit cerita tentang legenda dari tanah Jawa, yaitu tentang Aji Saka.

Dahulu kala, ada sebuah kerajaan bernama Medang Kamulan yang diperintah oleh raja bernama Prabu Dewata Cengkar yang buas dan suka makan manusia. Setiap hari sang raja memakan seorang manusia yang dibawa oleh Patih Jugul Muda. Sebagian kecil dari rakyat yang resah dan ketakutan mengungsi secara diam-diam ke daerah lain.

Di dusun Medang Kawit ada seorang pemuda bernama Aji Saka yang sakti, rajin dan baik hati. Suatu hari, Aji Saka berhasil menolong seorang bapak tua yang sedang dipukuli oleh dua orang penyamun. Bapak tua yang akhirnya diangkat ayah oleh Aji Saka itu ternyata pengungsi dari Medang Kamulan. Mendengar cerita tentang kebuasan Prabu Dewata Cengkar, Aji Saka berniat menolong rakyat Medang Kamulan. Dengan mengenakan serban di kepala Aji Saka berangkat ke Medang Kamulan.

Perjalanan menuju Medang Kamulan tidaklah mulus, Aji Saka sempat bertempur selama tujuh hari tujuh malam dengan setan penunggu hutan, karena Aji Saka menolak dijadikan budak oleh setan penunggu selama sepuluh tahun sebelum diperbolehkan melewati hutan itu.
Tapi berkat kesaktiannya, Aji Saka berhasil mengelak dari semburan api si setan. Sesaat setelah Aji Saka berdoa, seberkas sinar kuning menyorot dari langit menghantam setan penghuni hutan sekaligus melenyapkannya.

Aji Saka tiba di Medang Kamulan yang sepi. Di istana, Prabu Dewata Cengkar sedang murka karena Patih Jugul Muda tidak membawa korban untuk sang Prabu.

Dengan berani, Aji Saka menghadap Prabu Dewata Cengkar dan menyerahkan diri untuk disantap oleh sang Prabu dengan imbalan tanah seluas serban yang digunakannya.

Saat mereka sedang mengukur tanah sesuai permintaan Aji Saka, serban terus memanjang sehingga luasnya melebihi luas kerajaan Prabu Dewata Cengkar. Prabu marah setelah mengetahui niat Aji Saka sesungguhnya adalah untuk mengakhiri kelalimannya.

Ketika Prabu Dewata Cengkar sedang marah, serban Aji Saka melilit kuat di tubuh sang Prabu. Tubuh Prabu Dewata Cengkar dilempar Aji Saka dan jatuh ke laut selatan kemudian hilang ditelan ombak.

Aji Saka kemudian dinobatkan menjadi raja Medang Kamulan. Ia memboyong ayahnya ke istana. Berkat pemerintahan yang adil dan bijaksana, Aji Saka menghantarkan Kerajaan Medang Kamulan ke jaman keemasan, jaman dimana rakyat hidup tenang, damai, makmur dan sejahtera.

Sumber:http://www.e-smartschool.com/

Wah, zaman duhulu banyak raja yang semena-mena terhadap rakyatnya, bahkan sampai di makan segala, hi...ngeri.
Manusia dimasak lalu dimakan. Benar-benar kejam Dewata Cengkar. Yang jelas kita dapat mengambil kesimpulan dari kisah ini bahwa kejahatan itu pasti akhirnya kalah dengan kebenaran.

3 komentar:

Anonim 22 Februari 2012 pukul 17.28  

Orang Jawa sangat akrab dengan sanepan (perumpamaan). Kisah Ajisaka tersebut sangat populer dikalangan jawa penuntut ilmu dan dewata cengkar sendiri menggamarkan kekuasaan yang ngajipumpung seperti keadaan sekarang ini juga yaitu "Hari ini siapa yang aku makan"
Mengentaskan polemik ini harus dengan revolusi agraris yaitu penguasaan kemali tanah oleh kaum proletar atau rakyat yang tertindas dan dimakan oleh penguasa. (Itulah jawa)

Anonim 19 Januari 2013 pukul 20.25  

Mirip kisah wamana awatara

Ismojo 16 Februari 2018 pukul 03.17  

Menurutku:
Itu bukan sorban tp ikat kepala
Aji Saka (samaran oleh pengarang) dari india krn tulisan yg diciptakan lebih mirip india.
Dewata Cengkar: raja di tanah gersang. Tidak benar dia makan orang. Tp dia raja lalim. Buaya putih: DC menyucikan diri menjadi pendeta?

Pengikut